x

Semoga cepat sembuh yang ditujukan untuk Setya Novanto. twitter.com

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sepeninggal Setnov, Akankah Golkar Berubah?

Siapakah pengganti Setnov, dan apakah ia akan membawa perubahan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apakah drama Setya Novanto akan menyadarkan para petinggi partai untuk berubah ataukah mereka tetap membutakan diri terhadap kenyataan? Mengingat perkembangan saat ini, upaya memertahankan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR jelas lebih sulit dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Jadi, pilihannya hanyalah menempatkan orang lain di kedua jabatan itu.

Pertanyaannya: siapa sosok pengganti itu dan apakah ia akan membawa perubahan atau setidaknya menunjukkan adanya sinyal perubahan di tubuh Golkar? Bila orang yang menempati kedua posisi strategis itu adalah teman-teman dekat Setnov, maka sesungguhnya drama Setnov belum usai. Apa yang sedang terjadi berpotensi menadi salah satu babak saja dari cerita yang masih berlanjut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua orang sudah terlihat sangat berminat untuk duduk di kursi nomor satu Golkar, yakni Sekjen Idrus Marham dan (salah satu) Ketua Harian Nurdin Halid. Keduanya teman dekat Setnov. Bila salah satu di antara mereka resmi menggantikan Setnov, maka Golkar tidak akan lepas dari bayang-bayangi sosok ini.

Sebagian politikus Golkar niscaya memahami bahwa hal itu berpotensi merugikan partai mereka dalam pemilihan umum, walaupun mungkin juga tidak terlampau besar, mengingat masyarakat kita cenderung mudah lupa akan peristiwa semacam ini. Sudah tiga ketua umum partai mendahului Setnov menghuni rumah tahanan KPK, apakah pilihan masyarakat akan terpengaruh? Bisa jadi tidak.

Walaupun teman-teman Setnov sangat mungkin tidak akan tinggal diam terhadap keinginan perubahan yang disuarakan sebagai elit partai, namun pertarungan boleh jadi tidak akan berlangsung seru. Teman-teman Setnov mungkin saja tidak akan sepenuhnya tersingkir, tapi juga tidak ada yang akan menempati posisi puncak.

Adanya kepentingan eksternal mengenai siapa yang duduk sebagai Ketua Umum baru Golkar tidak dapat diabaikan. Ketika Setnov terpilih sebagai orang nomor satu partai ini, pemerintah berkepentingan. Pimpinan yang dibelit masalah memudahkan pemerintah dalam bernegosiasi dengannya. Mengingat kepemimpinan yang dibelit masalah, sikap oposisi partai akan cenderung melunak manakala menghadapi tekanan pemerintah.

Begitu pula saat ini, pemerintah berkepentingan agar Partai Golkar dipimpin orang yang dapat diajak bekerjasama dan partai tetap mendukung pemerintahan. Satu-satunya orang Golkar yang duduk di kabinet saat ini hanyalah Airlangga Hartarto, yang menempati posisi Menteri Perindustrian dan di Golkar menempati posisi Koordinator Bidang Perekonomian.

Di tengah minat beberapa teman dekat Setnov untuk duduk di posisi Ketua Umum Golkar, nama Airlangga bahkan sudah digosok-gosok. Di antara kubu-kubu dalam Partai Golkar, Airlangga dianggap dapat berperan sebagai sosok penengah. Jalan Airlangga ke kursi Ketua Umum memang masih beberapa langkah lagi, namun tampaknya ia tidak akan menghadapi rintangan yang berarti. Mesin penggosok sudah bekerja untuk memastikan hal itu.

Kembali ke pertanyaan semula: apakah pergantian ketua umum akan membawa angin perubahan di tubuh Golkar? Tampaknya momentum ini tidak akan banyak berarti, sebab Golkar tetap akan menjadi partai yang pragmatis. Tidak mudah bagi partai ini untuk meninggalkan warisan sejarahnya sebagai partai penguasa, yang bahkan mungkin sudah melekat dalam DNA-nya. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu