Indonesia dengan berbagai ras, suku, bahasa, hingga budaya merupakan keunikan tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Kekayaan alam yang memikat pihak asing untuk merenggut bahkan mengeksploitasinya merupakan anugeran yang diberikan Tuhan kepada kita. Apakah kita tidak berfikir bahwa jika kita sendiri yang memanfaatkan keunikan dan kekayaan ini akan lebih baik daripada ketergantungan terhadap pihak lain?
Pertanyaan diatas hanya merupakan pola pikir sebagian orang di indonesia. Ketika masalah politik dan masalah internal strategis di Indonesia melebur pemikiran orang indonesia untuk menjawab pertanyaan di atas. Kita banyak dialihkan dengan isu-isu yang membuat kita tidak peduli terhadap negara ini karena pemikiran kita sudah memikirkan bagaimana kita supaya senang sendiri, untung sendiri dan tidak memikirkan keadaan disekitar kita.
Peduli satu sama lain tanpa adanya perselisihan antar masyarakat, memanfaatkan SDM sebaik-baiknya, memperkuat kerukunan antar umat beragama, menghilangkan rasisme merupakan solusi terbaik untuk menjawab pertanyaan diatas.
Kerukunan umat beragama merupakan aset dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila dengan sila pertamanya itu sudah menunjukan bahwa pedoman yang harus ada dalam pemikiran setiap warga Indonesia. Isu agama ini yang sekarang sedang banyak dimanfaatkan untuk memecah belah bangsa Indonesia oleh pihak asing. Sosial media merupakan media paling rentang yang digunakan untuk provokasi terutama tentang isu-isu agama. Kita tidak boleh mudah terprovokasi oleh isu-isu agama terutama yang ada di sosial media. Dalam penggunaan sosial media harus bijak dan mematuhi undang-undang yang dibuat oleh pemerintah.
Kita dapat membenahi dan memajukan Indonesia ini dengan perlahan, mulai dari menerapkan kerukunan antar umat beragama. Kita harus mengajak seluruh warga Indonesia untuk menerapkan kerukunan antar beragama tersebut. (IFB)
Ikuti tulisan menarik Astrajingga lainnya di sini.