x

Ayah dan lima anaknya di Belanda tinggal di ruang bawah tanah rumah mereka selama sembilan tahun mengikuti aliran kepercayaan mereka. Sumber: Yahoo News UK

Iklan

Dian Novitasari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Oktober 2019

Kamis, 17 Oktober 2019 20:43 WIB

Isu Kiamat: Orang Ponorogo Hijrah ke Malang, Keluarga Belanda Ngumpet 9 Tahun

Kisah orang-orang yang menyakini kiamat segera tiba ini menarik. Tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga Belanda. Latar belakang keyakinan atau agama mereka jelas berbeda, reaksinya juga beda.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kisah orang-orang yang menyakini kiamat segera tiba ini menarik.  Tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga Belanda.  Latar belakang keyakinan atau agama mereka jelas berbeda, reaksinya juga beda.  Hanya, perilaku mereka tentu sama-sama dianggap kurang wajar bagi masyarakat umum.

Di Ponorogo, Jawa Timur, kasus itu  pernah muncul beberapa bulan lalu.  Sebanyak  52 orang menjual harta benda mereka dan diam-diam pergi ke Malang karena percaya langkah itu akan menyelamatkan mereka dari kiamat.

Di Belanda hal serupa terjadi dan baru terungkap sekarang. Bedanya, sosok yang meyakini hal itu cuma satu, yakni  Josef B, yang menyekap anak-anaknya selama 9 tahun  untuk menanti  kiamat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sembunyi menunggu kiamat
Kepolisian Belanda menahan seorang pria 58 tahun bernama Josef B di wilayah  Drenthe, pada 15 Oktober  2019. Seperti dilaporkan BBC Indonesia, ia dituduh  menyekap anggota keluarga secara sengaja selama 9 tahun.  Lelaki ini akan diadili karena  merampas kebebasan dan membahayakan kesehatan anak-anaknya.

Kasus ini terkuak saat  Jan Zon van Dorsten, putra sulung  Josef,  memesan bir di sebuah bar di Desa Ruinerwold. Lelaki ini  bercerita bahwa ia baru melarikan diri dan perlu pertolongan polisi.

"Dia berambut panjang, janggut kotor, mengenakan pakaian usang, dan tampak bingung. Dia berkata dirinya tidak pernah sekolah dan tidak pernah ke tempat pangkas rambut selama sembilan tahun," kata pemilik bar itu, Chris Westerbeek, kepada RTV Drenthe.

Polisi lalu menyambangi rumah yang dimaksud Jan dan menemukan lima adik-adiknya. Saat itulah, polisi kemudian menangkap  Josef B.  yang  berkewarganegaraan  Austria, ayah mereka.  Keenam anak-anak itu disekap dalam sebuah ruangan kecil di rumah. Televisi lokal mewartakan keluarga itu kemungkinan penganut aliran kepercayaan apokaliptik “akhir zaman” yang menunggu hari kiamat.

Hijrah ke Malang
Di Indonesia, kasus serupa juga terjadi pada Maret lalu. Seperti dilaporkan oleh BBC Indomesia, sebanyak 52 orang warga Ponorogo, Jawa Timur 'hijrah' ke Malang karena diduga takut kiamat. Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni membenarkan hal itu. Mereka mayoritas bekerja sebagai petani dan menjadi anggota jamaah Thoriqoh Musa yang dipimpin oleh  Khotimun.

Menurut Ipong, mereka meninggalkan desa secara bertahap dalam waktu dua minggu belakangan. Sebagian orang-orang tersebut,  kata Ipong, mengatakan kepada tetangganya bahwa mereka hendak "mondok"  sebuah pesantren  di Kabupaten Malang, untuk mengikuti guru mereka, Khotimun.

Beberapa warga lainnya, kata Ipong, pergi tanpa pamit saat subuh, dengan menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi. Sebelum pergi, empat keluarga menjual harta benda mereka seperti rumah dan tanah.

"Mereka ini menjadi masalah ketika ada yang menjual-jual harta dan konon katanya untuk menyelamatkan diri dari kiamat yang akan datang. Itu kan nggak masuk akal, masa ada kiamat lokal?" kata  kata Ipong kepada wartawan BBC News Indonesia, Maret lalu.   ****

Baca juga: Info Terbaru Rekrutmen CPNS 2019: Inilah Formasi, Tahapan dan Cara Mendaftar

Ikuti tulisan menarik Dian Novitasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler