Ternyata Bukan Jokowi, Inilah Kunci Masuk Kubu SBY & Prabowo ke Kabinet
Sabtu, 19 Oktober 2019 18:14 WIBTarik ulur penyusunan kabinet kerja Presiden Joko Widodo periode mendatang masih berlangsung. Publik mengamati dengan seksama manuver Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah merapat ke Istana.
Tarik ulur penyusunan kabinet kerja Presiden Joko Widodo periode mendatang masih berlangsung. Publik mengamati dengan seksama manuver Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah merapat ke Istana.
Kemungkinan besar Gerindra menyodorkan Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo. Hal ini diungkapkan oleh mantan calon wakil presiden pasangan Prabowo, Sandiaga Uno. "Kalau di partai urut kacang lah. Kader terbaik pertama ya Pak Prabowo," kata Sandiaga,17 Oktober 2019. Ia mengatakan Prabowo adalah penggagas kemandirian pangan, energi, air, dan pertahanan yang sudah diserahkan kepada Jokowi.
Adapun, kubu Demokrat mengusulkan putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono. "Pos mana pun itu terserah Presiden terpilih. Orangnya ya yang jelas kalau di Demokrat pasti pertama kali, ya AHY lah," ujar petinggi Demokrat Syarief Hasan , 11 Oktober 2019.
Berhasilkah tokoh Gerindra dan Demokrat masuk kabinet? Inilah faktor yang menentukan.
1.Sikap partai-partai penyokong Jokowi
Safari politik Prabowo Subianto ke sejumlah pemimpin partai pendukung Jokowi seperti Nasdem, Golkar, dan PKB bisa dilihat dari perspektif itu. Bagaimanapun, Presiden Jokowi akan mendengar masukan dari partai-partai yang selama ini sudah mendukungnya, bahkan sejak periode pertama. Jika ada satu-dua partai yang berkeberatan, tentu akan menimbulkan gesekan politik yang tidak perlu.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebutkan pentingnya “restu” dari koalisi Jokowi itu. Ia mengatakan penambahan koalisi pascapilpres harus diputuskan bersama-sama antara Presiden Jokowi dengan seluruh parpol koalisi. "Fatsunnya seperti itu," kata Hasto lewat keterangan tertulis, 18 Oktober 2019.
2.Komitmen tokoh yang masuk
Hasto Kristiyanto juga mengingatkan agar Presiden Jokowi mempertimbangkan urusan Pemilu 2024 dalam menunjuk menteri-menterinya di Kabinet Jokowi Jilid II. "Tak boleh ada menteri setelah dilantik tiba-tiba kibarkan bendera mau jadi presiden 2024. Semua harus setia dalam lima tahun ke depan," ujar Hasto.
Dalam soal itu, PDIP memiliki pengalaman yang mungkin traumatik berkaitan dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Di masa kabinet Megawati, SBY pernah diangkat menjadi menteri. Ia kemudian mengundurkan diri dan mencalonkan sebagai Presiden pada Pemilu 2004. Ia pun berhasil mengalahkan Megawati. Masalah ini menyebabkan perseteruan Mega-SBY terjadi cukup lama, bahkan sisa-sisanya masih ada hingga sekarang.
3.Faktor Megawati
Faktor inilah yang menyebabkan kubu Prabowo terlihat lebih mendapat lampu hijau ketimbang kubu SBY. Bagaimanapun, hubungan Probowo-Mega lebih terlihat lancar dibanding SBY-Mega.
Pengajar ilmu politik Universitas Negeri Jakarta Ubedillah Badrun pun melihat bahwa pintu masuk untuk mengajak oposisi ke kabinet adalah Megawati. "Jokowi tidak bisa mengabaikan Bu Megawati," kata Ubedillah , 12 Oktober 2019. ****
Baca juga:
Kiprah Anak Jokowi-Ma’ruf: Gibran Ingin Pimpin Solo, Azizah Bidik Tangsel
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Ternyata Bukan Jokowi, Inilah Kunci Masuk Kubu SBY & Prabowo ke Kabinet
Sabtu, 19 Oktober 2019 18:14 WIBDilema Jokowi Soal Perpu, Inikah Kasus Sensitif di Balik Penolakan Kubu Megawati
Senin, 7 Oktober 2019 19:15 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler