Hingga sekarang, potongan video anggota Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, yang viral di media sosial, masih menjadi perbincangan publik. Video itu mula-mula ditayangkan oleh DPR di Youtube, dan pernyataan politikus PDIP tersebut memang menarik sekali.
Ia meminta pemerintah membahas sejumlah persoalan yang mendera Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam rapat kabinet. “BPJS Kesehatan itu produk unggulan Jokowi. Saya mengusulkan adanya rapat kabinet khusus,” kata Ribka, di sela rapat DPR dengan Menteri Kesehatan dr. Terawan pada 6 November 2019.
Para anggota Komisi IX umumnya mengkritik kenaikan iuran BPJS Kesehatan bagi peserta bukan penerima upah atau PBPU kelas III. Besaran iuran kelas ini dipatok naik 100 persen dari semula Rp 25.500 menjadi Rp 42 ribu per bulan. Dewan menyebut banyak masyarakat tak mampu membayar kenaikan tersebut.
Sentil Jokowi hingga soal Cuci Otak
Pernyataan Ribka yang jelas dan tegas dalam rapat itu membuat Menteri Terawan pun terpaku. Berikut ini transkrip ucapan Ribka yang menarik dari video yang diunggah DPR:
Sindir pemerintah Jokowi
“Saya empat periode di sini. Tadi perlu lompatan-lompatan, kalau perlu lompat tinggi, supaya Pak Presiden tahu. Jangan juga, Pak Presiden bolak-balik ngomong di teve, jangan cari pembenaran juga. Ini loh yang sudah saya berikan untuk rakyat sekian triliun.
Nggak penting rakyat lihat itu. Yang penting, ini loh.. ada yang masih gak bisa bayar. Ini loh.. ada yang masih ditolak rumah sakit. Dan itu melanggar konstitusi. Kalau anggota DPR sakit, Menteri Kesehatan sakit, woow sudah disambut perawat rumah sakit(dia menyebut rumah sakit terkenal). Karena kita pakai Jasindo, ya kan. ..”
Kesamaan hak untuk hidup sehat
"Mimpi kita memiliki jaminan kesehatan tingkat nasional. Sehingga, orang Padeglang sakit di Bandung, orang Papua sakit di Aceh…. Kita semua warga negara mempunya hak yang sama. Itu Pasal 28 huruf h UUD 1945, semua warga negara mempunyai hak hidup sehat yang sama… Saya nggak suka lihat data. Sekarang pokoknya, setiap warga negara punya hak sehat yang sama. Mau yang punya Mercy, tukang rumput, sama dulu."
Muak lihat iklan BPJS
“Trus, iklan di teve… Aku muak lihatnya. “Gotong rotong. Dengan gotong royong, yang sehat memberi ke yang sakit.. Semua tertolong." Gotong royong itu, kata Bung Karno, bukan begitu. Gotong royong itu sukarela. Kalau dipaksa..namanya pemerasan. Itu pemerasan Pak Menteri…”
Ngajak “cuci otak”
“Kongkritnya Saudara Menteri, usul saya. Usul ke Pak Jokowi, kan sama-sama UGM. Belum ada Presiden dari UI. BPJS ini kan produk unggulan pemerintah Jokowi. Usulkan, yang paling penting ..memenuhi hak hidup sehat seluruh warga, baru soal fasifiltas kesehatan dipikirkan …
Jadi jangan di sana saja, DSA (Digital Substraction Angiography--metode kesehatan, sering disebut cuci otak, keahlian dr Terawan).... di sini kita DSA. Cuci otak kita semua.. Kalau masih ada pasien yang ditolak, itu belum adil……”
Tentang Ribka Tjiptaning
Ia adalah lulusan Kedokteran Universitas Kristen Indonesia dan menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak 1992. Ia sempat menjadi dokter dan membuka klinik di kawasan Ciledug, Tangerang.
Dialah penulis buku Aku Bangga Jadi Anak PKI yang pernah menghebohkan. Ribka merupakan putri pasangan Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro dan Bandoro Raden Ayu Lastri Suyati. Sang ayah, Soeripto, diketahui memiliki riwayat sebagai anggota Biro Khusus PKI.
Ribka tidak menutup-nutupi latar belakang itu seperti yang ditulis dalam bukunya, ia malah bangga. Dan ia pun tampak menjalankan aktivitasnya sebagai politikus dengan baik. ***
Baca juga:
Kasus Kamera di Toilet Mahasiswi Terbongkar: Tersangkanya Mahasiswa, Motifnya Duuh....
Ikuti tulisan menarik Anung Suharyono lainnya di sini.