x

KRL

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 8 Desember 2019 05:33 WIB

Derita Penumpang KRL, Demi Pintu Tertutup, Penumpang Sampai Didorong seperti Barang

Penumpang KRL, kini sudah seperti barang, bahkan di dalam gerbong juga bak tumpukan ikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Gebrakan bersih-bersih dan bongkar-bongkar ala Mas Menteri BUMN Erick Thohir, telah memangsa korban. Bahkan atas kasus "Harley Davidson" Dirut Garuda Indonesia, Presiden Jokowi turut menegaskan bahwa, gebrakan Erick adalah sekaligus sebagai pesan tak main-main.

Seiring dengan gebrakan Mas Erick ini, ada sebuah video yang kini viral, memperlihatkan petugas keamanan di salah satu stasiun kereta api mendorong penumpang kereta rel listrik tersebar di media sosial Instagram pada Jumat (6/12/2019).

Dalam video yang viral tersebut, nampak
petugas mendorong penumpang agar pintu kereta dapat tertutup.

Bahkan hingga Sabtu (7/12/2019) pukul 08.00 WIB, unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 75.000 kali. Unggahan tersebut, judulnya "Pejuang KRL pasti pernah mengalami momen seperti ini. Apa lagi sejak bulan Desember 2019 yang banyak perubahan jadwal KRL dan membuat penumpukan penumpang di stasiun untuk antrian naik".

Bila saja setiap peristiwa petugas atau bahkan di antara sesama penumpang saling membantu mendorong penumpang agar pintu KRL tertutup, pasti bila di jajar, videonya akan berjumlah ribuan, bahkan bisa jutaan. Karena peristiwa model ini sangat kerap terjadi.

Bila demi pintu KRL dapat tertutup, penumpang di dorong, maka dapat terbayang, kira-kira bagaimana kondisi di dalam gerbong KRL khususnya di saat pagi dan sore hari. Gerbong KRL semua terisi manusia yang tidak ada bedanya dengan "tumpukan ikan", sangat tak manusiawi.

Meski gerbong khusus wanita disiapkan di bagian depan dan belakang KRL, penumpang wanita pun tak tertampung dan turut serta menjadi tumpukan "ikan asin" yang sama sekali tidak ada batas dan jarak. Laki-perempuan, semuanya menyatu dan saling himpit.

Sangat risih rasanya melihat kaum hawa terjepit di antara para lelaki. Meski mungkin ada yang berpikir "memanfaatkan situasi", namun secara positif, di jam sibuk, penumpang rela menjadi ikan asin demi datang tak terlambat baik ke sekolah/tempat kuliah/tempat kerja, saat pagi hari, dan sampai rumah tepat waktu saat sore dan petang hari.

Bila Mas Erick sekarang sedang bersih-bersih, coba segera pikirkan bagaimana penumpang KRL bukan hanya di Jabodetabek,  laki-laki dan wanita yang bukan muhrim tidak saling tempel di pagi hari dan sore/petang hari.

Bagaimana caranya Mas Erick? PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT KAI) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT KAI meliputi angkutan penumpang dan barang.

Sampai hari ini, KRL yang menjadi mode pilihan, sangat tidak manusiawi.

Tidak manusiawinya moda KRL ini pun sudah disampaikan oleh para penumpang dengan curhat kepada Presiden Jokowi saat pulang ke Bogor naik commuter line, Rabu (6/3/2019).

Atas curhatan tersebut, saat itu, Jokowi mengatakan banyak penumpang KRL  yang meminta agar gerbong ditambah, karena kondisi kereta yang penuh sesak khususnya di jam sibuk.

"Di dalam gerbong pun banyak menyampaikan pada saya, Pak tambah keretanya dong, Pak, tambah gerbongnya dong," ujarnya di Lampung, Jumat (8/3/2019). 

"Artinya memang harus tambah gerbong atau kereta. Problemnya kalau tambah kereta berarti akan banyak persimpangan tutup terus. Sudah 10 menit sekarang, kalau dijadikan 5 menit itu berarti kan palang kereta apinya hanya 5 menit. Gini, gini terus kan," sambungnya.

Dari hal yang dikeluhkan penumpang, Presiden Jokowi berkesimpulan bahwa Jakarta memang membutuhkan kereta api yang elevated. Ia mengakui memang biayanya besar tapi tidak ada solusi lain selain menyediakan kereta elevated.

Karenanya, video viral petugas KRL mendorong penumpang agar pintu tertutup, masih akan terus terjadi.

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku pengelola kereta commuter line menurut VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba juga membenarkan kejadian yang peristiwanya terekam di Stasiun Manggarai pada Kamis (5/12/2019) pukul 18.35 WIB.

"Petugas pengamanan stasiun bertugas menjaga keamanan di dalam area stasiun dan membantu layanan kepada pengguna sesuai dengan tupoksinya," ujar Anne kepada awak media,  Sabtu (7/12/2019).

Selanjutnya, Anne menjelaskan bahwa tidak ada arahan maupun larangan untuk mendorong pengguna seperti yang terlihat pada video dan petugas tidak akan mendorong tanpa permintaan dan izin dari penumpang tersebut karena berkaitan dengan keselamatan bersama dan kenyamanan penumpang lainnya.

Dari peristiwa video yang viral ini, kendati PT KCI telah mengimbau kepada para pengguna KRL untuk tetap selalu mengutamakan keselamatan dalam menggunakan KRL,  tidak memaksakan diri naik ke dalam kereta yang sudah penuh, tetap saja tidak akan mempan, karena bila kejadiannya di pagi hari, waktu masuk sekolah/kuliah/kantor tidak
tidak dapat diubah, maka mau tidak mau harus memaksakan diri menjadi "ikan asin". Demikian pula di saat sore dan petang hari.

Pak Presiden sudah mendapat curhat langsung menyoal KRL ini, sekarang Mas Menteri Erick sedang bongkar-bongkar dan bersih-bersih. Semoga akan ada solusi terbaik menyoal BUMN ini, yang langsung menyentuh rakyat.

Namun, hingga detik ini, moda KRL di pagi, sore, dan petang hari, sangat tidak manusiawi, bahkan jauh dibawah pelayanan kereta kelas ekonomi.



Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Fotosintesis

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Kamis, 9 Mei 2024 17:19 WIB

Terpopuler

Fotosintesis

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Kamis, 9 Mei 2024 17:19 WIB