Kata Kapolda, Pembunuhan Hakim Jamaluddin Terencana: Begini Indikasinya…

Sabtu, 14 Desember 2019 19:15 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Teka-teki pembunuhan hakim Jamaluddin belum terjawab kendati sudah banyak sekali petunjuk. Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan bahwa pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan itu dilakukan secara terencana

Teka-teki pembunuhan hakim  Jamaluddin belum terjawab kendati sudah banyak sekali petunjuk. Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan bahwa pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan itu dilakukan secara terencana.

 "Sudah pasti ini pembunuhan terencana," kata Irjen  Agus Andrianto,  Sabtu, 14 Desember 2019, seperti diberitakan oleh Antaranews.   Menurut  dia, polisi masih menganalisis keterangan saksi dan alat bukti.

"Yang lain-lain saya rasa tidak perlu kita ungkap karena itu merupakan kegiatan teknis kita. Semakin terencana suatu kejadian butuh waktu untuk mengungkapkannya," ujarnya.

Hakim Jamaluddin, 55 tahun, ditemukan  tewas di dalam mobil yang terperosok di jurang kebun sawit, 29 November 2019. Lokasi penemuan mayat korban itu berada  di Desa Suka Dame, Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. Polisi setempat menerima laporan warga sekitar pukul 13.30. Tubuh korban tengkurap di sela kursi tengah dan depan di  dalam mobil pribadinya.

Lepas dari pernyataan Kapolda, berikut ini sejumlah indikasi dari temuan dan kesaksian selama ini bahwa pembunuhan itu dilakukan secara terencana.

1.Kamera CCTV di rumah dimatikan
Seperti diberitakan oleh  Tribun-Medan.com,  Pejabat Humas PN Medan, Erintuah Damanik, mengatakan: "Info dari kepolisian itu menyebutkan kalau CCTV  (di rumah Jamaluddin)  tidak dicolokkan, padahal sebenarnya berfungsi. Jadi disengaja."

Polisi mendeteksi kepergian Jamaluudin justru dari CCTV tetangga. Dari temuan ini, mobil Toyota Land Cruiser milik korban pada hari itu  diduga sudah keluar dari rumah sekitar 04.00, bukan pukul 05.00 seperti kesaksian isterinya.

Arah mobil Jamaluddin itu berbeda dengan arah biasannya jika beragkat ke kantor atau bandara.  "Kalau mobil itu keluar biasanya ke kanan. Tapi kalau hari itu ke kiri bukan ke arah pengadilan. Dan setelah mobil itu lewat ada sepeda motor yang mengikuti,"  kata Erintuah .

2.Korban berpakaian training
Korban ditemukan dengan pakaiann training.  Kendati hal ini sesuai dengan penjelasan dari isterinya, Zuraida Hanum—ia mengatakan saat berangkat korban berpakaian seusai yang ditemukan--  hal ini justru janggal.

Biasannya PN Medan memang ada kegiatan olahraga pada hari Jumat. Namun saat itu tidak ada kegiatan olahraga.  Apa mungkin Jamaluddin tidak lihat jadwal  acara atau salah kostum?

Selanjutnya:  Ketua PN Medan....

<--more-->

Ketua PN Medan, Sutio Jumagi menjelaskan,  Jumat pagi hari itu, PN Medan sedang menggelar acara sosialisasi dan simulasi e-Litigasi. Biasanya di hari Jumat, PN Medan menggelar olahraga. Namun khusus hari Jumat itu, olahraga ditiadakan karena ada acara sosialisasi. “Di acara sosialisasi tadi, dia tidak masuk lagi,” ungkapnya seperti ditulis metro24.

3.Pengakuan pengacara wanita
Sesuai laporan Tribun Medan, rumah pengacara Maimunah  (bukan nama sebenarnya), didatangi oleh  hakim Jamaluddin pada  pukul  21. 35 WIB,  sehari sebelum sang hakim tewas. Maimunah ingat, saat itu tayangan  di ANTV adalah acara  Uya-uya bertajuk Suratan Tangan  (maksudnya mungkin Garis Tangan).

Jamaluddin sampai memanggil tiga kali, tapi Maimunah tidak mau menemuinya. “Sampai panggilan ketiga  saya enggak keluar di rumah. Saya berpikir saya tidak ada berkepentingan sama bapak ini. Janji saya Jumat mau ke Kantor Pengadilan. Di malam Jumat itu perasaan saya sudah enggak enak," kata  Maimunah..

Ilustrasi kesaksian pengacara wanita

Ia juga menjelaskan,  ada yang mendorong Hakim Jamaluddin dari mobil hingga ke pintu rumah Maimunah. Total jumlah lelaki yang mengantar Jamaluddin saat itu,  sekitar  empat atau lima orang, termasuk yang duduk di belakang setir mobil. Di antaranya,  bertubuh tegap.

Maimunah juga mengatakan sempat mendengar Jamal memintanya  untuk ikut bersama dirinya. Kata Jamal, ada yang mau dikonfrontir.

Setelah sekitar lima belas menit,  karena Maimunah tak mau keluar juga,   Jamal bersama sejumlah laki-laki itu  pulang.  Nah, Jumat, keesokan  harinya,  tepatnya sore hari, ia  terkejut mendengar kabar Jamaluddin ditemukan tewas.

Bahkan Maimunah  menyebutkan bahwa apabila apabila di malam tersebut dirinya membukakan pintu, maka nasibnya akan sama dengan almarhum Jamaluddin  Baca juga: Malam Hari Korban Dibawa Sejumlah Lelaki Tegap **

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler