x

Iklan

Aurelia Natasya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Juli 2019

Jumat, 17 Januari 2020 13:39 WIB

Teknik Industri UPH Ajak Siswa SMA Asah Kemampuan Analisa dan Problem Solving lewat Kompetisi ICE


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa ilmu Teknik Industri hanya berpusat pada satu titik yaitu, bidang teknik. Padahal, bila ditinjau lebih dalam, ilmu Teknik Industri lebih daripada itu. Teknik Industri memiliki beragam disiplin ilmu di dalamnya mulai dari manajemen hingga psikologi, dan ilmu lainnya. Hal inilah yang masih belum banyak diketahui banyak orang, khususnya siswa SMA.

Dalam upaya memperkenalkan dan menumbuhkan minat siswa SMA akan bidang industri, program studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan (UPH) menggelar ajang kompetisi antar SMA melalui Industrial Competition Event (ICE) dengan tema “Solution Provider”. Acara ini diikuti oleh 29 siswa SMA dari lima SMA di Indonesia, yang diselenggarakan pada 16 Januari 2020, di Kampus UPH Lippo Village, Tangerang.

“Selain untuk menjalin hubungan dengan siswa SMA dan memperkenalkan program studi Teknik Industri UPH, acara ini juga secara khusus ditujukan bagi siswa SMA untuk mengenal ilmu Teknik Industri dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Priskila Christine Rahayu, S. Si., M.T. – Ketua Program Studi Teknik Industri UPH dan sekaligus salah satu Juri pada kompetisi ICE ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Analisa dan pemecahan masalah (problem solving) sesuai dengan peran seorang Teknik Industri merupakan dua hal utama yang ditawarkan kepada para peserta. Dua hal ini dituangkan dalam kompetisi berbentuk studi kasus yang terdiri dari tahapan eliminasi dan presentasi. Selain itu di babak terakhir juga para peserta mengikuti kompetisi board games. Akumulasi seluruh poin dari seluruh babak ini menentukan kelompok mana yang menjadi juara.

 “Kompetisi ICE diawali dengan tahapan eliminasi dimana para siswa harus mengumpulkan essai tentang masalah yang terdapat di sekolah mereka dan menemukan solusinya. Pada tahapan kedua siswa akan diberikan salah satu dari tiga topik yang ada, yaitu fast food, kemacetan lalu lintas, serta fasilitas umum dan infrastruktur. Dari topik tersebut, siswa dituntut untuk memberikan solusi terbaiknya. Tahapan terakhir adalah games dimana siswa akan memainkan board games tetracle yang telah dibuat oleh mahasiswa teknik industri UPH,” ungkap Stephanie Theodora – Ketua Acara ICE – Teknik Industri 2017.

Dari ketiga tahapan tersebut, presentasi memegang bobot terbesar dalam kompetisi ICE, yaitu sebesar 70%. Ketiga topik tersebut pun sengaja dipilih karena masih familiar dengan hal-hal yang dihadapi oleh siswa SMA, sehingga mereka mampu menemukan solusi sekaligus memahami bahwa penggunaan teknik industri dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Tidak sebatas mendapatkan pengalaman dan ilmu baru terkait bidang Teknik Industri, ICE juga menawarkan beasiswa hingga 40% kepada para pemenang kompetisi. Beasiswa ini dapat langsung digunakan secara khusus jika pemenang melanjutkan pendidikan S1 di program studi Teknik Industri ataupun prodi lainnya di bawah Fakultas Sains dan Teknologi UPH.

“Dengan adanya acara ICE ini saya berharap peserta bisa lebih kenal dengan Teknik Industri dan juga tertarik dengan ilmu Teknik Industri, khususnya berminat untuk melanjutkan studi di Teknik Industri UPH,” tutup Stephanie.

 

Berikut ini merupakan testimoni peserta:

Zorin – Guru Cahaya Bangsa School

“Acara ini sangat bagus karena mampu memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Saya sangat senang karena UPH memberikan wadah bagi para siswa untuk mengenal dunia industri yang kemungkinan besar akan berguna bagi mereka di masa mendatang. Saya berharap kedepannya UPH menyiapkan ruangan yang lebih besar dan peserta yang lebih banyak dalam acara ini,” ujar Zorin.

Andrea Okem – Guru Sekolah Pelita Harapan Sentul (pemenang ICE 2019)

“Pada kompetisi ini kami mendapatkan topik kemacetan lalu lintas. Masalah yang kami temukan adalah kemacetan yang terjadi di jalur udara, lalu kami memberikan solusi untuk membuat suatu program yang dapat meminimalisir waktu delay dan traffic di udara. Menurut saya acara ini sangat berguna karena dapat mengasah kemampuan siswa untuk menemukan solusi atas masalah yang ada di sekitar mereka, tidak hanya teori saja,” ungkap Andrea.

Cheryl Jocelyn dan Klemens Justian – Cahaya Bangsa School

“Pada kompetisi ini kami mendapatkan topik infrastuktur. Lalu, kami menemukan masalah di kota kami, yaitu Bandung. Sebenarnya Bandung sendiri dibuat untuk 500 ribu orang saja, tetapi saat ini sudah ada 4 juta orang yang membuat Bandung semakin padat. Oleh karena itu, kami membuat kota satelit. Melalui acara ini kami menjadi tertarik dalam dunia teknik industri karena bisa memberikan solusi terhadap permasalahan sehari-hari,” kata Cheryl dan Klemens.

Pemenang ICE:

  1. Removal Micro Plastic – Sekolah Pelita Harapan Sentul
  2. Solutionist – Cahaya Bangsa School
  3. Future Revolutionist – Cahaya Bangsa School.

 

Ikuti tulisan menarik Aurelia Natasya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu