Sektor pertambangan adalah sektor yang lukratif, hal ini berarti kegiatan ekonomi pertambangan sangatlah menguntungkan. Sehingga tidak mengherankan bila banyak orang berbondong-bondong berbisnis di sektor ini.

Meskipun sangat menguntungkan, namun sektor pertambangan memiliki satu kekurangan, yakni keterbatasan sumber dayanya. Sudah menjadi pengetahuan umum bila sumber daya alam di sektor pertambangan umumnya tidak dapat diperbarui. Hal ini menjadikan kelangkaan atau kehabisan sumber daya pertambangan tidak akan bisa digantikan dalam waktu dekat.

Bagi daerah yang memiliki sektor pertambangan yang besar maka antisipasi untuk lepas dari sektor ini harus dipikirkan sejak jauh-jauh hari. Karena dengan memikirkan langkah antisipasi, daerah tersebut dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan. Salah satu daerah yang sedang memikirikan langkah antisipasi tersebut ialah Kabupaten Berau di Kalimantan Tiimur.

Sebagai kabupaten yang memiliki sektor pertambangan yang besar, Berau sedang memikirkan langkah strategis di masa depan. Bupati Berau, H. Muharram saat ditanyakan mengenai mimpi masa depan Berau, menjawab bahwa Berau di masa mendatang akan fokus pada pariwisata dan mulai perlahan meninggalkan sektor tambang.

Mimpi bupati tersebut nampaknya mulai menjadi kenyataan, sedikit demi sedikit Bupati Berau mulai fokus pada pembangunan sektor pariwisata. Hal ini dapat dilihat dari dukungan dan kehadirannya di acara Maglami-lami Bajau di Pulau Derawan. Acara ini aberisi pentas tari dan musik tradisonal yang bercitra kolosal, pentas ini diadakan sebagai bagian dari promosi pariwisata di Pulau Derawan. Tentu saja langkah ini harus diapresiasi, mengingat potensi ekonomi di sektor pariwisata tidak kalah besarnya dengan sektor pertambangan apabila mampu dikelola dengan baik dan tepat.

Ikuti tulisan menarik Rizki Siahaan lainnya di sini.