x

Sentra-sentra batik yang sepi pembeli, mengakibatkan para pembatik menganggur dan mengalami penurunan omzet. Dok. Kemenparekraf

Iklan

Rudolf Tambunan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 April 2020

Senin, 13 April 2020 06:14 WIB

Tak Ingin Terseret Intrik Politik, Kaum Informal Menunggu Badai Corona Berlalu

Sayangnya memang, dalam menghadapi Covid-19 pemerintah tampak kedodoran, kita harus jujur akan itu. Sayangnya lagi, hal itu banyak dipolitisir oleh kelompok oposan, terutama barisan sakit hati alumni pemilu terakhir. Ini yang terjadi sisi lain kelompok rakyat Indonesia yang terdampak Covid-19 dan jauh dari hiruk-pikuk politik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dinamika pekerja lepas industri kreatif utamanya sub pengelolaan acara adalah sedikit dari sekian banyak pekerja lepas (atau harian) yang menyokong cukup banyak industri inang di negeri ini. Bila ditambah para pedagang kecil dan kaki lima, jumlahnya sangat signifikan.

Golongan ini adalah golongan apolitis, saya tahu persis. Jarang ada topik politik yang dibahas serius saat mereka rehat sembari menyeruput kopi dan menghisap kretek. Bila pun ada, topik tersebut akan berakhir sebagai candaan, sekedar melenturkan syaraf.  Mereka golongan yang tidak neko-neko.  Dijamin, siapapun pemerintah yang lahir dari pemilu kemarin tak berdampak banyak pada bagaimana mereka menyikapi kehidupan.

Sayangnya memang, dalam menghadapi Covid-19 pemerintah terpilih tampak kedodoran, kita harus jujur akan itu. Sayangnya lagi, hal itu banyak dipolitisir oleh kelompok oposan, terutama barisan sakit hati alumni pemilu terakhir.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sungguh miris, saat seluruh elemen bangsa seharusnya bersatu, ada sejumlah "orang sakit" yang mencoba menggunting dalam lipatan. Saya tidak mengatakan oposan sebagai "orang sakit".  Saya menyukai kritik, suka dikritik dan suka mengkritik, karena kritik adalah salah satu cara menjadi lebih baik.  

Saya hanya kecewa melihat orang-orang yang suka meracuni saudara sendiri dengan pesimisme, kebencian dan kebohongan.  Bila tidak sakit, orang seperti apakah mereka?

Well, kembali ke jalur kuy...

Efek kedodoran pemerintah itu bisa jadi karena mereka sangat berhati-hati, apalagi kalau melihat sifat "njawani" yang melekat pada pucuk pimpinannya, presiden kita bersama. Atau bisa jadi juga kedodoran itu karena para pembantu di sekelilingnya memang tidak kompeten. Sesungguhnya kompetensi mereka memang layak diragukan bila melihat riwayat pengangkatannya yang kental unsur "balas budi" paska pemilu yang baru lalu.  

Buktinya, mereka seolah membiarkan presiden bekerja sendiri saat ini tanpa bantuan berarti. Data-data yang di-brief terlihat sangat lemah, belum lagi fenomena saling amputasi pernyataan diantara mereka. Belum lagi kalau ngomong integritas, sedih. Prioritas mayoritas mereka adalah kepentingan diri dan keluarga masing-masing.  

Contohnya saat rapid test baru didapat, uji pada diri dan keluarga adalah hal pertama yang muncul di otaknya. Tapi sudahlah, selain sudah kejadian, saya sedang alergi nyinyir. Di saat seperti ini, pikiran negatif rawan menurunkan imunitas, ujar para ahli.  Semoga pada reshuffle terdekat, lebih banyak orang yang kompeten dan memiliki integritas merapat.

Saya memilih berpendapat pemerintah memberlakukan prinsip kehati-hatian dalam bersikap dan bertindak. Mereka berupaya memikirkan semua lini secara seimbang dan proporsional. Kehati-hatian pemerintah tersebut semoga juga menghitung daya tahan finansial dan emosional kaum lepasan atau harian.

Kaum itu adalah kaum informal, jadi sangat rentan terlewatkan dari radar. Mereka bukan hanya pengemudi ojek dan taksi online yang sepi penumpang karena orang-orang tidak ke mana-mana. Mereka juga ada di kantin atau halaman sekitar sekolah, atau kantor yang saat ini mayoritas kosong. Mereka ada di terminal, di pasar-pasar becek.  

Selanjutnya: Sinyal dari gang Anarko

Ikuti tulisan menarik Rudolf Tambunan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler