x

Pengusaha

Iklan

VIGGO PRATAMA PUTRA

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 April 2020

Senin, 20 April 2020 07:31 WIB

Covid-19, Global Pandemic Undercover

Menyingkap tabir di balik layar dari pandemi covid-19

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

            Ilmuwan berpendapat pandemi corona atau covid-19 berasal dari sesuatu yang sifatnya alamiah. Pendapat lain mengatakan virus covid-19 ini adalah virus buatan atau adanya kesengajaan dalam kasusnya yang mana hari ke hari makin meresahkan kehidupan global. Ada juga yang berspekulasi ini adalah hasil dari buah perang dagang antara Amerika-China. Hingga ada sumber yang menyebut bahwa ini adalah konsep dan jalan menuju tatanan dunia baru ‘New World Order’. Berbagai pandangan muncul disertai berbagai fakta dan data yang melandasinya.

             Virus SARS, MERS, serta Corona Virus Disease 2019 atau covid-19 tergolong kelompok virus corona yang bisa berkembang menjadi berbagai macam virus akibat modifikasi genetik. Namun perkembangan dari covid-19 sangatlah pesat, dikutip dari laman Kompas.com, total merujuk kepada situs Worldometers, saat ini mortalitas telah mencapai 102.734 lebih, sementara kasus infeksi lebih dari 1,6 juta. Berbagai negara di dunia seperti dibuat kalang kabut akibat serangan dari pandemi global ini. Penanganan di bidang kesehatan tetap menjadi fokus utama setiap negara-negara yang terdampak virus covid-19.

            Berbagai stimulus ekonomi pun dikeluarkan berbagai negara untuk menanggulangi merosotnya perekonomian akibat lesunya pasar ekonomi lokal maupun global. Jika mengurut kembali sejarah virus yang menyerang dunia seperti saat ini, dari sumber CDC (Centers for Disease Control and Prevention) wabah virus (flu) tahun 1918 pernah menyebabkan hingga 50 juta orang tewas di seluruh dunia. Pernah ditayangkan dalam siaran berita ITEAM di Amerika setelah menerima ribuan dokumen rahasia yang sudah boleh dipublikasikan dari militer, dikonfirmasi bahwa waktu perang dingin, militer AS melakukan serangkaian test rahasia pada penduduk yang tidak berdosa di kota St. Louise, Amerika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Penelitian virology dari sumber ScienceDirect tahun 2017 pernah melakukan ekperimen laboratorium virus corona dengan memodifikasi asam amino pada virus. Di dalam sumbernya menyebutkan kalau ingin memberhentikan produksi virusnya maka hilangkan asam aminonya, sebaliknya jika ingin mereproduksinya dengan pesat maka tambahkan asam aminonya. Yang menjadi pertanyaan, apakah penambahan asam amino pada covid-19 itu alami atau rekayasa laboratorium? Menurut Prof. Chi-Thai Fang, dosen National Taiwan University menyebutkan, penambahan asam amino pada covid-19 adalah buatan manusia di lab. Ini diindikasikan pada campur tangan manusia di laboratorium dengan menambahkan asam amino yang membuat covid-19 dapat menyebar dengan pesat.

            Dr. Francis Boyle yang membuat UU senjata biologi di AS menyatakan bahwa covid-19 merupakan senjata perang biologis yang ofensif. US National Library of Medicine (Departemen Kesehatan AS) tahun 2003 pernah menyebutkan adanya indikasi penggunaan wabah flu sebagai senjata biologis. Bill Gates (pendiri Microsoft) pada tahun 2015 juga pernah memprediksi serangan virus yang akan terjadi di dunia, ia menyebutkan bahwa resiko terbesar bencana global saat ini bukanlah perang senjata seperti perang nuklir, melainkan perang biologis (bencana virus). “Jika ada sesuatu yang membunuh lebih dari 10 juta orang dalam beberapa puluh tahun ke depan, kemungkinan besar adalah virus berdaya infeksi tinggi”, ungkap Bill Gates. Dalam kampanye pada tahun 2015 tersebut ia bertujuan agar negara-negara di dunia mempersiapkan anggaran dana untuk bencana virus yang kemungkinan besar akan melanda dunia kedepan.

            Di New York, 2 bulan sebelum virus covid-19 menyebar di Wuhan, Johns Hopkins University & Medicine pernah mengadakan sebuah simulasi terhadap serangan virus corona, dan hasil dari simulasi tersebut disebutkan 65 juta orang tewas akibat virus corona. Yang juga menjadi pertanyaan jikalau covid-19 ini adalah bentuk kesengajaan dengan indikasi biologic weapons, maka siapa yang diuntungkan dan mengapa ini bisa terjadi? Lantas berbagai opini menyeruak atas adanya campur tangan ‘elite global’ yang merupakan segelintir orang yang sangat kaya dan powerfull yang menguasai ekonomi, politik, militer, intelejen, sains, bisnis hingga media massa dunia.

            Jikalau dibalik layar pandemi global atau global pandemic undercover ini memang demikian adanya. Hal ini seperti seakan-akan menggunakan jurus ‘preman tebar paku’ atau banksters, dimana ada problem-reaksi-solusi atas suatu permasalahan. Seperti yang pernah digunakan segelintir elite di AS yang pernah meloloskan UU Federal Reserve 1913 tentang Bank Sentral Swasta AS. Pada kasus covid-19 seperti yang dikutip dari laman Tempo.co Jubir Kemenlu China dalam cuitannya di Twitter menklaim militer AS bawa virus corona ke Wuhan yang datang mengikuti Military World Games disana. Trik pada reaksinya dengan menciptakan kecemasan atau paranoid di setiap media dengan terus memblow up kepanikan akibat virus corona.

            WHO dan PBB juga mengintruksikan negara-negara yang terpapar virus corona untuk segera melakukan lockdown. Akibatnya perekonomian krisis, nilai mata uang anjlok, pasar modal hancur, perbankan stop salurkan kredit. Solusi pun ditawarkan dengan menjual vaksin pada negara-negara terdampak virus, otomatis negara-negara yang terpapar virus akan menganggarkan dana besar-besaran untuk itu. Kemudian segelintir elite melalui kaki tangan mereka ini akan menawarkan pinjaman utang pada negara yang terdampak krisis dan memerlukan bantuan. Kreditur akan memberi pinjaman ke negara-negara yang krisis dengan bunga yang cukup tinggi. Sehingga krisis ini ekonomi melalui virus ini seakan menjadi profit bagi segelintir elite tadi.

            Sehingga gaya penjajahan baru seperti ini yang pernah disebut oleh Soekarno dahulu sebagai bentuk ‘NEKOLIM’ atau Neo Kolonialisme dan Imperialisme. Sistem global ini telah dimainkan dengan algoritma, bioteknologi, dengan rekayasa engineering teknologi, termasuk mata uang, saham, surat berharga hingga ke mineral precious metal. Merubah sebuah sistem atau mereset sistem yang telah ada akan jauh lebih mudah dengan decoupling masa lalu (keterputusan dengan masa lalu) seperti dunia setelah Perang Dunia dimana memutus jaringan sistem global sehingga merubah wajah baru dunia setelahnya.

            Dengan menyeruaknya opini-opini di balik layar seperti penjelasan penulis diatas, asal muasal virus corona akan dipertanyakan, apakah ‘by design’ atau ‘by accident’. Jika ini disengaja, maka jelas kejadian ini merupakan bentuk purifikasi atau pemurnian grandplan dari kelompok kepentingan tersebut. Dan Indonesia dari padanya harus bisa mengambil kesempatan untuk bermain atau ‘menyalip di tikungan’ terhadap permasalahan yang sedang dirancang ini. Salah satunya yang sering disebut-sebut adalah dengan strategi T.I.N.A (There Is No Alternative) atau tidak ada alternatif lain, bunga deposito di bank 0%, dengan bunga 0% maka 50% dari uang senilai kurang lebih 5300 trilyun dana pihak ke dua keluar dari bank dan menjadi sektor produktif bagi masyarakat.

            Proses kebijakan yang transparan dan taat hukum dengan komando yang terkoordinasi dengan baik juga akan menjadi faktor penentu kesuksesan bangsa Indonesia untuk bisa keluar dari krisis akibat wabah pandemi corona ini. Pemerintah wajib untuk membuka semua prosedur, alur, serta rekam jejak pemasukan dan pengeluaran negara beserta proses falsifikasi kebijakan yang cocok mengatasi permasalahan sekarang. Diharapkan kepada Indonesia untuk bisa bangkit dan menunjukkan diri sebagai contoh global dalam penanggulangan wabah pandemi ini.

Ikuti tulisan menarik VIGGO PRATAMA PUTRA lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler