Di bulan suci ini, menjalankan puasa dan melaksanakan Ramadhan bersama keluarga di kampung halaman adalah dambaan setiap insan.
Namun, lain halnya dengan mereka-mereka yang tidak bisa kembali ke kampung halaman, apa lagi larangan mudik yang sudah diterapkan oleh pemerintah, membuat sebagian orang harus menjalankan ibadah puasa dan Ramadhan di perantauan.
Namun, demikian dengan perkembangan teknologi yang sudah massif seperti ini, dimana kerinduan kepada sanak saudara di kampung halaman bisa disalurkan lewat media sosial. Walaupun tidak sama rasanya, tapi paling tidak bisa tersalurkan.
Memang puasa dan Ramadhan di perantauan bukanlah hal yang mudah bagi seseorang yang baru pertama kali hidup dan menjalani hari-hari jauh dari kampung halaman. Tentu rasa rindu dengan keluarga terlebih di bulan puasa seperti ini, akan sangat menyanyat hati, dimana di kampung biasa hidangan buka puasa sudah disediakan oleh ibu di meja makan, begitu juga ketika makan sahur tiba.
Di perantauan semua dipikirkan dan dikerjakan sendiri. Termasuk menyediakan buka puasa dan makan sahur. Syukur-syukur ada kawan yang bisa diajak saling membantu untuk segala keperluan.
Namun, di perantauan seseorang akan terlatih secara mental menghadapi segala kesulitan yang mendera, segala kebutuhan yang mendesak serta masalah yang kadang menghampiri. Mentalnya akan diasah dengan segala aktifitas yang dijalani, karena harus dilalui dan dilaksanakan dengan upayanya sendiri.
Di bulan puasa ini, selain mengharap ridho Allah SubahanahuwataAllah untuk selalu melimpahkan rahmat dan karunianya, juga semoga bisa bersua kembali dengan sanak saudara di kampung halaman.
Ikuti tulisan menarik sura din lainnya di sini.