x

Iklan

Dhea

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 29 Juli 2020 14:29 WIB

5 Tip Melawan Utang di Tengah Pandemi Covid-19

Perlu camkan baik-baik bahwa ideal maksimal utang 30% dari pendapatan bulanan. Batas maksimal ini tentu sudah ideal terkait kemampuan melunasinya tanpa mengganggu keuangan secara keseluruhan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kondisi pandemi Covid-19 membuat perekonomian menjadi lesu. Bukan tidak mungkin, kondisi ini membuat masyarakat terpaksa berutang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Utang memang tidak dilarang, asal tahu batasnya. Kalau sudah tidak tahu batas maka korban yang terjerat utang bisa saja terus bertambah.

Berani berutang tentu ada konsekuensi untuk membayar tepat waktu. Sekali tidak tepat waktu maka jerat utang itu mulai melilit. Kedisiplinan dalam membayar utang adalah salah satu kunci kesuksesan utang yang produktif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perlu camkan baik-baik bahwa ideal maksimal utang 30% dari pendapatan bulanan. Batas maksimal ini tentu sudah ideal terkait kemampuan melunasinya tanpa mengganggu keuangan secara keseluruhan.

Pengandaiannya, jika jumlah utangnya melebihi batas ideal ini maka bukan tidak mungkin akan membobol keuangan yang seharusnya dialokasikan ke pos lain. Kalau sudah seperti ini maka yang terjadi adalah ketimpangan keuangan.

Berbicara soal utang maka tak dapat dipungkiri muaranya adalah pengaturan keuangan yang sejatinya tidak tepat dan bijak. Utang sebagai solusi kesulitan keuangan salah satu penanda buruknya pengelolaan keuangan.

Nah, biar tidak mudah menjadikan utang sebagai solusi kesulitan keuangan maka ada baiknya mulai biasakan mengatur keuangan dengan bijak.

1. Gunakan Dana Cadangan (Darurat)

Hal ini sepele tapi justru kerap disepelekan. Dana cadangan ini efektif digunakan saat terjadi kondisi abnormal seperti saat kondisi pandemi Covid-19 ini. Saat pandemi Covid-19 memang saatnya mengucurkan dana cadangan ini. Dana cadangan atau dana darurat ini pada dasarnya disiapkan jauh hari sehingga sewaktu terjadi hal-hal yang tak diinginkan dana darurat ini bisa dicairkan dengan cepat.

Ada bermacam-macam peristiwa tak terduga di masa depan yang tak seorang pun mampu melihat dan menghindarinya secara pasti di masa kini. Contoh peristiwa-peristiwa tak terduga itu seperti sakit, kecelakaan, PHK, kematian, kebanjiran dan peristiwa lain yang sifatnya tak dikira.

Pun pandemi Covid-19 yang berlarut-larut seperti ini tak seorang pun yang bisa tahu. Idealnya, emergency fund itu 12 kali rata-rata pengeluaran bulanan, tapi minimalnya 3 kali rata-rata pengeluaran bulanan. So, jika rata- rata pengeluaran per bulan sebesar 5 juta rupiah maka dana darurat yang perlu disiapkan dan gampang dicairkan minimal 15 juta rupiah.

2. Hindari Gaya Hidup di Atas Kemampuan

Yang membuat orang gampang utang tentu saja pengeluaran yang tak sebanding dengan pemasukan. Hal ini biasanya dikarenakan gaya hidup yang di atas kemampuan keuangan. Besar pasak daripada tiang kerap menyebabkan orang burutang atau gali lobang tutup lobang.

Oleh sebab itu, biar terhindar dengan jerat utang, memperbaiki gaya hidup itu penting. Jangan sampai gaji bulanan banyak tersedot ke alokasi gaya hidup. Idealnya alokasi keuangan untuk gaya hidup itu maksimal 20% persen dari gaji bulanan. Namun untuk menjamin kesehatan keuangan, baik kiranya uang gaya hidup ini 10% dari gaji bulanan. Dengan begitu kebutuhan-kebutuhan pokok masih aman terkendali.

3. Berani Berkata Tidak Saat Pandemi Covid-19

Yang namanya godaan untuk menghambur-hamburkan uang itu tidak mengenal kondisi. Pun seperti saat pandemi Covid-19 ini yang sudah serba online. Diskon pun bertaburan saat Covid-19 ini. Oleh sebab itu, berani berkata tidak penting dicamkan untuk menanggapi setiap godaan diskon, cashback dan promosi-promosi menggiurkan.

Hal ini penting mengingat dampak Covid-19 terhadap perekonomian tidak cukup 1-2 bulan ke depan. Pertumbuhan ekonomi butuh waktu dan pandemi wabah ini saja hingga kini masih belum tahu kapan berakhirnya. Pprihatin terlebih dahulu penting untuk dilakukan di tengah kondisi perekonomian yang labil ini. Berkata tidak adalah langkah paling efektif untuk berdamai dengan keadaan agar kesehatan keuangan tetap terjaga tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk di masa-masa mendatang.

4. Disiplin Menabung Sekecil Apa Pun

Berapa pun pengeluaran setiap bulan, jangan abaikan yang namanya tabungan. Pun di saat kondisi krisis keuangan saat ini, tabungan termasuk pos yang tak boleh diabaikan. Menabung itu tidak untuk hari ini. Menabung itu untuk kehidupan yang lebih nyaman di masa depan secara keuangan.

Nah, menabung untuk masa depan yang lebih baik tentun saja buka semata-mata tabungan konvensional yang bunganya kecil, tetapi dipilih tabungan modern yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dari tabungan konvensional atau bahkan deposito, salah satunya menabung reksa dana di IPOTFUND yang saat ini mudah dilakukan dengan modal deposit yang nggak selangit seperti di masa lalu. Menabung reksa dana yang masuk kategori investasi, tapi semudah orang menabung ini sudah serba online sehingga mudah dilakukan di saat pandemi saat ini. Sekecil apa pun duit yang ditabung dengan disiplin akan memberikan manfaat besar di masa depan.

5. Dilakukan Secara Mandiri

Saat pandemi covid-19 tak sedikit yang menjalani pekerjaan dari rumah. Oleh sebab itu, baik kiranya pekerjaan-pekerjaan yang selama ini dilakukan orang lain dengan cara membayar mulai dilakukan secara mandari. Contoh konkretnya memasak. Kalau selama ini memasak tidak dilakukan sendiri (beli atau katering) maka dengan cara memasak sendiri keuangan akan makin terjaga dengan baik. Memasak sendiri banyak manfaatnya. Selain bisa dikata lebih irit, dari sisi kesehatan juga terjamin. So, melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri tanpa harus mengeluarkan uang lebih, penting juga menjadi langkah kecil agar tak terjebak utang.

Ikuti tulisan menarik Dhea lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler