x

Indonesia membutuhkan sentuhan asing

Iklan

Chika Lestari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Jumat, 7 Agustus 2020 18:18 WIB

Faisal Basri: Indonesia Butuh Sentuhan Asing

Menurut Faisal Basri, gerak cepat yang dilakukan oleh Indonesia harus disokong oleh dana dari luar negeri. Jika mengnginkan percepatan tidak menunggu seluruhnya harus didanai sendiri. Tapi bisa berhutang atau mengundang pihak luar negeri. 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tonton video selengkapnya disini: https://www.youtube.com/watch?v=ZqT9uhPdNp8

Banyak publik menilai bahwa perekonomian Indonesia didominasi oleh asing. Ragam kecaman ini tertuju pada pemerintahan, lebih-lebih ditabur penilaian anti-China. Sentimen ini nyalakan antipati rasial. 

Sedangkan, penanaman modal asing dipercaya sebagai taktik jitu untuk songsong era globalisasi sekaligus mempercepat pembangunan ekonomi produktif Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ekonom sekaligus politikus Indonesia, Faisal Basri, mengamini hal tersebut dalam sebuah tayangan. Dia menyatakan bahwa investasi asing sangat penting dan wajar adanya untuk membantu mendorong memajukan Indonesia. 

Menurut Faisal Basri, gerak cepat yang dilakukan oleh Indonesia harus disokong oleh dana dari luar negeri. “Ingin percepatan tidak menunggu seluruhnya kita danai sendiri. Oleh karena itu, kita berhutang. Berhutang atau mengundang pihak luar negeri,” kata dia. 

Dalam ‘mengundang’ dana investasi luar negeri, Faisal berpendapat bahwa pemerintah sangat selektif. Seperti mendatangkan perusahaan yang menguasai teknologi tertentu yang di Indonesia belum bisa menggunakan. “Kita mengundang yang belum kita kuasai. Tapi nggak ada yang namanya penjajahan,” ucapnya. 

Dirinya juga berkata bahwa tak seharusnya publik mencurigai investasi asing yang hadir di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa negara asing datang ke Indonesia dalam bentuk 3 jenis yakni kedatangan negara asing tersebut sendiri, uang (investasi), dan pembangunan pabrik. 

Faisal mencontohkan beberapa negara yang dapat dicontoh dalam berinvestasi, salah satunya China. Menurutnya, China bisa lebih berhasil dengan membangun 17 economic zone. Di 17 tempat tersebut, China memperbolehkan perusahaan asing bebas membangun perusahaan apa saja. Setelah itu, China dianggap selektif dalam memilih negara yang diundang berinvestasi. 

Faisal berharap, Indonesia dapat belajar dari China untuk mengundang asing agar lebih cepat dalam pembelajaran serta adanya transfer of knowledge. Jika Indonesia tidak berani untuk mengundang negara asing dan menanamkan modal di Tanah Air, Faisal Basri mengatakan bahwa hal ini akan berakibat tidak baik bagi Indonesia. 

“Akibatnya adalah ekspor kita merosot terus. Karena, sehingga yang kita ekspor tinggal apa? Tinggal sawit. Petik, jual ke luar negeri. Keruk batu bara makin dalem, jual. Kemudian tebang kayu, jual. Elektronik merosot ekspornya. Tekstil merosot, garmen merosot, sepatu merosot,” ujarnya. 

Faisal meyakinkan kembali bahwa pentingnya peran asing masuk ke Tanah Air. Baginya, peran asing sangat penting untuk memajukan industri dan ekonomi di Indonesia, khususnya investasi langsung berbentuk pabrik. “Tidak hanya sekedar bangun pabrik, tapi pabrik yang juga meningkatkan kapasitas memperoleh devisa lewat ekspor,” tuturnya.

 

Ikuti tulisan menarik Chika Lestari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Terkini

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB