Ketimbang Minta Maaf, Kenapa Orang Pilih Bilang: Jangan Baper?

Rabu, 12 Agustus 2020 19:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebenarnya, mengucapkan kata "maaf", "tolong", dan "terima kasih" bukanlah suatu hal yang sulit. Tidak perlu keluar uang, tenaga, atau bahkan waktu. Tetapi, sayangnya orang-orang terkesan enggan mengucapkannya atau bahkan seringkali lupa. Padahal banyak manfaat yang didapatkan dari mengucapkan kata “maaf”, “tolong, “ dan “terima kasih” itu

Pada zaman sekarang, seringkah kita masih mendengar kata “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”? Jika kalian masih sering mendengar atau mengucapkan ketiga kata itu, selamat, berarti kalian berada di lingkungan yang masih menjunjung tinggi kata-kata tersebut.

Sebenarnya, mengucapkan ketiga kata tersebut bukanlah suatu hal yang sulit. Tidak perlu keluar uang, tenaga, atau bahkan waktu. Tetapi, sayangnya orang-orang terkesan enggan mengucapkannya atau bahkan seringkali lupa. Padahal banyak manfaat yang didapatkan dari mengucapkan kata “maaf”, “tolong, “ dan “terima kasih”.

Penggunaan kata “maaf” contohnya. Ketika kita melakukan suatu kesalahan yang entah sekecil apapun itu, ada baiknya ucapkan maaf. Isi hati dan perasaan manusia itu kompleks, sehingga kita tidak pernah tahu mungkin ada sifat, perilaku, atau ucapan yang menyakitkan mereka.  

Tetapi fenomena yang terjadi, orang-orang lebih suka mengelak ketika dimintai kata maaf. Dibanding kata maaf, mereka lebih suka mengatakan “jangan baper” kepada lawan bicaranya. Entah siapa yang mencetuskan kata baper ini, yang pasti semenjak kata baper ini ada, orang- orang lebih suka menggunakannya dibandingkan minta maaf.

Manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak bisa selalu melakukan semuanya sendiri. Kadangkala kita juga membutuhkan bantuan dari orang lain. Di saat inilah kata tolong sangat memberikan kita harapan. Kata tolong digunakan saat seseorang meminta bantuan kepada orang lain.

Kita bisa lihat sekarang, banyak orang yang ketika membutuhkan bantuan lebih galak daripada yang dimintai bantuan. Jadi, sebenarnya yang butuh itu siapa? Selain itu jika di awal tidak ada ucapkan kata tolong, bisa saja menimbulkan perasaan tidak dihargai bagi penolong. Saya jadi teringat ketika saya dimintai tolong oleh teman saya, tetapi karena dia mintanya dengan maksa, saya tetap menolongnya tetapi dengan catatan di hati saya tidak ikhlas.

Kalau sudah begitu bisa saja suatu saat nanti ketika dia meminta tolong, saya akan berpura-pura tidak bisa menolong. Beda cerita jika yang ditolong mengucapkan kata-kata tolong terlebih dahulu. Jika yang dimintai tolong bisa, pasti ia tidak akan sungkan menolong. Bantuan yang diberikan oleh si penolong pasti terasa lebih ikhlas sehingga pada akhirnya yang ditolong maupun yang menolong sama-sama merasa saling dihargai.

Kata ajaib terakhir adalah terima kasih. Kata ini juga termasuk sangat mudah untuk diucapkan. Sehabis kita diberi bantuan oleh orang lain, ucapkanlah kata terima kasih. Ucapan terima kasih sangat memberikan efek perasaan senang oleh kedua belah pihak.

Bayangkan jika setelah diminta tolong, kita diacuhkan begitu saja. Bagaimana perasaan kalian? Untuk sebagian orang, hal tersebut sangat mengesalkan. Bukannya tidak ikhlas, hanya saja jika mengucapkan terima kasih kita jadi merasa lebih dihargai.

Oleh karena itu, kata “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih” harus terus dibudayakan. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, jangan sampai kita enggan atau malah muncul perasaan gengsi untuk mengucapkannya. Ketika berbuat salah maka minta maaf, ingin meminta bantuan ucapkan kata tolong, setelah dimintai bantuan ucapkan kata terima kasih. Hal sederhana ini bisa kita mulai dari diri sendiri dengan sering-seringlah mengucapkan kata-kata tersebut. Tulisan singkat ini hanya menjadi pengingat agar kita tidak lupa tentang hal sederhana yang sangat berarti di dalam lingkungan sosial kita.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Maulidiya Purnama Sari

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler