x

Pihak RW setempat membagikan masker bagi orang-orang yang tidak menggunakan masker pada periode pandemi COVID-19

Iklan

Pencerah Nusantara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Agustus 2020

Rabu, 19 Agustus 2020 13:59 WIB

Srikandi Masker Covid-19 Cigondewah Ini Bisa Jadi Contoh Baik untuk Ketua-Ketua RW Lain

Ketua RW di Kecamatan Bandung Kulon membagikan masker bagi masyarakat yang tidak memiliki atau menggunakan masker

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Turun langsung memberikan masker kepada warga adalah salah satu metode terbaik mendisiplinkan warga pada masa pandemi. (Dok. Pencerah Nusantara)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pandemi Covid-19 adalah masalah besar yang dihadapi masyarakat Indonesia. Begitu juga di Bandung Kulon, masalah pandemi Covid-19 kerap membuat resah dan memberi ketidakpastian. Masyarakat memberi respon psikologis yang bermacam-macam, mulai dari memberikan stigma hingga mengabaikan semua protokol kesehatan serta berasumsi bahwa Covid-19 ini tidak ada. Jika kita melihat masalah tersebut, dunia ini mau berakhir dan pesimis bahwa pandemi Covid-19 dapat diselesaikan.

Saya mencoba mengelilingi wilayah Bandung Kulon, hingga sampai di sebuah Kelurahan Cigondewah Kidul. Pada saat itu saya bertemu dengan para Ketua RW, satu di antaranya adalah seorang perempuan bernama Ibu Ella, sapaan akrabnya. Semua Ketua RW bercerita kondisi wilayah masing-masing selama pandemi. Ketika Ketua RW lain membahas koordinasi dengan pemerintah daerah lain, ada cerita berbeda dari Ibu Ella. Dia bercerita sulitnya warga mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker. Dia juga bercerita bahwa warganya lama-lama patuh juga memakai masker dan membagikan kiat suksesnya kepada kami yang hadir di sana.

Di awal pandemi Covid-19, Ibu Ella sebagai ketua RW berkeliling memberikan imbauan agar warga memakai masker. Ada warganya yang menjawab, “Bu RW, bagaimana kami mau menggunakan masker. Maskernya juga tidak ada, terus aja disuruh pakai masker, kasih dong kami maskernya.” Mendengar keluhan warga itu membuat Ibu Ella berpikir mencari bantuan masker untuk dibagikan ke warganya secara cuma-cuma. Dia berkomunikasi dengan pihak kelurahan dan mendatangi para pengusaha kain di sentra kain Cigondewah.

Usaha tidak mengkhianati hasil, Ibu Ella mendapatkan bantuan masker yang banyak untuk dibagikan kepada warganya. Bersama kader PKK lainnya, ia berkeliling ke rumah-rumah membagikan masker sambil memberikan edukasi agar warga mau memakai masker. Apakah usaha tersebut berhasil untuk membuat warga RW03 patuh memakai masker? Ternyata tidak, banyak warga yang tidak disiplin memakai masker. Keluar rumah atau berpergian tak menggunakan masker dan ada juga yang maskernya hanya digantung di leher.

Meihat kondisi ini, Ibu Ella tidak mau menyerah begitu saja. Ibu RW 03 ini meyakini nilai-nilai filosofis sunda yaitu Cik karacak ninggang batu laun-laun jadi legok yang artinya usaha yang pelan-pelan dilakukan secara konsisten lama kelamaan akan membuahkan hasil. Usaha memberikan imbauan memakai masker tetap dilakukan, namun lebih gencar. Ibu Ella berkeliling dan jika melihat warganya tidak menggunakan masker langsung ditegur dan disuruh menggunakan masker pada saat itu juga. Bahkan Ibu Ella sambil meneriaki warganya yang tidak mau pakai masker, “Aa Teteh, Bapak Ibu pakai maskernya.” Lama kelamaan warga mulai patuh menggunakan masker. Usaha seperti itu terus dilakukannya sampai benar-benar warganya patuh menggunakan masker.

Usaha Ibu RW 03 untuk membuat warganya patuh memakai masker terlihat berhasil di bulan Juli. Warga yang tadinya tidak mau pakai masker jadi mau menggunakan masker, meski motivasinya berbeda-beda. Ada satu warganya yang mengatakan, “Sebenarnya kami terpaksa menggunakan masker, soalnya kasihan sama Ibu RW setiap hari teriak-teriak menyuruh memakai masker. Jadi, kami pakai masker saja, tapi lama-lama jadi kebiasaan juga. Kalau keluar rumah tidak memakai masker rasanya ada yang kurang.”

Ibu Ella telah memberikan pembelajaran bagi kita semua, bahwa dalam mendisiplinkan warga untuk memakai masker perlu usaha yang dilakukan secara terus menerus. Nilai-nilai lokal di tanah sunda yaitu Cik karacak ninggang batu laun-laun jadi legok, bisa menjadi prinsip dasar yang diterapkan dalam upaya edukasi kepada masyarakat atau dalam upaya respon Covid-19 lainnya.

 

Tentang Pencerah Nusantara COVID-19

Pencerah Nusantara adalah inovasi untuk mengurangi kesenjangan pelayanan publik di bidang kesehatan untuk mewujudkan Indonesia sehat dan sejahtera. Pencerah Nusantara adalah gerakan penguatan pelayanan kesehatan primer (puskesmas) yang terdiri dari tim pemuda multi-profesi kesehatan yang ditempatkan di puskesmas dengan masalah kesehatan untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. Pencerah Nusantara COVID-19 hadir membantu puskesmas di wilayah Jakarta dan Bandung dan menguatkan puskesmas menghadapi pandemi COVID-19 selama periode enam bulan penempatan. Sejak tahun 2015, model intervensi puskesmas berbasis Tim Pencerah Nusantara diadopsi Kementerian Kesehatan sebagai Nusantara Sehat. 

 

Penulis

Deni Frayoga (Sarjana Kesehatan Masyarakat)

Pencerah Nusantara COVID-19 Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung

 

 

Ikuti tulisan menarik Pencerah Nusantara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu