x

Iklan

Sri Kandhi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2020

Senin, 31 Agustus 2020 08:30 WIB

Awas! Demonstrasi Ciutkan Investor Tanamkan Modal di Indonesia

Indonesia adalah negara demokrasi yang memang memperbolehkan warganya untuk aksi turun ke jalan atau demo dalam rangka menyuarakan pendapat. Namun sayangnya, demokrasi di Indonesia kerap kali berbuntut anarkis. Menyebabkan keresahan di masyarakat, merusak fasilitas umum, hingga memakan korban jiwa. Tak hanya masyarakat saja yang resah dengan keadaan tersebut, pengusaha dan investor pun juga. Mereka menilai, hal ini dapat mengakibatkan kegiatan usaha berjalan tidak kondusif.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia adalah negara demokrasi yang memang memperbolehkan warganya untuk aksi turun ke jalan atau demo dalam rangka menyuarakan pendapat. Namun sayangnya, demokrasi di Indonesia kerap kali berbuntut anarkis. Menyebabkan keresahan di masyarakat, merusak fasilitas umum, hingga memakan korban jiwa. Tak hanya masyarakat saja yang resah dengan keadaan tersebut, pengusaha dan investor pun juga. Mereka menilai, hal ini dapat mengakibatkan kegiatan usaha berjalan tidak kondusif. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Danang Girindrawardana, menyayangkan masyarakat memilih untuk berdemo dan tidak memanfaatkan sarana formal seperti dialog serta berdiskusi. “Bukan soal substansinya, namun aksi mereka turun ke jalan,” ujarnya. 

Shinta Kamdani, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Bidang Hubungan Internasional juga mengatakan aksi unjuk rasa rupanya memicu kondisi yang tidak aman untuk kegiatan usaha. Sebab, Indonesia memiliki rekam jejak yang buruk walaupun aksi demo adalah sarana ekspresi demokrasi yang perlu dihargai. “Walaupun demo adalah ekspresi demokrasi yang dihargai, demo-demo di Indonesia punya track record yang buruk, dimana massa kerap menjadi anarkis, merusak, atau menciptakan kondisi yang tidak aman untuk melakukan kegiatan usaha,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu dampak dari demonstrasi terhadap ekonomi Indonesia adalah September 2019, ribuan mahasiswa beraksi menolak sejumlah RUU yang dianggap kontroversi. Dari aksi ini, pasar saham terganggu dan investor asing ramai-ramai melepas sahamnya. Di bursa saham domestik, investor melepas investasi hingga Rp 993, 94 miliar di pasar reguler. Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing melakukan pembelian bersih saham sebesar Rp 220, 59 miliar. 

“Demonstrasi yang berujung kericuhan itu sudah pasti akan mengganggu situasi ekonomi. Coba dibayangkan jika demo terus dibiarkan, pariwisata akan sepi karena travel warning, harga saham anjlok, dan kurs rupiah akan merosot,” kata Shina. 

Danang memaparkan, aksi demonstrasi akan membuat omzet pengusaha menurun. “Semuanya akan terdampak langsung, mal sepi, dan transportasi juga lumpuh,” tuturnya.

Menurut dia demo juga akan mempengaruhi kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal itu bertentangan dengan rencana pemerintah yang berupaya menggenjot investasi guna menjadi percepatan perekonomian di Indonesia. 

Ikuti tulisan menarik Sri Kandhi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler