x

Ilustrasi Kepemimpinan. Pixabay.com

Iklan

NUR EKO SUHARDANA

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 September 2020

Kamis, 3 September 2020 13:38 WIB

Nasib Rakyat di Bawah Bayang-bayang Dinasti Politik

Sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia telah melahirkan dinasti politik yang mengancam secara signifikan terhadap semangat sistem politiknya, dinasti politik di indonesia bertahan karena adanya keluarga yang menggunakan jaringan patronase dan kekayaan, tujuannya tak lain adalah melanggengkan kekuasaan politik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Politik Dinasti

Pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) secara langsung adalah salah satu perwujudan instrumen demokrasi dan dijamin oleh undang-undang. Dengan sistem ini, maka harapan terwujudnya sebuah kedaulatan rakyat dapat terealisasikan secara menyeluruh, mengingat bahwa negara kita menganut demokrasi yang dijamin oleh undang-undang 1945.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Pilkada 2020 akan dilaksanakan secara serentak di 270 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang - Merauke. Berbagai tahapan telah disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mematangkan persiapan Pilkada Tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyusun seluruh tahapan dalam pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 nanti.

 

Tahapan pilkada telah dimulai pada 15 Juni 2020 dengan kegiatan utama penyusunan daftar pemilih. Tahapan penyusunan daftar pemilih ini merupakan tahapan yg sangat sensitif dan juga krusial sebab seringkali menjadi pemicu perdebatan antarcalon dalam pilkada.

Para calon yang akan bertarung atau maju dalam Pilkada 2020 juga mulai mengatur siasat dan strategi dalam menyambut pesta demokrasi pada 9 Desember 2020, tak ketinggalan para relawan dari tim pemenangan juga mulai melakukan blusukan di berbagai desa untuk menghegemoni masyarakat terkait calon yg akan di menangkan.

 

Pembentukan tim pemenangan atau relawan terus di matangkan untuk memperkuat basis dukungan di berbagai desa. Pilkada 2020 Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi calon yang akan memperebutkan Posisi di singgasana dan tentunya tidak mudah untuk memenangkan persaingan ditengah pandemi covid-19 ini.

Tentunya para kontestan calon kepala daerah sudah menyiapkan segala cara jauh-jauh hari demi memenangkan Pilkada tersebut salah satunya yaitu melalui rekomendasi partai politik sebagai kendaraan taktis dalam bertempur pada Pilkada 2020. Tentu bukan hal mudah untuk memperoleh rekomendasi dari suatu partai dan sudah pasti dengan mahar yang cukup tinggi, sebab sudah pasti partai politik juga tidak akan memberikan rekomendasi secara cuma-cuma bagi calon yg ingin maju melalui partainya, walaupun mereka adalah loyalis sejati dari partai tersebut. Maka dari itu kemampuan finansial dan kedekatan terhadap tokoh pimpinan partai akan menjadi jurus handal untuk memperoleh rekomendasi dari partai tersebut.

Sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia telah melahirkan dinasti politik yang mengancam secara signifikan terhadap semangat sistem politiknya, dinasti politik di indonesia bertahan karena adanya keluarga yang menggunakan jaringan patronase dan kekayaan, tujuannya tak lain adalah melanggengkan kekuasaan politik.

Jika politik dinasti di Indonesia masih terus berlanjut, maka wajah-wajah baru yang mungkin jauh lebih baik dan mumpuni untuk memimpin daerah tersebut akan tersingkir dengan sendirinya oleh calon lain yg pada dasarnya tidak memiliki kemampuan dalam memimpin dan bertatanegara yang hanya mengandalkan modal backup dari penguasa dan tokoh sentral yg mengusungnya, serta ancaman pelanggengan kekuasaan dari pihak tertentu akan terus berjalan.

Masyarakat pada khususnya akan terjebak kepada politik prosedural yang dihasilkan dari politik kekerabatan, bukan hasil perkawinan dari orang-orang yang berkompeten dalam membawa perubahan. Politik dinasti adalah koloni, koloni koncoisme dan koloni kerabatisme yang tak lain tujuannya adalah untuk menlanggengkan kekuasaan, kekuasaan memang menggiurkan sehingga terus di wariskan pada anak, istri dan menantu.

Keberadaan dinasti politik bisa berbahaya dari sisi etika politik karena akan menghambat kerja politik. Selain itu, kepentingan kelompok tertentu dalam circle tersebut akan lebih diakomodir daripada kepentingan publik atau kepentingan rakyat. Dinasti politik membuat partisipasi masyarakat menjadi minim serta masyarakat akan khawatir terhadap praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme ( KKN) jika calon dari hasil dinasti politik tersebut terpilih.

 

Lawan Politik Dinasti!

 

Ikuti tulisan menarik NUR EKO SUHARDANA lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler