x

Timnas U-19

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 16 September 2020 14:45 WIB

Budayakan dan Bangun Karakter Pemain Timnas U-19 Bermental Pemenang Selama Laga Uji Coba

Lihat, semua negara yang sepak bola nya maju dan ranking FIFA nya tinggi, tak ada kamus, uji coba kalah, meski sedang sama-sama berproses dan tetap menurunkan pemain terbaik. Sebab, hasil laga uji coba juga akan tercatat abadi dalam sejarah sepak bola dunia dan menjadi gengsi serta harkat dan martabat bangsa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Kamis, 17 September 2020, Timnas U-19.di bawah besutan Shin Tae-yong (STy) akan menjalani laga uji coba ke-10. Sebelumnya, dalam laga uji coba bertajuk "proses" ala STy, saya menyebut STy telah menorehkan prestasi 1--1-7, yaitu 1 kali menang, 1 kali imbang, dan 7 kali kalah. Bagaimana kira-kira hasil proses laga ke-10 saat meladeni Qatar dipertemuan pertama? Sebab, uji coba versus Qatar akan terjadi dua kali.

Dengan modal materi yang bisa disebut hanya 25 pemain yang tersisa di Kroasia, karena satu pemain tak kunjung bergabung dan dua pemain masih cidera, maka, STy tentu akan melanjutkan proses coba-coba pemain dan proses coba-coba menukar posisi baru pemain.

Dari tiga pertandingan di Kroasia, STy setidaknya sudah nampak percaya kepada empat pemain yang selalu diturunkan sejak menit pertama yaitu Muhammad Adisatryo, Komang Tri Arta Nugraha, David Maulana, dan Witan Sulaeman, bukan tidak mungkin akan ada pemain lain yang juga akan dipercaya demi mendekati gambaran kerangka tim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan, pemain yang akan mulai dipercaya adalah pemain yang sesuai ekspektasi publik sepak bola nasional yang dalam tiga laga justru sering duduk dibangku cadangan.

Sebelum meladeni Qatar, sebagai bahan evaluasi, saya mencatat bahwa Timnas U-19 saat kalah oleh Bulgaria dan Kroasia, bukan karena persoalan fisik, namun lebih karena materi pemain yang diturunkan sejak menit awal didominasi muka baru yang masih butuh pengalaman dan jam terbang serta kemampuan skill individu yang kurang.

Baru, saat meladeni Arab Saudi, STy sudah tak keras hati, dan mau menurunkan pemain yang skill individunya lebih baik dan punya pengalaman dan jam terbang.

Bila pada akhirnya STy memberikan evaluasi bahwa para pemain Timnas U-19 masih kurang dalam defend dan cover play seperti diungkap dalam chanel You Tube PSSI, maka sejatinya sesuai dengan catatan saya, karena banyak pemain muka baru yang diturunkan maka keberanan dalam defend, yaitu memperjuangkan, membela, mempertahankan, dan bertahan nampak belum berani karena belum terjalin chemistry yang baik.

Selain itu, karena masih kurang chemistry jelas saja, persoalan cover play pun tentu menjadi masalah. Pemain banyak yang masih nampak bingung saat harus menutup lawan.setelah kehilangan bola, sehingga lawan dengan mudah lolos dan masuk ke sektor pertahanan dan penjaga gawang kita seakan dibiarkan untuk siap dijebol.

Menjadi pertanyaan pula, apakah dalam laga uji coba ke-10, STy akan tetap fokus pada fisik pemain? Selain melakukan evaluasi bahwa Timnas U-19 sangat kurang dalam defend dan cover play, apakah dalam laga versus Qatar di pertemuan pertama, STy tetap belum membekali pemain dengan taktik dan strategi bermain?

Memang, apa pun alasan STy dalam membesut Timnas U-19, karena memang masih dalam proses pembentukan tim, maka semua pernyataan STy sah-sah saja. Uji coba tetap tak memikirkan hasil akhir apakah menang atau kalah. Publik pun tetap harus bersabar atas upaya dan kinerja STY yang memang masih berproses.

Hanya lewat tulisan ini, kembali saya mengingatkan kepada PSSI maupun Direķtur Teknik PSSI, boleh saja STy selalu memberikan alasan Timnas masih berproses. Namun, STy tetap harus diingatkan, agar menyuntik mental pemain untuk menjadi pemenang, bukan pecundang. Ini Timnas, bukan tim pembinaan seperti di sepak bola akar rumput.

Bila sebelum bertanding, STy selalu mengungkap bahwa tidak memikirkan hasil, maka akan melemahkan semangat juang pemain, karena pelatihnya juga tidak masalah kalau kalah.

Lihat, semua negara yang sepak bola nya maju dan ranking FIFA nya tinggi, tak ada kamus, uji coba kalah, meski sedang sama-sama berproses dan tetap menurunkan pemain terbaik. Sebab, hasil laga uji coba juga akan tercatat abadi dalam sejarah sepak bola dunia dan menjadi gengsi serta harkat dan martabat bangsa.

 

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler