Di masa pandemi seperti ini orang-orang disarankan untuk menjaga kebersihan di sekitar dan kebersihan seluruh tubuh kita, karena dijelaskan dimana-mana bahwa dengan menjaga kebersihan dapat mencegah penularan virus Covid-19. Virus Covid-19 ini sudah merebak dan menyebar di seluruh dunia, bahkan di Indonesia, dimulai dengan kasus yang terjadi di Depok bulan Maret lalu. Juga disebutkan bahwa dengan rajin mencuci tangan dapat mencegah penyebaran dan penularan COVID-19.
Campaign WHO (World Health Organization) “SAVE LIVES: CLEAN YOUR HANDS”, menyebutkan bahwa tangan kita memiliki peranan yang sangat penting dalam penyebaran virus Covid-19 ini. Karena kontak tangan yang kita lakukan saat kita menyentuh orang yang terinfeksi, barang atau permukaan yang terkontaminasi, dapat menyebarkan virus dengan menyentuh permukaan lain dari tangan kita yang sudah terkontaminasi. Virus juga dapat masuk ke tubuh kita saat kita menyentuh daerah mulut, hidung, dan mata. Yang kita perlu ketahui, mencuci tangan di masyarakat adalah cara yang sangat efektif untuk mencegah penyakit diare dan penyakit pernafasan (Jefferson T, dkk. “BMJ” 2008). Maka dari itu, mencuci tangan merupakan salah satu langkah penting yang dapat kita ambil untuk mencegah penularan dan infeksi COVID-19.
Mencuci tangan sudah lama menjadi sebuah pembelajaran yang diajarkan oleh orang-orang banyak di segala bidang, baik bidang kesehatan, pendidikan, dsb. Jauh sebelum COVID-19 hadir di bumi ini, sebagian dari kita dari kecil juga sudah diajarkan untuk mencuci tangan sebelum makan, atau saat tangan kita kotor. Namun ternyata, berdasarkan data UNICEF pada tahun 2014, sebanyak 75,5 persen masyarakat Indonesia tidak terbiasa mencuci tangan. Disebutkan hanya 8 persen masyarakat Indonesia yang membersihkan tangan dengan cara yang benar. Hal tersebut terjadi karena mereka menganggap tangan mereka sudah bersih, dam kebiasaan yang kurang ditanamkan sejak kecil bisa menjadi penyebab orang malas membersihkan tangan. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, Kuntjoro pada saat acara Pencegahan COVID-19 di Jakarta pada Jumat, 13 Maret lalu, mengatakan bahwa tidak sedikit orang tua yang hanya mengingatkan cuci tangan saat sebelum makan saja.
Dalam liputan Berita Kesehatan CNN Indonesia pada Sabtu, 7 Maret 2020, menyebutkan bahwa malas cuci tangan disebabkan karena kebiasaan yang terus dilakukan, hingga akhirnya menjadi gaya hidup yang sulit diubah. Hal demikian terjadi karena gaya hidup yang seharusnya sudah menjadi budaya dari kecil. Mungkin karena budaya mencuci tangan tersebut tidak ditanamkan sejak kecil. Orang tua, pengasuh, dan guru punya tugas besar untuk mengenalkan dan membiasakan cuci tangan yang benar kepada anak sejak dini. Mencuci tangan yang benar adalah dengan menggunakan air mengalir dan sabun, dengan durasi 20 detik atau bisa sambil menyanyikan lagu “Happy Birthday”. Cuci tangan mesti diajarkan di usia dini setiap kali sebelum dan setelah makan, setelah buang air, setelah bermain, dan sesaat setelah masuk ke rumah.
Mencuci tangan di masa sebelum pandemi terdengar sepele, namun saat terjadi pandemi COVID-19, mencuci tangan rasanya menjadi sebuah hal yang sangat penting dan tidak boleh terlewatkan. Padahal, mencuci tangan sangatlah penting meskipun tangan kita terlihat bersih. Maka dari itu penting bagi kita semua membudayakan mencuci tangan dengan benar sejak dini, mulai saat ini hingga ke masa yang akan datang. Bimbinglah setiap anak dan setiap orang untuk membudayakan mencuci tangan dengan benar, agar kesehatan dan kebersihan bersama akan tetap terjaga.
Ikuti tulisan menarik Steven lainnya di sini.