x

Indra Sjafri

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 13 November 2020 14:55 WIB

Indra Sjafri: PSSI Benahi Standar Pelatih Sesuai Standar AFC

"Komite Teknik AFC memutuskan akan melakukan verifikasi ulang pelatih asing di seluruh anggota AFC. Jadi, kami akan verifikasi ulang pelatih asing yang ada di Indonesia tentang sertifikasi dan kualitasnya," kata Indra.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Usai Indra Sjafri menjadi bagian dalam Rapat Komite Teknik AFC pada Senin (9/11/2020), ada media yang mengungkapkan bahwa Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri menyebutkan pada tahun depan pelatih asing harus memiliki sertifikat atau lisensi yang dikerluarkan oleh AFC.

Selain itu juga diberitakan menyoal informasi standar lisensi kepelatihan untuk Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.

Atas pemberitaan tersebut, agar tak salah informasi dan salah berita, maka Jumat pagi (13/11/2020) saya pun mencoba mengkonfirnasi langsung kepada Indra melalui sambungan telefon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indra pun menyebut bahwa informasi atau berita itu salah. Harus diluruskan. Berita yang menyebut "pada tahun depan pelatih asing harus memiliki sertifikat atau lisensi yang dikeluarkan oleh AFC adalah salah.

Yang benar adalah sertifikat pelatih yang dimiliki oleh pelatih asing harus sesuai standar AFC dan harus diakui AFC. Hal ini sesuai hasil rapat Komite Teknik AFC poin 2, yaitu "Pertimbangan Ulang dari Pengakuan Pengalaman dan Kompetensi Saat ini (RECC)".

"Komite Teknik AFC memutuskan akan melakukan verifikasi ulang pelatih asing di seluruh anggota AFC. Jadi, kami akan verifikasi ulang pelatih asing yang ada di Indonesia tentang sertifikasi dan kualitasnya," kata Indra.

Karenanya PSSI memutuskan akan melakukan verifikasi ulang pelatih asing yang ada di Indonesia tentang sertifikasi dan kualitasnya. PSSI juga akan membantu merekomendasi pelatih asing yang diusulkan oleh Klub yang akan menggunakan jasanya agar sertifikatnya diverifikasi oleh AFC, sehingga berstandar AFC.

Mengapa hal ini dilakukan, sebab ada pelatih asing yang sertifikasi lisensi pelatihnya hanya dikeluarkan oleh Asosiasi Pelatih di negara asalnya dan lainnya.

"Jadi bukan sertifikat yang dikeluarkan oleh AFC, Seperti C,B, A, A PRO Diploma AFC. Boleh seperti lisensi UEFA PRO namun diakui AFC. Selama ini, banyak pelatih asing yang sertifikatnya tidak sesuai standar AFC atau diakui AFC," tutur Indra.

"Sekarang pelatih asing kita minta melakukan standarisasi ke AFC." ujar Indra.

Berikutnya, berita yang harus diluruskan adalah menyebut bahwa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah menetapkan kualifikasi pelatih yang berhak bertugas di musim ini. Mulai dari Liga 1 hingga Liga 3 sudah dipatok standarisasinya.

Menurut Indra yang benar standarisasi tersebut sudah berlaku pada musim kompetisi tahun sebelumnya, jadi untuk musim kompetisi berikut baru diusulkan dan sedang digodok di PSSI.

Seperti apakah untuk tim-tim Liga 1, pelatih berlisensi A AFC tetap menjadi syaratnya. Asisten pelatih 1 pun apakah diharuskan berlisensi A AFC. Lalu, terkait asisten pelatih 2 dan pelatih fisik, apakah klub boleh merekrut staf pelatih dengan lisensi B AFC, termasuk pelatih fisik, apakah tetap ada tambahan syaratnya, yaitu berlabel Sarjana Olahraga?

Berikutnya, untuk pelatih kepala Liga 2, pelatih berlisensi B AFC dan staf pelatih C AFC. Dan, untuk tim Liga 3, lisensi pelatih C PSSI dan D PSSI. Semua itu sedang diproses dan akan diatur.

"Kita juga sedang mengejar persiapan ketersedian SDM kepelatihan, kepelatihan khusus, fisik, GK, dokter sepak bola, hingga fisioterapi.

Sementara untuk pelatih-pelatih kompetisi Elite Pro Academy (EPA) Liga 1, Piala Suratin, hingga kompetisi-kompetisi SSB yang dihelat operator kompetisi swasta, Indra menyebut sedang didiskusikan di Departemen Teknik PSSI.

Khusus untuk kompetisi SSB, Departemen Teknik pun sedang mendata SSB melalui Asprov, baru kemudian menghitung ketersediaan pelatih berlisensi A, B, C, dan D.

Untuk itu, Indra pun menegaskan bahwa setiap operator kompetisi swasta sebelum menentukan standar lisensi pelatih, wajib berkoordinasi dengan PSSI dan Asprov PSSI yang membawahi operator kompetisi di daerahnya, terkait ketersediaan SDM pelatih dengan sertifikat kepelatihannya karena menyangkut standarisasi kompetisi.

Selain hal tersebut, khusus untuk kursus pelatih, Indra menyebut bahwa AFC menegaskan supaya negara-negara anggota tidak boleh menurunkan standar sertifikat atau lisensi pelatih. Sebab, pelatih yang berkualitas sangat penting untuk melindungi pemain dan menjaga standar tim tetap tinggi.

 

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler