Pemilik industri wajib memperhatikan pengolahan limbahnya dengan baik. Sektor industri apa saja yang sebaiknya melakukan pengolahan limbah secara profesional?

Pada dasarnya, semua sektor industri menghasilkan limbah yang merupakan sisa dari kegiatan operasional. Namun, setiap jenis limbah memiliki karakteristik yang berbeda. Ini membuat proses penanganannya pun berbeda. Industri yang wajib memiliki tenaga Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah (POPAL) yang tersertifikasi adalah mereka yang menghasilkan limbah B3.

Limbah B3 merupakan semua jenis limbah yang memiliki kandungan bahan kimia yang berbahaya baik dari segi sifat maupun konsentrasinya. Apabila limbah B3 ini dibuang sembarangan, secara langsung atau tidak langsung bisa mencemari dan merusak lingkungan. Pada akhirnya, limbah yang diabaikan ini bisa merugikan manusia.

Menurut studi yang dilakukan oleh Bina Lingkungan Hidup DKI, ada setidaknya beberapa kelompok industri penyumbang limbah B3 antara lain:

1. Industri Kulit dan Tekstil

Kedua industri ini menghasilkan limbah beracun berupa zat pewarna seperti Naftol dan HClO yang dikenal sangat beracun. Beberapa aktivitas yang menghasilkan limbah B3 dalam kegiatan operasional industri tekstil dan kulit, antara lain soaking, shaving hingga polishing.

2. Percetakan dan Pabrik Kertas

Proses recovery zat kimia dalam pembuatan kertas, proses pembuangan atau blow down hingga pematangan kertas adalah beberapa bagian dari aktivitas industri ini yang menghasilkan limbah B3. Tidak hanya itu, industri percetakan surat kabar juga menjadi penyumbang limbah B3 yang cukup banyak di tanah air.

3. Industri Kimia

Beberapa industri yang tergolong dalam industri kimia besar yang memerlukan Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah (POPAL), antara lain pabrik cat, pabrik gas, pestisida, pupuk, produsen resin, pembuat bahan pengawet kayu, dan lain sebagainya.

4. Industri Farmasi

Dalam industri farmasi ada dua kelompok yang menghasilkan limbah berbahaya, yakni pembuat bahan dasar obat-obatan dan kelompok formulasi dan pengemasan. Kelompok pertama menjadi penyumbang limbah berbahaya yang cukup tinggi, terutama produsen antibiotik. Limbah dari industri farmasi biasanya bersumber dari air sisa mencuci peralatan serta obat-obatan yang kedaluwarsa atau tidak terjual habis.

5. Industri Logam Dasar

Proses pencetakan, pengecoran maupun pelapisan yang menggunakan logam nonbesi menghasilkan limbah beracun sebanyak 3% dari seluruh limbah cair. Pembuatan produk rumah tangga yang menggunakan logam juga menghasilkan sisa-sisa produksi yang harus diolah secara khusus agar dapat dibuang dengan aman ke lingkungan.

6. Rumah Sakit

Tidak hanya limbah padat, rumah sakit juga menjadi salah satu sektor industri penghasil limbah cair yang berbahaya. Limbah ini umumnya mengandung gas, virus dan bakteri. Sisa obat-obatan, hasil pencucian, dan lain sebagainya memerlukan pengelolaan yang dilakukan oleh Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah (POPAL).

7. Industri Pembuatan Baterai

Baterai kering maupun baterai basah (aki) menghasilkan limbah berbahaya dari proses filtrasi, penyegelan, dan penggunaan H2SO4 (cairan elektrolit) dalam unitnya. Sisa-sisa dari proses ini perlu dikelola dengan baik agar dapat dibuang tanpa mencemari lingkungan.

Dengan berbagai risiko berbahaya yang dapat diakibatkan oleh air limbah, setiap pemilik industri harus menaruh perhatian lebih terhadap pengelolaan limbah mereka. Salah satu langkah yang bisa Anda lakukan adalah dengan menugaskan seorang Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah (POPAL) untuk melakukan pengelolaan limbah yang baik dan benar. Personil pengolahan air limbah pun diharuskan tersertifikasi POPAL.

Referensi:Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah (POPAL) di Indonesia 

Ikuti tulisan menarik Danur Osda lainnya di sini.