Pentingnya Manajemen Waktu Bagi Seorang Muslim
Oleh: Aufa Khalil
Waktu merupakan salah satu ni’mat besar yang Allah anugerahkan kepada manusia. Saking agungnya, kita bisa menemukan banyak ayat yang Allah bersumpah dengan waktu, dan Allah tidak bersumpah kecuali dengan sesuatu yang agung. Dalam surat Al-fajr Allah bersumpah dengan waktu Fajar. Dalam surat Al-muddatsir dan At-takwir Allah bersumpah dengan waktu subuh. Dalam surat Ad-duha Allah bersumpah degan waktu duha. Dalam surat Al-asr Allah bersumpah dengan waktu. Dalam surat Al-lail, surat Al-muddatsir, surat Al-insyiqaq, surat Al-fajr, juga surat Ad-duha Allah bersumpah dengan waktu malam.
Masa adalah satu hal yang tidak dapat terulang. Begitu berharga, tak ada seorangpun yang dapat mengembalikan waktu yang telah berlalu, meski membayarnya dengan seluruh dunia dan seisinya. Namun, banyak orang yang lalai akan hal ini, tidak menyadari betapa berharganya detik-detik yang sedang berjalan, menyia-nyiakannya pergi tanpa meninggalkan jejak yang berarti.
Goresan tinta pada tumpukan kertas yang tersusun pada dewasa ini, mejadi bukti betapa produktifnya orang terdahulu dalam memanfaatkan waktu. Meski fasilitas yang ada pada saat itu terbatas, menulis diatas kayu dan batu, ketika malam hari memanfaatkan cahaya dari setitik api untuk menerangi ketika menorehkan pena, tak menyurutkan semangat mereka untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Di era teknologi yang terus berkembang saat ini, manusia menjalani kemudahan dalam berbagai hal, sehingga bisa meringkas waktu dalam melakukan pekerjaan apapun. Namun, tidak semua orang dapat memanfaatkan kemudahan tersebut, sebagian orang lebih gemar meghamburkan waktu dengan hal yang sia-sia, hingga tak menyadari bahawa ternyata waktu telah berlalu begitu cepat.
Bagi seorang muslim waktu adalah modal utama, dengannya dia bisa beruntung bisa juga merugi, tergantung bagaimana ia mengelola modal tersebut. Maka, seorang muslim yang baik tidak akan menyia-nyiakan modalnya terhambur begitu saja. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:«مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya)
Manajemen waktu diperlukan oleh seorang muslim agar detik-detik yang mengalir tertata dan terencana. Ketka ingin menyusun rencana, Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
- Tentukan Tujuan Hidup
Jika seseorang telah menenukan tujuan hidupnya, maka ia akan mengetahui kemana ia akan melangkah, berjalan bersama waktu untuk mencapai apa yang ia tuju, tidak membiarkan waktu meninggalkannya melangkah tak tentu arah. Dan jadikan Ridha Allah menjadi tujuan utama, karema tujuan utama penciptaan manusia di dunia adalah untuk beribadah kepada-Nya.
- Merasa Selalu Diawasi
Pengawasan Allah ﷻ terhadap hambanya tak pernah luput walau sedetikpun, perbuatan besar atau kecil selalu terlihat oleh-Nya. Hanya saja, banyak manusia yang tidak menyadari bahkan lalai. Maka, jika kita menghadirkan perasaan bahwa Allah ﷻ selalu mengawasi, kita akan selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik sebagaimana perintahnya, juga berusaha tidak mendekati apa yang mejadi larangannya.
- Merancang Rencana dan Menuliskannya
Seringkali sebuah rencana tergambar di otak, entah itu rencana jangka Panjang atau jangka pendek. Perencanaan yang telah tergambar tersebut jangan dibiarkan memudar begitu saja, pindahkan gambar tesebut ke media tulis, bisa dengan mendeskripsikannya atau dengan memetakannya denga gambar. Memori otak sangatlah terbatas, jangan biarkan rencana itu terhapus seiring terhapusnya memori.
- Mengedepankan Prioritas
Daftar rencana yang berderet memang penting bagi kita. Namun, diantara semuanya pasti ada rencana yang paling penting, penting dan tidak begitu penting, maka jadikanlah rencana yang paling penting berada di deretan pertama, kemudian rencana yang penting berada di deretan selanjutnya, begitu juga rencana yang tidak terlalu penting disimpan setelah daftar rencana yang penting. Dan seorang muslim harus selalu mengingat bahwa pemiliknyalah yang paling penting, hendaknya ia mendahulukan kewajibanya terhadap Rabb-nya.
- Meminta keteguhan
Rencana memang hanyalah rencana, meski tak sesuai dengan realita itu merupakan suatu hal yang wajar, karena rencana yang telah kita rancang dibawah kekuasaan Allah. Tak jarang, kita sendiri yang lalai atas rencana tersebut. Maka, mohonlah kepada sang Maha Kuasa agar kita dianugerahi ketetapan hati untuk selalu teguh berada di jalan-Nya dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan meninggalkan perkara yang tak berguna.
- Menyaring Pertemanan
Pertemanan mempunyai peran penting dalam mempengaruhi teman satu dan lainnya. Berteman dengan orang yang baik, dapat memperoleh kebaikan dengan membersamainya. Begitupun berteman dengan orang yang jelek, akan terbawa dengan kejelekannya. Dalam sebuah hadits Rasululah ﷺ menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
- Muhasabah
Setelah melangkah ke depan, ada kalanya kita harus berhenti sejenak, menengok ke belakang untuk memastikan dan mengevaluasi apakah jalan yang telah kita tempuh sudah benar, apakah waktu yang telah berlalu telah termanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bermuhasabah sangat penting untuk mengukur dan menimbang lagi apa yang harus ditambah ataupun dikurangi, juga apa yang harus diperbaiki untuk perencanaan selanjutnya.
Bermuhasabah juga dapat meringankan hisab pada hari kiamat. ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, itu akan memudahkan hisab kalian kelak. Timbanglah amal kalian sebelum ditimbangkelak. Ingatlah keadaan yang genting pada hari kiamat.
Begitulah, setiap detik yang berdetak akan diminta pertanggung jawabannya di hari yang tak akan berguna lagi harta dan keluarga. Maka selagi nafas kita masih berhembus pada detik ini hendaknya kita berbenah diri untuk menjadi yang lebih baik dengan memenuhi waktu dengan hal yang bermanfaat dan di ridhoi Allah agar tak terbuang sia-sia san tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi. Seorang pepatah arab menyebutkan bahwa waktu itu ibarat pedang, jika kau tidak memotong dengannya maka ia akan memotongmu.
Daftar Pustaka:
-عبد الفتاح أبو غدة، قيمة الزمن عند العلماء، مكتبة المطبوعات الإسلامية، ط 10, 1407
- D.A Akhyar. (2019). Detik Ber-detak: Waktu Dalam Tijauan Al-Qur'an, E-book
- Hasnun Jauhari Ritonga (2019). Manajemen Waktu Dalam Islam. Jurnal Al-Idarah Vol.VII, No I
- https://muslim.or.id/444-meninggalkan-perkara-tidak-bermanfaat-1.html
- https://muslim.or.id/8879-pengaruh-teman-bergaul.html
- https://rumaysho.com/16979-khutbah-jumat-cara-muhasabah-diri.html
Ikuti tulisan menarik Aufa Khalil lainnya di sini.