x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Sabtu, 19 Desember 2020 06:29 WIB

Jumlah Pembaca Tumbuh 37% dalam Seminggu, TBM Lentera Pustaka Tegakkan Tradisi Baca bagi Anak

TBM Lentera Pustaka pecahkan rekor pertambahan anak pembaca aktif. Pasalnya dalam kurun waktu seminggu (13-18 Desember 2020) diserbu 26 anak usia sekolah sebagai pembaca baru di taman bacaan. Bertambah 37%. Bagaimana caranya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pecah rekor! Bertambah 26 anak dalam seminggu, TBM Lentera Pustaka kini kelola 96 anak pembaca aktif.

Pecah rekor bukan hanya soal kasus positif Covid-19. Bukan pula di olimpiade. Ternyata pecah rekor pun bisa terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) srbagai lembaga pendidikan masyarakat (Dikmas) yang mengemban misi sosial untuk menumbuhkan minat baca – tradisi baca dan budaya literasi anak-anak dan masyarakat.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rekor itulah yang diukir TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Pasalnya dalam kurun waktu seminggu (13-18 Desember 2020) diserbu 26 anak usia sekolah sebagai pembaca baru di taman bacaan. Rinciannya, 11 anak (13 Des), 4 anak (16 Des), dan 11 anak (18 Des). Anak-anak pembaca baru di TBM Lentera Pustaka didominasi anak-anak dari Kampung Jami 73% dan Warung Loa dan Tamansari 23%.

 

Bila sebelumnya jumlah anak pembaca aktif ada 70 anak. Maka kini, TBM Lentera Pustaka menjadi tempat membaca 96 anak atau meningkat 37%. Sungguh, angka pertumbuhan yang fantastis dan luar biasa. Kata kuncinya sederhana, taman bacaan memang harus dikelola dengan baik dan optimal. Sehingga dipilih anak-anak sebagai tempat untuk membaca sekaligus menghabiskan waktu dengan buku bacaan apalagi di tengah pandemi Covid-19. Saat ini anak-anak TBM Lentera Pustaka membaca 3 kali seminggu (Rabu-Jumat-Minggu selama 2,5 jam) dan 96 anak yang ada berasal dari 3 desa (Sukaluyu-Tamansari-Sinarwangi). Bahkan sebagian anak, berjalan kaki 20-30 menit untuk menuju taman bacaan.

 

Melalui model “TBM Edutainment”, TBM Lentera Pustaka menekankan tata Kelola taman bacaan berbasis edukasi dan entertainment. Yaitu bercirikan 1) membaca bersuara, 3) senam literasi, 3) salam literasi, 4) doa literasi, 5) event bulanan secara rutin dengan mendatangkan tamu dari luar, 6) jajajan kampung gratis, dan 7) laboratorium baca setiap hari Minggu. Semuanya dilakukan untuk menjaga semangat anak-anak, di samping menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang menyenangkan. Karena membaca memang harus senang.

 

Taman bacaan di Kaki Gunung Salak yang dikenal kreatif ini, prinsipnya selalu memberi kesempatan anak-anak usia sekolah untuk membaca buku secara konsisten. Tujuannya, agar terbentuk kebiasaan membaca anak. Di samping untuk menekan angka putus sekolah. Karena di wilayah ini, tingkat pendidikan masyarakatnya 81% sebatas SD dan 9% SMP. Dan setelah 3 tahun berjalan, kini anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka sudah mampu “melahap” 5-8 buku per minggu.

 

Rekor bertambahnya anak-anak pembaca di TBM Lentera Pustaka ini patut disyukuri. Bahkan mungkin sulit untuk terulang lagi. Namun ini jadi bukti. Bahwa di tengah gempuran era digital dan maraknya anak-anak yang gemar main gawai atau nongkrong. Justru di TBM Lentera Pustaka, tradisi membaca anak-anak kian bergelora. Panorama anak-anak yang sedang membaca buku mudah didapati di taman bacaan ini.

 

“Terus terang, TBM Lentera Pustaka hanya ingin hadir dan menjadi arena baca anak-anak. Taman bacaan di manapun harus berproses. Untuk mengelola buku bacaan, tempat baca dan anak-anak yang membaca. Bila semuanya bisa dipenuhi, maka anak-anak yang belum bergabung akan datang dengan sendirinya. Ikhtiar baik pasti meraih hasil yang baik pula, itu hukum alam. Selamat membaca anak-anak” ujar ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.

 

TBM Lentera menegaskan. Setidaknya ada 5 (lima) manfaat anak-anak untuk membaca buku di taman bacaan; 1) memperkaya pengetahuan, 2) menambah kosakata baru, 3) membangun rasa percaya diri, 4) memperkuat movivasi belajar, dan 5) menyelamatkan masa depan. Apalagi bagi anak-anak yang terancam putus sekolah, membaca buku adalah salah satu cara untuk mengubah mind set agar mau terus sekolah. Tidak pasrah terhadap keadaan.

 

Sejatinya, taman bacaan hanya berjuang. Untuk mengembalikan anak-anak Indonesia agar tetap membaca buku. Agar mampu “bertahan hidup” dalam segala keadaan. Di taman bacaan, tidak ada rekor yang sengaja diukir. Karena semuanya terjadi secara alamiah. Melalui tata kelola taman bacaan yang baik. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat yang kian langka. Salam literasi … #TBMLenteraPustaka #TamanBacana #AnakPembaca #BudayaLiterasi

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu