x

Sekelompok warga melintasi Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, memakai masker antisipasi wabah virus corona. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Iklan

zahara rony

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Agustus 2021

Rabu, 18 Agustus 2021 06:37 WIB

Kebijakan dan Standar Kompetensi SDM Transnasional

Salah satu dampak dari pandemi Covid 19 meningkatkan keprihatinan persaingan SDM Indonesia di kancah internasional. Tenaga kerja Indonesia semakin jauh untuk dilirik dan digunakan menjadi bagian sumber daya global. Padahal, SDM merupakan komoditas global yang paling bernilai saat ini. Faktanya saat ini, para pemimpin bisnis dan CEO menghadapi kendala menemukan SDM tepat untuk mendorong pertumbuhan dan laba pada organisasinya. Apa yang terjadi dengan standar kompetensi SDM di Indonesia? Kapan Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lain?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Zahara Tussoleha Rony, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan & Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ubhara Jaya dan Doktor Ilmu Manajemen SDM.

Berbagai permasalah pandemi diantaranya spanish flu, dan kini virus Covid-19 yang semakin masif memberikan dampak sangat besar pada berbagai aspek kehidupan. Pada realitanya permasalahan pandemi beberapa kali pernah terjadi. Salah satu pandemi yang hebat, wabah hitam yang terjadi 1347-1352, menghilangkan nyawa 75-200 juta orang (Michael S. Rosenwald, The Washington Post, 2021) pandemi tersebut tak tanggung-tanggung mengurangi sekitar 60% penduduk Eropa.

Pandemi sebuah ujian masal, tidak saja meluluhlantakan perekonomian, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mengalami kerugian, bahkan banyak yang terjun bebas. Pandemi juga membuat jungkir balik tatanan sosial, meruntuhkan perilaku kolektif, dan memunculkan tatanan nilai baru. Keteraturan bermasyarakat dan berbangsa terbentur dengan aturan keselamatan jiwa yang berdampak terhadap disfungsi sosial (Epidemic Psychology, Sociology of Health and Illness, 1990).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbagai krisis di perusahaan imbas dari pandemi menyisakan pemutusan hubungan kerja 14 juta orang (ILO, 2021), penundaan pekerja potensial di berbagai perusahaan nasional maupun internasional, permasalahan ini menjadi latar belakang paparan Dr. June Kuncoro Hadiningrat, M.Sc., M.Si  Konsul Jenderal RI Karachi, Republik Islam Pakistan, pada webinar, bertajuk SDM Transnasional dan Mitigasi Tantangan Global, pada Sabtu 14 Agustus 2021.

Kekhawatiran berdasarkan data dan fakta dan diperkaya pengalaman sebagai Konsul Jenderal RI Karachi yang telah bertugas melanglang buana, disampaikan pada 181 peserta webinar yang diselenggarakan IKADIM (IKATAN DOKTOR ILMU MANAJEMEN) alumni doktor Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Negeri Jakarta. Paparan yang memberikan insight dan menantang peserta untuk memberikan kontribusi kepada Indonesia mampu mengatasi tantangan yang berkelanjutan dalam membangun SDM dalam meningkatkan produktivitas, daya saing dan mengatasi ledakan jumlah tenaga kerja bangsa lain jika Indonesia tidak ingin semakin terpuruk.

Paparan Dr. June Kuncoro, M.Sc., M.Si diperkuat oleh laporan (Global Competitiveness Index (GCI) 2019), dimana kualitas SDM Indonesia menunjukkan penurunan daya saing dibandingkan negara lain, pada 2018 tercatat berada di nomor 45, di 2019 merosot ke nomor 50 (World Economic Forum, 2019). Indeks daya saing global merupakan indikator komposit dari 103 indikator yang dikelompokkan dalam 12 pilar. Indonesia mendapatkan skor buruk pada : (1) pilar keduabelas terkait inovasi yang hanya memperoleh skor 37,7 dari skor tertinggi 100. (2) pilar ketiga, adopsi pada ICT (information and communication technology) dengan skor 55,4. (3) pilar kedelapan yakni pasar tenaga kerja hanya memperoleh skor 57,7. Sebagai info, pilar stabilitas makro ekonomi yang memperoleh skor tertinggi sebesar 90 sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan belum dapat menarik poin daya saing Indonesia.

Daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka adalah isu kunci dan tantangan yang cukup sulit. Idealnya terdapat kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi agar produk suatu negara mampu menembus pasar internasional. SDM merupakan komoditas global yang paling bernilai saat ini. Faktanya saat ini, para pemimpin bisnis dan CEO menghadapi kendala menemukan SDM tepat untuk mendorong pertumbuhan dan laba. Berdasarkan penelitian ManpowerGroup, ketimpangan SDM global meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.

Lebih dari separuh pelaku bisnis global yang di survey menyatakan adanya kekurangan keterampilan, sementara 36 dari 44 negara juga melaporkan mereka menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menarik SDM dibandingkan 5 tahun yang lalu. Sementara itu, Indonesia kekurangan berbagai keahlian untuk mengisi berbagai tuntutan globalisasi. Sedangkan untuk menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan saat ini faktanya angkatan tenaga kerja Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. Apa yang terjadi dengan standar kompetensi SDM di Indonesia? Kapan Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lain?

Bagaimana Dr. June Kuncoro, M.Sc., M.Si  menjawab tantangan SDM Indonesia agar mampu berdaya saing di tingkat global? Rekomendasinya adalah menetapkan beberapa kebijakan dalam negeri dalam memperkuat SDM nasional dan upaya penetrasi SDM ke manca negara dalam hal ini pemerintah perlu memiliki regulasi dan membina kerjasama/hubungan baik dalam menembus pasar kerja Internasional. Ia juga mengingatkan bahwa persyaratan standar terkait karakter SDM siap bekerja keras, memiliki kemampuan bidang teknis yang ditunjukan dengan sertifikat keahlian, dapat beradaptasi tinggi, terbuka dengan segala perubahan, memiliki kemampuan bahasa asing, berkolaborasi dan berintergritas menjadi syarat yang utama.

Era Global dan pasca pandemic Covid 19, ditandai dengan syarat berbagai persaingan yang begitu ketat dari berbagai bidang didalamnya. Persaingan itu tidak lepas dari semua unsur kebutuhan manusia yang selalu berkembang setiap detiknya. Upaya reformasi dramatis terhadap perubahan yang tidak biasa bisa menjawab semua tantangan perkembangan era global, terlebih bagi Indonesia. Dr June Kuncoro kemudian menegaskan hal lain yang juga penting adalah Re-skilling dan Up-skilling sebagai alternatif untuk meningkatkan daya saing SDM Indonesia melalui sebuah Training yang dirancang dari hulu sampai hilir, selain itu ada suatu kebijakan lahir dari satu pemikiran yang terintegrasi dari berbagai ahli SDM, Peneliti, Konsultan SDM, Manajer SDM, Pengusaha yang dapat menjadi pedoman acuan meningkat kompetensi menciptakan SDM Unggul di berbagai bidang untuk menjadi SDM Transnasional.

Mungkinkah IKADIM akan menjadi pelengkap lembaga yang bisa menghantarkan dan membuat program SDM Unggul dan siap berkarya untuk Generasi Emas Indonesia? Kita memerlukan sumbangsih pemikiran yang solutif, aplikatif dan relevan. Kalau menaksir potensi dan kesempatan alumni lebih dari 300 Doktor Ilmu Manajemen SDM jawabannya sangat mungkin, karena untuk mengejar meningkatkan daya saing dibutuhkan kreativitas. Bukankah begitu? Manusia diciptakan penciptaNYA, sebagai mahluk yang paling sempurna dari mahluk lainnya (QS At.Tin ayat 4), DIA memberi manusia kemampuan untuk berpikir dan berkehendak. Dengan kemampuan berpikir dan kehendak, manusia bisa menjadi lebih baik dari mahluk lainnya. Allah SWT menetapkan manusia sebagai Khalifatullah, manusia juga dianugerahi potensi yang membedakannya dengan mahluk ciptaan Allah lainnya yaitu akal. Akal berarti daya pikir yang terdapat dalam jiwa manusia, daya yang digambarkan Al-Qur’an untuk memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitar, bahkan dalam Al-Qur’an kata ‘aql di ulang sebanyak 46 kali. Melalui proses akal manusia mampu berpikir logis dan kritis sehingga dapat menghasilkan banyak pengetahuan yang manfaat kepada orang lain sebagai bentuk manifestasi olah akal pikiran yang rahmatan lil a’lamin.

Ucapan terima kasih tak terhingga kepada narasumber Dr. June Kuncoro Hadiningrat, M.Sc., M.Si  Konsul Jenderal RI Karachi, Republik Islam Pakistan, panitia dan seluruh anggota IKADIM dan wabil khusus ketua Presidium IKADIM, Dr. Sri Puguh Utami yang menginisiasi tulisan ini, untuk menyempurnakan tulisan yang terdahulu terbit bertajuk Mampukah Saling Bahu Membahu Mewujudkan SDM Transnasional. Tulisan ini disampaikan pada 17 Agustus 2021, berharap pada ulang tahun kemerdekaan ke 74, Indonesia Semakin Jaya, Sejahtera dan Makmur Indonesiaku.

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik zahara rony lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler