Setiap wilayah di Indonesia memiliki potensi keekonomian yang bisa dikembangkan. Memang diperlukan uluran tangan untuk membuka jalan dan mendukung berkembangnya sebuah usaha ekonomi yang dimulai dari nol. Terlebih jika masyarakat setempat secara keilmuan tidak menguasai pengembangan potensi itu. Pertamina menjadi salah satu contoh pihak yang tergerak untuk melakukannya.
Misalnya yang dilakukan oleh Pertamina Kilang Balikpapan dan Enviro Strategic Indonesia dalam mengembangkan kelompok mitra binaan Petratonik yang berada di Sungai Wain, Kelurahan Karangjoang. Pertamina berhasil membangkitkan potensi di wilayah itu dan menghasilkan pemasukan ekonomi bagi mitra binaannya.
Pertamina telah melakukan pembinaan pada kelompok Petratonik. Kelompok ini merupakan mitra binaan Pertamina Kilang Balikpapan yang mengembangkan pertanian dan peternakan terintegrasi dengan memanfaatkan lalat Black Soldier Fly (BSF). Pembinaan terhadap kelompok ini telah dilakukan sejak tahun 2019.
Konsep program ini adalah mengenalkan BSF sebagai pakan alternatif tinggi protein untuk jenis unggas atau ikan, dapat diberikan dalam bentuk segar, kering maupun pelet. Produk samping lainnya, yaitu kasgot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos alami untuk pertanian terintegrasi.
"Konsep awal pengembangan masyarakat ini adalah bagaimana masyarakat dapat turut menjaga lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non organik. Sampah-sampah organik kemudian dimanfaatkan sebagai media pengembangan lalat BSF," ujar Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Kilang Balikpapan Ely Chandra Peranginangin.
Anggota kelompok Petratonik saat ini sudah mampu membudidayakan BSF dengan baik. Anggota kelompok ini telah dapat memproduksi rata-rata 23 kg maggot setiap bulannya. Peningkatan produksi BSF terus dilakukan melalui pengembangan fasilitas pendukungnya. Saat ini sudah terdapat bangunan yang difungsikan sebagai tempat ruang produksi larva dan ruang perkembangbiakan BSF.
Hasil budidaya BSF ini dimanfaatkan kelompok binaan untuk pakan campuran ternak ayam yang dikembangkan menjadi bagian terintegrasi dari program tersebut. Anggota kelompok telah dapat menjual sejumlah 184 kg ayam pada panen sebelumnya.
Selain itu, kasgot telah dimanfaatkan sebagai campuran pupuk untuk tanaman sayuran organik. Sayuran yang dikembangkan adalah kacang panjang, kangkung dan telah dilakukan panen sebanyak 5 periode dengan berat 15 kg. Potensi pemanfaatan BSF yang lain adalah budidaya lele. Jenis lele itu dipilih karena siklus panennya relatif pendek dan pasarnya cukup bagus.
Sementara itu, kelompok Petratonik mengku bahagia dan berterima kasih dengan adanya pembinaan dari Pertamina. Mereka menyampaikan harapan di masa depan agar dengan adanya penambahan fasilitas ini, produksi BSF akan meningkat.
"Mudah mudahan jauh lebih baik dan lebih besar hasil budidaya BSF-nya," kata Ketua Kelompok Petratonik Rebu.
Budidaya BSF merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan potensi wilayah di sekitar sungai. Selain dari segi pakan ternak berupa BSF, budidaya lele yang dilakukan merupakan bentuk tambahan pemasukan bagi kelompok binaan ini dan masyarakat lainnya.
Ini memang membutuhkan langkah panjang agar para mitra binaan itu mencapai kesuksesan sebagai pengusaha. Namun jika melihat ke belakang, dari ketiadaan usaha sehingga muncul berbagai kemungkinan usaha baru, hal itu merupakan langkah positif yang harus diapresiasi. Tugas selanjutnya adalah meningkatkan produksi dan mencari ceruk pemasaran baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.
