x

Ilustrasi Anas. Annie Spratt dari Pixabay

Iklan

Fidya Rizky

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Februari 2021

Kamis, 21 Oktober 2021 11:00 WIB

Pentingnya Bermain dengan Teman Sebaya untuk Anak Usia Dini

Pada hakekatnya bermain merupakan sebuah kegiatan yang sangat disenangi oleh anak usia dini. Smith and Pellegrini (2008) pernah mengatakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan, tidak diorientasikan pada hasil akhir, fleksibel, aktif dan positif. Di dalam bermain, anak tidak berpikir tentang hasil karena proses lebih penting daripada tujuan akhir.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada hakekatnya bermain merupakan sebuah kegiatan yang sangat disenangi oleh anak usia dini. Smith and Pellegrini (2008) pernah mengatakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan, tidak diorientasikan pada hasil akhir, fleksibel, aktif dan positif. Di dalam bermain, anak tidak berpikir tentang hasil karena proses lebih penting daripada tujuan akhir.

Perkembangan sosial merupakan salah satu aspek penting pada perkembangan yang harus diutamakan dalam pembelajaran melalui bermain dengan teman sebaya. Teman sebaya memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosial anak usia dini. Sebab mungkin beberapa anak ada yang belum mampu bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Manusia sendiri merupakan makhluk sosial. Dimana setiap manusia pasti membutuhkan yang namanya bantuan-bantuan dari orang lain. Pada perkembangan sosial anak usia dini menjadikan ciri khas seorang anak bagaimana cara anak bersosialisasi dengan lingkungan terutama teman sebayanya. Lingkungan akan memberikan dampak baik atau buruk terhadap aspek perkembangan anak terutama perkembangan sosial anak yang dapat dilihat melalui anak berinteraksi dengan teman sebaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teman sebaya sendiri merupakan sekelompok orang yang berusia sama dimana kelompok ini berfikir dan bertindak bersama-sama. Melalui kelompok teman sebaya anak-anak akan menerima umpan balik dari teman-teman mereka tentang kemampuan mereka. Anak akan menilai apa yang mereka lakukan, apakah dia lebih baik daripada teman-temannya ataukah lebih buruk dari apa yang teman-temannya lakukan. Hal-hal ini sulit dilakukan dalam keluarga karena saudara-saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda.

Ketika anak memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap keluarga membuat anak mulai memasuki lingkungan sosial masyarakat yang lebih luas. Anak akan memilih lingkungan yang sesuai dengan kehendaknya, selanjutnya ia akan mulai membentuk suatu kelompok yang memiliki karakteristik anggota yang sama.

Menurut Hurlock (2007: 215) membagi kelompok teman sebaya ke dalam beberapa jenis, yaitu: (1) Teman dekat, anak biasanya mempunyai dua atau tiga teman dekat, mereka adalah teman yang memiliki jenis kelamin yang sama serta mempunyai minat dan kemampuan yang memiliki jenis kelamin yang sama serta mempunyai minat dan kemampuan yang sama pula, (2) Kelompok Kecil, kelompok kecil ini biasanya terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Pada awalnya terdiri dari jenis kelamin yang sama, tetapi kemudian meliputi kedua jenis kelamin, (3) Kelompok Besar, kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat. Pada kelompok ini penyesuaian akan minat yang sama akan mulai berkurang sehingga terdapat jarak sosial yang lebih besar diantara anak, (4) Kelompok yang Terorganisasi, kelompok ini biasanya terdapat kelompok pemuda yang dibina oleh orang dewasa dan dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja, (5) Kelompok Geng, kelompok ini biasanya terdiri dari anak-anak yang minat utamanya adalah ingin menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku inti sosial.

Ada beberapa alasan mengapa anak-anak harus bermain dengan teman-teman sebayanya:

  1. Hubungan yang setara

Anak-anak perlu memiliki kesempatan untuk semua jenis permainan termasuk bermain dengan anak-anak lain. Hubungan sebaya itu unik karena sifatnya sukarela, setara dan membutuhkan negosiasi dan kompromi. Bermain dengan teman sebaya memungkinkan anak untuk belajar mengatur emosi mereka, mengembangkan keterampilan sosial dan membentuk identitasnya sendiri. Jika anak tidak memiliki kesempatan untuk bermain dengan teman-teman sebayanya, ia akan merasa kesepian dan terisolasi secara sosial. Anak-anak yang mengalami situasi sulit seperti dilingkungan sosial dan sekolah, akan merasa lebih aman berada dirumah bersama orangtua, karena ia tidak perlu menghadapi situasi yang menatang.

  1. Waktu menatap layar

Banyak orangtua yang khawatir tentang efek gadget pada anak-anak. Sebenarnya gadget tidak medukung gagasan bahwa gadget itu berbahaya. Justru sebaliknya, yang penting adalah apa yang anak lakukan saat mereka menatap layar. Pada anak yang sudah berusia lebih besar mungkin ia akan menikmati panggilan video dan mengobrol dengan teman-teman, sedangkan anak-anak lain mungkin lebih menyukai bermain game online dengan teman-temannya. Media sosial dapat membantu menjaga persahabatan dan memberikan perasaan terhubung.

Lalu selanjutnya ada beberapa fungsi bermain dengan teman sebaya bagi perkembangan kepribadian anak :

  1. Anak dapat mengetahui bahwa diluar lingkungan keluarganya terdapat lingkungan lain.
  2. Anak dapat membandingkan perbedaan lingkungan keluarga dengan lingkungan lain diluar itu.
  3. Anak dapat mengukur kemampuannya jika dibandingkan dengan teman sebayanya.
  4. Anak bisa mendapatkan kemampuan baru yang didapatkan dari teman sebayanya.

Ikuti tulisan menarik Fidya Rizky lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu