x

Iklan

sangpemikir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Oktober 2021

Selasa, 9 November 2021 06:13 WIB

Gerakan Ayah ASI dan Pentingnya Peran Suami bagi Istri yang Menyusui

Bukan hanya penting, bahkan Air Susu Ibu (ASI) adalah hak bagi seorang bayi. Anda bisa meniliknya di Pasal 128 UU No. 36 Tahun 2009 yang berbunyi: Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama enam bulan, kecuali atas indikasi medis.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tentu saja di antara masyarakat, akan ada beberapa orang tua yang bertabiat buruk, yaitu dengan tidak memberikan hak tersebut kepada bayi. Mungkin mereka malas, atau tidak menjadikan seorang bayi sebagai prioritas. Namun perlu disadari, bahwa kelak imbas yang diterima jauh lebih buruk ketimbang pengabaian itu.

Karena menurut artikel yang termuat di kaman The Asian Parent, kekurangan ASI pada bayi akan memunculkan rangkaian persoalan, antara lain: durasi menyusui yang sangat lama, atau sangat singkat. Semisal hingga sejam, atau malah kurang dari lima menit.

Selain itu, kekurangan ASI juga dapat mengakibatkan berat badan bayi ajek, dan sebuah penelitian yang dimuat di Journal of Korean Medical Science menyebutkan, bahwa kecerdasan otak bayi yang menerima ASI lebih baik ketimbang yang tidak. Artinya, tidak menyediakan ASI secara teratur kepada bayi akan berpotensi menumpulkan otaknya ketika dewasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan pemberian ASI itu sendiri sebetulnya tidak cuma bermanfaat bagi si bayi, melainkan juga si ibu yang menyusui, yaitu bila dilansir dari promkes.kemkes.go.id, dapat menghilangkan trauma saat persalinan, sekaligus dengan hadirnya seorang bayi akan menambah penyemangat hidup. Di lain hal, pemberian ASI juga dapat mencegah kanker payudara.

Namun kita tahu, bahwa ditemukan beberapa ibu tidak dapat menyusui karena ASI yang semestinya mengalir ternyata macet. Tentu ada beberapa alasan yang melatar belakanginya. Dan salah satunya ialah stress.

Penyebabnya, keletihan seorang ibu sering menjadi berlipat-lipat setelah melahirkan karena dia acap kali harus merawat si bayi. Di saat inilah peran seorang suami sebagai salah satu support system menjadi penting demi kelancaran ASI.

Semestinya sebagai orang tua, suami dapat mengurus bayi dan mencari solusi beragam persoalan selama proses menyusui. Dengan begitu, seorang ibu yang menyusui akan merasa ringan dan berujung pada kelancaran ASI.

Namun terkadang hal ini kerap diabaikan. Salah satu penyebabnya, tentu saja karena kerasnya nilai-nilai patriarki yang dianut masyarakat kita. Mereka berpikir, bahwa mengurus anak hanyalah tugas seorang ibu termasuk perkara menyusui.  Selain itu, banyak suami nihil pengalaman mengenai perkara ini dan tidak sedikit juga yang melakukan kesalahan.

Mengenai kesalahan tersebut, ada sebuah gerakan yang mengupayakan peningkatan keterlibatan para ayah dalam mendukung istri agar sukses menyusui. Gerakan ini diinisiasi oleh Ernest Prakasa, Sogi Indra Dhuaja, Rahmat Hidayat, Shafiq Pontoh, Pandu Gunawan, Syarief Hidayatullah, dan Aditia Sudarto, dan berdiri pada 25 April 2011. Slogan yang mereka pakai sangat bijak, yaitu: Kami bukan ahli, justru berawal dari kesalahan yang berujung kesadaran, kami ingin ASI dan Menyusui jadi populer di Indonesia. Gerakan itu dinamai Ayah Asi. Slogan yang lain: Bikinnya berdua, ngurus anaknya juga berdua.

Suatu saat, Rahmat Hidayat pernah bercerita kepada laman Suara. Katanya, "Waktu saya dan tujuh teman lainnya punya anak, sama-sama pengen support istri untuk memberikan ASI ekslusif. Tapi kita dan istri juga sama-sama nggak punya ilmu yang cukup. Akhirnya cari tahu sana-sini lewat internet, buku dan konsultasi. Dan lewat Ayah ASI kita pengen berbagi ilmu seputar ASI dari sudut pandang suami."

Selain itu, dia juga berbagi kisah mengenai pengalamannya ketika buah hatinya terlahir prematur dan ASI sang istri sangat sedikit. Sedangkan dokter yang menangani malah menganjurkan susu formula.

Rahmat tidak menuruti perkataan dokter, malainkan mencari informasi dari berbagai sumber untuk mengetahui bagaimana cara menstimulus produksi ASI. Di akhir kisah, buah hatinya terhindar dari saran dokter tersebut mengenai mengkonsumsi susu formula.

"Ternyata kunci untuk merangsang produksi ASI adalah rileks. Kalai istri senang, produksi ASI akan lancar. Karena ASI ini hubungannya dengan kondisi psikologis istri," kata Rahmat.

Ayah Asi bahkan bekerja sama dengan UNICEF Indonesia, membuat modul pelatihan kelas Ayah Asi. Bila tertarik, Anda bisa mengunduhnya secara gratis di website mereka ayahasi.org. Modul tersebut juga sebagai salah satu cara merespon bencana gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah pada September 2018.

Modul tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Yang pertama diberi judul, Modul Utama Ayah ASI. Di dalamnya, ada beberapa bab antara lain: Hambatan ayah dan keuntungan menyusui, permasalahan umum menyusui, dengerin curhatan istri agar hidup tenang, dan lain-lain. Sedangkan kedua diberi judul, Bahan Bacaan Peserta Modul Ayah Asi. Isinya antara lain mengenai Breast feeding father, menyusui ala Ayah ASI, pentingnya pemberian ASI bayi/ anak, ibu, keluarga, masyarakat atau bangsa, dan risiko pemberian PASI (Pemberian Makanan Pengganti ASI), dan lain-lain. Sedangkan yang terakhir ialah, bahan tayang Modul ASI.

Jadi bila Anda salah seorang calon ayah yang nihil pengalaman, padahal berniat untuk mendukung istri ketika masa menyusui, silahkan bergabung saja dengan gerakan Ayah Asi. Namun bila enggan, Anda bisa langsung mampir ke ayahasi.org. Banyak hal positif untuk Anda sebagai calon ayah.

Ikuti tulisan menarik sangpemikir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler