x

Murid sangat merindukan kegiatan ekstrakulikuer futsal, akibat pandemi yang berkepanjangan, mereka merindukan pertandingan

Iklan

Muh. Asfar H. Ali

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 November 2021

Minggu, 28 November 2021 14:26 WIB

Melepas Kerinduan Tim Futsal

apa yang kita lakukan hari ini, memang belum ada apa-apanya, tapi yakin dan percaya saat tulus dan ikhlas yang kita tanamkan di setiap kita beraktivitas maka kita akan merasa bahagia dalam menjalaninya, begitu pun dengan anak-anakku disekolah, mereka bisa tersenyum karena hal kecil ini saya lakukan, hanya dengan mengajak mereka untuk terlibat dalam penelitian dan mereka bisa melepas kerinduan yang lama mereka rindukan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Waktu itu, tanggal 1 September 2021, tiba-tiba WhatsApp bergetar, saya lihat pesan yang masuk ternyata itu pesan dari teman saya sejak mengambil Strata dua pada Kampus Pascasarjana Universitas Negeri Makassar program studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, namanya adalah Tri Angriawan yang sekarang menjadi tenaga pendidik (dosen) di kampus YPUP Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dalam pesannya beliau bertanya? “Kanda, (sapaan karena saya memang seniornya), masih mengajar di PGRI ya?” dengan tidak berpikir panjang saya balas chatnya “Iya”, memang kenapa Dinda? Seraya menjawab lagi, “Begini Kanda, saya berencana akan melakukan penelitian keterampilan Futsal kepada anak didik yang kita ajar di sekolah”, tidak panjang lebar sayang langsung menjawab “Sangat bisa dan bisa” dalam hati saya berkata “(ini yang selama ini saya tunggu-tunggu untuk menumbuhkan kembali semangat Tim Futsal saya di sekolah yang sempat vakum karena masa pandemi ini).”
Sehari setelah, info dari teman saya Tri, hari itu juga saya berinisiatif untuk menginformasikan kepada anak didik saya, ada beberapa kendala yang saya hadapi dalam mencari informasi karena anak didik saya yang saya anggap punya kemampuan dalam bermain futsal, itu ada beberapa yang tidak dapat dihubungi, ini terlihat saat proses pembelajaran anak tersebut tidak masuk dalam group-group WhatsApp yang dibuat oleh guru-guru saat dicetuskan akan dilaksanakan pembelajaran jarak jauh atau lewat online, saya berusaha mencari tahu keberadaan anak didikku tersebut, dan sudah hampir 5 hari berlalu, saya tidak menemukan anak yang saya maksud tersebut tapi itu tidak menurungkan niat saya untuk tetap mencari tahu.
Tanggal 5 September 2021, muncul di benak saya untuk membuat group baru WhatsApp untuk membuat group khusus tim futsal saya di sekolah, karena memang selama ini belum ada group yang terbentuk maklum kondisi anak didik saya di sekolah itu kehidupan keluarganya masih kategori golongan menengah ke bawah dalam arti hal para penerima bantuan PKH ataupun Pemegang KIP untuk penerima PIP, ini juga menjadi salah satu memotivasi saya untuk tetap mengajar di sekolah tersebut, meski saya juga mengajar di sekolah lain. Pandemi ini memberikan banyak pelajaran bagi kita, selama ini anak didik saya di sana bisa di hitung jari yang memiliki android, tapi kehadiran pandemi, itu di luar kuasa saya anak didik saya bisa memiliki Android, saya tidak akan memunculkan pikiran negatif dari mana mereka bisa memiliki android tersebut yang jelas yang saya patut banggakan adalah semangat orang tua mereka menghadirkan android tersebut untuk bisa digunakan anak-anak mereka untuk belajar, meski kehidupan mereka masih susah untuk makan saja, mungkin harus berpikir sedimikian rupa untuk bisa terpenuhi hari itu, esok dan lusa.
Setelah sekian lama, tidak latihan futsal saya telah mendapatkan informasi mengenai anak yang saya cari tersebut, ternyata selama ini dia berada di kampung orang tuanya, info ini saya dapatkan dari tetangganya yang juga notabenenya adalah teman futsalnya, si anak itu menginfokan kepada saya bahwa, yang saya cari sudah ada di rumahnya, tidak berpikir panjang saya meminta untuk esok harinya mereka datang, dengan semua teman-temannya yang tergabung dalam tim, pertama kali bertemu pada masa pandemi ini, bersyukur sudah ada kelonggaran untuk bisa bertatap muka dengan tetap mengutamakan penyelenggaraan Protokol kesehatan pencegahan penularan virus Korona (Coved-19) yakni memakai masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan.
Untuk intensnya rencana penelitian ini, saya rajin menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan di group bagi yang memiliki Android dan bagi yang tidak saya menyampaikan untuk rajin mencari info kepada tetangga atau temannya yang berdekatan rumah agar bisa menginfokan saat penelitian tersebut akan dilaksanakan.
Pukul 10.00 WITA di hari senin tanggal 6 September adalah hari di mana penelitian itu dilaksanakan, Try teman saya menelepon untuk kesiapan anak didik saya, dalam hati saya masih terasa was-was karena nanti anak didik saya yang datang tidak sesuai dengan jumlah yang direncanakan dari awal, tapi saya berpositif tingking saja, saya yakin bahwa anak-anak tersebut tidak akan mengecewakan saya, karena dari sejak saya menjadi penanggung jawab Futsal di sekolah yang sekaligus sebagai guru PJOK mereka pasti akan menepati janjinya mereka, dan itu pun terbukti dengan komunikasi yang saya bangun di group WhatsApp yang setiap saat mengingatkan, yang setiap saat menginfokan hal-hal yang positif seperti untuk tidak begadang beberapa malam sebelum penelitian berlangsung karena saya khawatirkan nanti akan kelelahan saat penelitian dan saat mereka sedang bermain Futsal, kemudian rajin berolahraga setiap hari di pagi dan sore hari sebelum kegiatan ini berlangsung untuk menjaga kebugaran mereka.
Jam menunjukkan pukul 10.05 yang selama ini saya ragukan untuk mereka tidak datang, ternyata mereka datang dengan sangat riang gembira, bagaikan mereka sedang memenangkan sebuah perlombaan dan mendapatkan hadiah, padahal ini hanya sebuah penelitian, tapi itu menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi mereka, saya sebagai guru sekaligus penanggung jawab tim futsal di sekolah pun merasa terharu dengan semangat yang mereka bawa (dalam hati kecil saya berbisik, tidak menutup kemungkinan di masa depan mereka akan menjadi salah satu pemain bintang yang di miliki bangsa ini), dalam bisikan hatiku itu, salah seorang dari mereka mendekat, namanya Arman, ”maaf pak, baju kami tidak seragam”, seraya saya membalas “tidak masalah nak” saya sudah tahu pasti mereka tidak akan seragam, itu saya ketahui dari beberapa yang komunikasi dengan saya melalui WhatsApp secara pribadi beberapa hari yang lalu, bahwa mereka tidak punya seragam, mereka tidak punya lagi sepatu futsal, dan ada yang berusaha mencari pinjaman baju kepada tetangganya yang memiliki baju. Arman berkata lagi “Pak, meski kami tidak seragam, tapi kami kompak untuk belajar hari ini, maklum anak-anak penelitian bagi mereka belum bisa diartikan yang seperti apa, itu pun saya sampaikan kepada mereka, bahwa akan ada kegiatan pelatihan karena saat saya menjelaskan panjang lebar mengenai penelitian maka tidak akan dipahami secara jauh, saya jabarkan saja sesuai dengan tingkatan pengetahuan mereka, kan tidak salah juga, bahwa dalam penelitian itu ada unsur-unsur pelajaran yang terkandung didalamnya, karena yang diteliti akan dipelajari selanjutnya.
Arfa kemudian menyapa “Pak, Ayo, sudah tidak sabaran ini, Jawabku “Sabar nak, Kakak yang akan penelitian ambil kostum dulu ya?” Arfa ”Kami diberikan kostum baru pak?” Jawabku “Alhamdulillah, doa kalian terkabul saat beberapa hari kalian mempertanyakan kostum tim kita, ini dihadiahkan kepada kalian karena telah meluangkan waktu untuk membantu kakak tersebut, jadi sebentar lakukan secara serius dan benar ya?”, Serempak menjawab “Siap pak, Baju baru, baju baru sahut semua anak, “Terima Kasih dinda”, pintaku kepada Try yang memberikan kostum gratis kepada mereka. tidak habis pikir, Try mempercayakan kepada anak didikku sebagai subyek penelitiannya, saya yakin bahwa saat kita menabur kebaikan kepada siapa saja, suatu saat kita akan menuai hasilnya, dulu saat Try kuliah, beliau sering meminta pendapat kepada saya, mungkin karena saya senior di kelasnya, bahkan sampai penelitian Tesisnya juga dilakukan di sekolah tempat saya mengajar, saya yakin inilah yang membuat Try sampai saat itu mengingat saya, dan hingga saat ini mungkin dia akan mengingat saya, buatlah kebaikan-kebaikan meski kebaikan itu sekecil buih di lautan karena apabila buih di lautan itu bersatu akan menjadi banyak juga, bukankah 1 Kg pasir akan sama dengan 1 Kg kapas.
Jam pun menunjukkan Pukul 10.30, “Ayo anak-anak ganti kostum masing-masing, kemudian kita masuk kelapangan” Sapaku, “Iya pak” sahutnya semua, kegembiraan itu masih nampak berseri-seri dalam benak anak-anakku, setelah memasuki lapangan, “Silahkan Pak. Try, Anak-anakku sekalian, perkenalkan namanya P. Try beliau adalah dosen disalah satu kampus di Makassar, hari ini akan meminta waktu kalian untuk bisa membantu sesuai dengan kemampuan kalian dalam olahraga futsal ya”. Setelah saya mempersilahkan Try, dia pun mengambil alih kegiatan, dari samping Try saya memperhatikan penjelasan yang diberikan kepada anak-anak, di situ saya mendapatkan beberapa masukan bahwa dalam membina olahraga futsal hal yang harus diterapkan adalah disiplin, pola hidup sehat dan istirahat yang cukup (ini juga bisa diterapkan dalam cabang olahraga apa pun). Anak-anak nampak mendengarkan penjelasan dari Try, setelah penjelasannya, beliau membagi menjadi 2 kelompok, untuk melakukan beberapa kegiatan yang menjadi subjek penelitiannya, saya melihat ada angket yang dibagikan, saya coba memperhatikan isi angket tersebut, itu ternyata berisi tentang motivasi, bakat dan minat dalam berolahraga dalam hal ini olahraga futsal.
Pukul 11.30 semua rangkaian penelitian rampung, dan batas waktu penyewaan lapangan masih tersisa satu jam, Ilham mendekat “Pak, bisakah kami bermain futsal karena jadwal penelitiannya telah selesai”, saya sempat berpikir dan hati saya menjawab, biarkan saja, sebagai bentuk mereka melepas kerinduan yang selama ini tertunda karena baru dipertemukan lagi sejak pandemi ini, “Ok nak” tapi ingat, pesan bapak dari dulu sejak kalian gabung di tim ini, untuk bermain yang baik, jangan melukai atau mencederai lawan saat bertanding serta junjung sportivitas”, Jawab Ilham “Terima Kasih pak”. seraya mereka bermain sambilan saya berdiskusi dengan Try mengenai kegiatan ini. Try mengatakan “Insha Allah kegiatan ini akan berlanjut kanda, tetap bina anak didiknya kita di sekolah, biarkan semangat mereka tumbuh dengan semangat yang kita berikan, saya yakin dengan hal kecil yang kita lakukan ini, akan jadi hal yang bermanfaat di hari depan”. “Hehehe, bisa saja” pintaku, memang dalam melakukan sesuatu apabila kita melakukan dengan ketulusan dan keikhlasan maka akan dengan mudah kita jalankan dan akan dengan mudah laksanakan, karena didasari dengan kegembiraan dan kesenangan, materi bukan segalanya, meski segalanya butuh materi, tapi ada hal yang perlu kita garis bawahi, bahwa kita guru bukan hanya mengajar tapi kita juga harus mendidik, inilah jalan-jalan kecil yang Allah berikan kepada kita, untuk bisa merangkul orang-orang yang jauh lebih kurang dari kita, apa yang kita lakukan hari ini, memang belum ada apa-apanya, tapi yakin dan percaya saat tulus dan ikhlas yang kita tanamkan di setiap kita beraktivitas maka kita akan merasa bahagia dalam menjalaninya, begitu pun dengan anak-anakku disekolah, mereka bisa tersenyum karena hal kecil ini saya lakukan, hanya dengan mengajak mereka untuk terlibat dalam penelitian dan mereka bisa melepas kerinduan yang lama mereka rindukan.

Ikuti tulisan menarik Muh. Asfar H. Ali lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler