x

Iklan

Tri Harjanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 November 2021

Kamis, 2 Desember 2021 17:22 WIB

Pembelajaran Luar Kelas Melalui Kartu Identitas Tanaman Sebagai Perwujudan Merdeka Belajar Berbasis Lingkungan Sekolah

Murid dapat belajar di luar kelas atau outing class sehingga murid dapat berdiskusi dengan guru tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru, namun mendorong murid menjadi lebih berani tampil di depan umum, cerdik dalam bergaul, kreatif, dan inovatif. Merdeka belajar memfokuskan pada kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Guru juga diharapkan menjadi penggerak untuk mengambil tindakan yang muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik, serta guru diharapkan mengutamakan murid di atas kepentingan karirnya. Outing class tidak harus mengeluarkan biaya mahal ataupun jauh dari sekolah, pembelajaran luar kelas dapat dilakukan secara sederhana dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan sekolah. Misalnya dengan pokok bahasan pelajaran biologi tentang klasifikasi makhluk hidup, guru merancang pembelajaran luar kelas dengan memanfaatkan keanekaragaman tanaman yang ada di sekolah melalui pembuatan kartu identitas tanaman.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan slogan Merdeka Belajar yang menjadi arah kebijakan era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim terinspirasi dari filosofi Bapak Pendidikan Nasional yakni Ki Hadjar Dewantara (Jawa Pos : 2020). Jika dilihat dari aspek filosofi, dasar-dasar yang dapat dirujuk dari konsep pembelajaran yang dikemukakan oleh Ki Hajar yakni Momong, Among dan Ngemong. Momongyang berarti bahwa pendidikan itu bersifat mengasuh. Mendidik adalah mengasuh anak dalam dunia nilai-nilai. Dalam sistem among ini, pengajaran berarti mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya. Mengemong anak berarti memberi kebebasan anak bergerak menurut kemauannya, tetapipamong akan bertindak, kalau perlu dengan paksaan, apabila keinginan anak-anak berpotensi membahayakan keselamatannya.  Media Indonesia (2019) lebih lanjut menjelaskan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan gerakan “Merdeka Belajar”, yaitu kemerdekaan dalam berpikir. Tujuan merdeka belajar ialah agar para guru murid serta orang tua bisa mendapatkan suasana yang diharapkan dari merdeka belajar, guru dan murid dapat merdeka dalam berpikir sehingga hal ini dapat diimplementasikan dalam inovasi guru dalam menyampaikan materi kepada murid, tidak hanya itu murid juga dimudahkan dalam merdeka belajar karena murid dimudahkan dalam berinovasi dan kreativitas dalam belajar. Nadiem Makarim dalam pidatonya memperingati Hari Guru Nasional (Direktorat Jenderal Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 2019) menjelaskan konsep “Merdeka Belajar”, yang merupakan kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi. Esensi utama kemerdekaan berpikir, yaitu berada pada pendidik. Tanpa terjadi pada pendidik, maka tidak mungkin terjadi pada murid. Selama ini, murid belajar di dalam kelas, di tahun-tahun mendatang murid dapat belajar di luar kelas atau outing class sehingga murid dapat berdiskusi dengan guru tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru, namun mendorong murid menjadi lebih berani tampil di depan umum, cerdik dalam bergaul, kreatif, dan inovatif. Merdeka belajar memfokuskan pada kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Guru juga diharapkan menjadi penggerak untuk mengambil tindakan yang muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik, serta guru diharapkan mengutamakan murid di atas kepentingan karirnya.  (Ainia, 2020). 

Sang kreator pendidikan di kelas dalam merancang pembelajaran luar kelas dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam upaya untuk mewujudkan merdeka belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekolah apalagi menyiasati kejenuhan murid saat pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) selama pandemi Covid-19 ini. Oleh karena itu dalam upaya mengimplementasikan merdeka belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas X di SMA Negeri 3 Klaten, saya merancang dan menerapkan pembelajaran luar kelas pada pokok bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup.

Guru sangat dianjurkan untuk tidak bersikap monoton ketika melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas pada program “Merdeka Belajar.  Mengajar dengan suasana yang nyaman tentu lebih menyenangkan bagi guru maupun siswa. Hal ini penting sekali untuk menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Kondisi belajar yang menyenangkan, nyaman, dan aman akan mengaktifkan bagian neo-cortex (otak berpikir).  Selain itu, suasana belajar yang nyaman juga dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar guru serta meningkatkan kepercayaan diri anak. Suasana kelas yang penuh beban, kaku, hingga guru yang kurang bersahabat dengan siswa akan menurunkan fungsi otak anak sehingga mereka tidak mampu berpikir efektif, reaktif, atau agresif. Hal ini akan menghambat terciptanya kelas yang merdeka karena siswa menjadi pasif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembelajaran luar kelas yang dilakukan ini merupakan suatu salah satu solusi mengatasi kejenuhan murid dalam suasana belajar PTMT di kelas. Mereka selama pembelaran hanya menyimak, mendengarkan penjelasan guru tanpa bergerak di dalam kelas sebagaimana saat sebelum pandemi Covid-19.  Saya merancang suatu pembelajaran luar kelas dengan memanfaatkan keanekaragaman flora di lingkungan sekolah. Pokok bahasan yang sesuai dengan mata pelajaran Biologi pada saat itu adalah tentang Klasifikasi Makhluk Hidup.  Pembelajaran dimulai dengan memberikan teori atau materi di kelas sekaligus membahas prosesdur pembelajaran luar kelas yang akan dilaksanakan sehingga murid dapat memahami dulu sebelum kegiatan pembelajaran luar kelas dilaksanakan pada pertemuan selanjutmya. 

Pembelajaran luar kelas yang dilakukan murid tentang perwujudan merdeka belajar melalui pembuatan kartu identitas tanaman (KIT)  dengan memanfaatkan keragaman flora di sekolah.  Dasar pembuatan KIT ini adalah suatu proses perubahan pembuatan identitas tanaman yang dulunya hanya ditancapkan di depan tanaman yang dimaksud dan bahan terbuat dari papan kayu serta minim informasi, dalam kegiatan pembelajaran tahun ini kita mencoba mengadakan perubahan dengan memberi nama tanaman di sekolah melalui KIT.  Kelebihan KIT ini adalah tidak terlalu banyak makan tempat, mudah, murah dan dapat memberikan lebih banyak informasi daripada hanyan menggunakan papan nama.  Informasi yang tersaji dalam KIT antara lain nama daerah, nama latin, foto tanaman yang dimaksud dan klasifikasi tanaman yang dimaksud mulai dari kingdom sampai dengan spesies.

Murid diberikan tugas awal sebelum keluar kelas untuk menyebutkan salah satu tanaman di sekolah yang diketahuinya untuk ditulis di buku tulis, jika memang belum mengetahuinya, murid dipersilahkan keluar kelas dengan tetap menerapkan prokes ketat untuk memilih tanaman yang dijadikan obyek observasi klasifikasinya. Murid dipersilahkan mengamati ciri-ciri tanamannya untuk kemudian dicari namanya melalui sumber lain yang relevan, misalnya google dan lain-lain.  Hasil observasi dicatat dalam buku tulis untuk kemudian murid dipersilahkan masuk kembali ke ruang kelas untuk pembahasan kebenaran hasil observasi dengan nama tanamannya.  Guru disni berperan sebagai fasilitator untuk mengawal proses mereka dalam mencari kebenaran hasil observasi dengan nama tanaman yang dimaksud.  Jika semua murid sudah benar dalam menentukan nama tanamannya, guru meminta semua murid untuk mencari klasifikasi tanaman tersebut mulai dari Kingdom sampai dengan spesies.  Semua murid dipersilahkan mencari informasi tersebut dengan carannya sendiri, lagi-lagi peran guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan disini.  Guru memastikan bahwa hasil pencarian informasi klasifikasi tanaman sudah sesuai dan guru meminta murid untuk membuat KIT yang memuat informasi tetntang nama daerah, nama latin dengan penulisan yang sesuai kaidah nomenclatur binomial, foto tanaman yang dimaksud dan urutan takson klasifikasi dari kingdom sampai dengan spesies. Ukuran KIT 7 x 11 cm dengan finishing laminating agar tidak mudah rusak saat dipasang.

Pembelajaran selanjutnya dilanjutkan dengan guru memeriksa hasil penugasan siswa, jika sudah sesuai maka semua siswa dipersilahkan untuk menuju tanaman target yang akan dipasang KIT sesuai dengan tanamannya.  Guru memastikan semua siswa sudah memasang dengan benar sesuai tanaman yang diberi nama.  Pada akhir pembelajaran guru membuat refleksi pembelajaran.  Salah satu refleksi siswa tentang pembelajaran luar kelas yang sudah dilakukan adalah siswa merasa senang, seru dan pengalaman pertamanya belajar luar kelas di SMA pada masa pandemi, kami merasa bebas belajar dengan alam, seolah-olah kami bermain, tapi kami sebenarnya belajar.  Selain itu dengan pembelajaran luar kelas ini kita dapat mengenal keanekaragaman flora di sekolah dengan nama-nama yang sebelumnya masih asing.  Pembelajaran seperti ini sebaiknya diadakan terus ke depan agar pembelajaran Biologi semakin menyenangkan

 

Daftar Referensi

Ainia, D.K.  2020.   Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 3 No 3 Tahun 2020

Jawa Pos. 2020. Filosofi Ki Hadjar Dewantara jadi Inspirasi Merdeka Belajar. https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/14/07/2020/filosofi-kihadjardewantara-jadi-inspirasi-merdeka-belajar/

Media Indonesia.  2019.  Merdeka Belajar Menuju Pendidikan Ideal.  Rabu, 18 Desember 2018.  https://mediaindonesia.com/humaniora/278427/merdeka-belajar-menuju-pendidikan-ideal.  Diakses pada tanggal 25 November 2021

 

Ikuti tulisan menarik Tri Harjanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler