x

Gambar di atas menggambarkan gelapnya negara pada masa penjajahan Jepang

Iklan

Luthfia Annisa Zahra

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Bergabung Sejak: 15 Desember 2021

Kamis, 16 Desember 2021 09:43 WIB

Kritik Sosial Cerita Pendek Jawa Baru

Cerita pendek Jawa Baru merupakan bagian dari Antologi Cerita Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma yang ditulis oleh Idrus pada tahun 1948 menggambarkan kehidupan masa penjajahan zaman Jepang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kritik sosial merupakan sarana gagasan menilai suatu perubahan sosial. Nilai sosial salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia sudah menjadi persoalan perekonomian yang tidak tuntas jika dibahas. Tingkat kemiskinan yang selalu meningkat tiap tahunnya ditambah dengan kondisi pandemi yang menjadikan ruang gerak untuk keluar dari pemasalahan kemisikinan terbatas. Fenomena ini perlu diperhatikan karena akan berdampak pada tingkat kriminalistas pada masyarakat.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) Juli 2021 lalu merilis laporan perekonomian bahwa pada Maret 2021 sebesar 10,14% atau sebanyak 27,54 juta penduduk Inonesia berstatus miskin. Presentase penduduk miskin perkotaan pada September 2020 sebesar 7,88% dan naik menjadi 7,89% pada Maret 2021. Sementara presentasi penduduk miskin perdesaan pada September 2020 sebesar 13, 20% dan menurun menjadi 13,10% pada Maret 2021. Artinya pada perkotaan tingkat kemiskinan meningkat dari 12,04 juta orang menjadi 12,18 juta orang pada Maret 2021. Dan di perdesaan tingkat kemiskinan menurun dari 15,51 juta orang menjadi 15,37 juta orang.
 
Menurut Suparlan, kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah karena kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya. Faktor terbesar penyumbang kemiskinan adalah tingkat pendidikan yang rendah dan lapangan pekerjaan yang terbatas.
 
Kaitan dalam sastra adalah kemiskinan yang merupakan fenomena sosial yang menjadi nilai ekstrinsik dalam sebuah cerita. Nilai ekstrinsik ini berupa nilai sosial yang terjadi di masyarakat.
Nilai sosial dalam sebuah cerita bisa memberikan gambaran pada sebuah keadaan realita yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Meningkatnya angka kemiskinan, meningkatkan pula dampak dan kemungkinan-kemungkinan lain yang terjadi karena fenomena itu.
 
Tingkat kemiskinan tergambar jelas dalam cerita pendek Jawa Baru karya Idrus yang menggambarkan keadaan Indonesia pada saat zaman penjajahan Jepang. Berikut kutipan narasi dan analisisnya.
 
“Di jalan-jalan raya, di muka-muka rumah-rumah makan, ya di mana-mana kelihatan orang yang setengah telanjang dan setengah mati. Mereka mengemis meminta sisa makanan orang. Akan tetapi, mereka tidak saja memakan makanan orang, juga makanan anjing sudah sedap pula oleh mereka. Setiap hari kelihatan orang tergelimpang di tengah jalan.” (DEMKJLKR, hlm, 82).
 
Kutipan di atas menggambarkan bagaimana susahnya orang-orang yang hidup pada zaman penjajahan Jepang kala itu. Pada zaman itu pula orang-orang rela untuk memakan makanan sisa orang. Bahkan tidak sedikit pula yang rela memakan makanan yang diperuntukan untuk hewan. Kemiskinan menjadikan nilai sosial peduli terhadap sesama hilang.
 
“...Ia duduk saja di bawah batang kayu itu sehari-hari. Jika hari sudah malam betul, baru ia berani keluar. Matanya selalu memandang ke kali dekat tempatnya itu. Jika ada bangkai ayam atau bangkai orang hanyut, tergesa-gesa ia turun ke kali itu, diangkatnya bangkai ke tepian dan ... dimakannya. Anak muda itu pun kesudahannya mati juga, tidak karena kekurangan makan, tetapi karena terlampau banyak makan... bangkai.” (DEMKJLKR, hlm, 83).
 
Kondisi kemiskinan dan kekurangan semakin diperkeruh dengan adanya anak muda yang mengalami kelaparan dan tidak mendapatkan jatah makan yang cukup sehingga anak muda tersebut rela menunggu dengan melihat ke arah kali dengan harapan menemukan bangkai untuk dimakannya. Ketidakpunyaan seseorang untuk membeli bahan pokok makanan dalam cerita ini menjadikannya seorang kanibalisme yang memakan apa saja yang menurutnya bisa dimakan.
 
“...Perempuan-perempuan jalang pun sudah banyak yang mati kelaparan, karena rezeki mereka yang kendor pula. Beribu-ribu anak-anak gadis melamarkan diri untuk menjadi perempuan jalang. Mereka ini mencari uang, uang... untuk pembeli beras, buat sanak saudara...” (DEMKJLKR, hlm, 83).
 
Narasi di atas menggambarkan kondisi kekurangan pada masyarakat yang menjadikan seorang wanita rela merendahkan dirinya untuk mendapatkan uang. Harkat dan martabat sebagai perempuan direndahkan pula oleh penjajah Jepang. Mereka rela menjual diri demi uang yang digunakan untuk membeli beras dan sanak saudaranya.
 
Dari kutipan-kutipan tersebut, tergambar dengan jelas bahwa kemiskinan yang terjadi pada masa itu menjadikan seseorang menghalalkan segala cara untuk bertahan hidup. Kemiskinan dalam cerita pendek ini terjadi akibat campur tangan pemerintahan Jepang dalam pemerintahan. Kemiskinan menjadikan seseorang hilang akal untuk mendapatkan uang. Tingkat hedonisme seseorang juga menentukan status sosial mereka, semakin besar gaya hidup yang dipakai semakin besar pula pengeluaran yang diperlukan. Gaya hidup seseorang harus disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh. Pemerintah belum sepenuhnya dapat mengatasi kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan jalan keluar untuk menghadapi kemiskinan yang tersebar di Indonesia. Agar menjadikan negara yang bersih dari kemiskinan dan memiliki rakyat yang makmur.
 
Kajian Pustaka:
Idrus. 2011. Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero).
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/07/15/1843/persentase-penduduk-miskin-maret-2021-turun-menjadi-10-14-persen.html

Ikuti tulisan menarik Luthfia Annisa Zahra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu