x

Foto ini merupakan gambaran dari seseorang yang sedang malas Gerak, seperti tidak ada tujuan hidup. \xd Foto ini di ambil dari https://bangka.tribunnews.com/amp/2016/04/08/10-tips-cara-menghilangkan-rasa-malas-yang-berlebihan.

Iklan

Iqbal Wahyudi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Januari 2022

Selasa, 1 Februari 2022 07:28 WIB

3 Productivity Rule supaya Tidak Menunda Pekerjaan Lagi

Menunda pekerjaan itu memang enak namun berlaku untuk sesaat saja. Tugas yang mulanya banyak kesempatan untuk dicicil, kini menjadi tumpukan besar dengan waktu yang sempit. Panik dan stres kerap terjadi sehingga hasil yang dikerjakan kurang maksimal. "5 Seconds Rule", "2 Minute Rule", dan "5 Minute Rule" ini bisa diaplikasikan untuk mengatasi kebiasaan menunda-nunda dan meningkatkan produktivitas.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rasa bosan dan malas untuk melakukan suatu pekerjaan datang bukan hanya satu dua kali saja. Rasa itu akan terus datang semasa hidup dan itu manusiawi. Hanya saja, ada potensi yang kurang baik jika rasa itu selalu di-iya-kan, bukan dikelola. Salah satu contohnya adalah kebiasaan menunda pekerjaan.

Tugas yang seharusnya bisa selesai dalam 10 menit, karena ditunda-tunda, akhirnya menjadi lupa dan baru dikerjakan di esok harinya. Tugas pun menumpuk. Tugas yang mulanya segunung, kini menjadi dua gunung. Terus berlanjut hingga menjadi barisan pegunungan.

Semula rasa enak dan nyaman yang didapat dari tidak melakukan tugas berubah menjadi panik, stres, kalang kabut, apapun istilahnya, karena tersadar banyak tumpukan tugas yang harus dikerjakan dalam waktu singkat. Kemudian, tugas dikerjakan secara buru-buru dan SKS (sistem kebut semalam) untuk mengejar tenggat waktu (deadline) yang diberikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada akhirnya, hasil yang dikerjakan menjadi kurang maksimal. Terkadang timbul juga rasa ketidakpuasan atas hasil pekerjaannya. Pola ini akan terus berlanjut jika selalu menuruti perasaan entar-entaran.

Ada tiga metode atau rule yang bisa diaplikasikan untuk mengatasi kebiasaan menunda. Metode-metode tersebut di antaranya: 5 Seconds Rule, 2 Minute Rule, dan 5 Minute Rule. Berikut penjelasan dari metode-metode tersebut yang juga dapat meningkatkan produktivitas.

5 Seconds Rule

Sesuai dengan namanya, 5 seconds rule atau aturan 5 detik. Apa itu aturan 5 detik? Sederhananya, aturan ini memaksa diri untuk bergerak secara fisik dalam hitungan 5 detik. Hitung "5.. 4.. 3.. 2.. 1.. GO!!!" lalu paksa diri untuk beranjak mengerjakan hal yang sedang dituju.

Aturan 5 detik ini dicetuskan oleh seorang pembicara terkenal dunia, Mel Robbins, dalam bukunya dengan judul yang sama, yaitu The 5 Second Rule. Aturan ini telah terbukti efektif mengatasi kebiasaan menunda. 

Bagaimana cara implementasi aturan ini? Ketika diri ingin melakukan sesuatu yang mengarah pada tujuan atau komitmen, namun timbul rasa keraguan untuk melakukannya, padahal diri sangat tahu bahwa itu harus dilakukan, mulai hitung mundur 5-4-3-2-1 lalu lakukan tanpa pikir panjang lagi.

Aturan ini memaksa tubuh untuk segera melakukan aksi sekaligus memaksa otak untuk tidak terlalu lama berpikir (overthink). Sehingga dapat mengalihkan dari kekhawatiran, alasan, dan pikiran untuk segera berfokus pada tujuan dan komitmen yang ingin dicapai.

Kuncinya adalah pergerakan secara fisik. Ketika hitungan mundurnya mencapai angka 1, ajak diri untuk perlahan mulai bergerak. 

2 Minute Rule

Dalam keseharian, ada beragam aktivitas yang bisa dilakukan kurang dari 2 menit. Contohnya, membuang sampah, menempatkan pakaian kotor pada tempatnya, mencuci piring segera setelah makan, dan lain sebagainya. Sebaiknya, segera lakukan dan jangan menundanya.

Itulah aturan 2 menit yang dicetuskan oleh David Allen, seorang konsultan produktivitas Amerika yang populer dengan bukunya yang berjudul Getting Things Done. Ia menyatakan, "If it takes less than two minutes, then do it now". Jika ada ada pekerjaan yang bisa dikerjakan kurang dari dua menit, maka lakukan sekarang.

Benar, di dunia ini juga banyak aktivitas yang membutuhkan waktu lebih dari 2 menit. Apakah aturan ini tidak bisa diterapkan? Tentu bisa. Caranya yaitu dengan men-scale down aktivitas tersebut menjadi kegiatan yang lebih sederhana dan mudah dilakukan.

Contohnya, membaca buku sebelum tidur. Satu buku memang tidak mungkin dibaca dalam 2 menit saja. Bisa berjam-jam bahkan hitungan hari. Bagaimana kalau baca satu halaman buku saja sebelum tidur? Jauh terasa lebih masuk akal bukan? Nah, komitmenkan diri pada aktivitas tersebut dengan aturan 2 menit ini.

Contoh lainnya, ingin bisa lari maraton. Lari maraton itu sangat berat. Lari 5 km terasa berat. Berjalan sepuluh ribu langkah pun cukup sulit. Tetapi, berjalan sepuluh menit itu mudah dan memakai sepatu running itu sangat mudah. Memakai sepatu running tidak lebih dari 2 menit bukan?

Setelah kebiasaan sederhana atau 2 menit terbentuk, diri akan terpancing untuk menjadi lebih produktif. Contohnya, sedang asyik membaca buku sebelum tidur tetapi harus berhenti di 2 menit? Atau, sedang seru lari maraton tetapi harus berhenti di 2 menit? Apakah benar-benar bisa berhenti? Tentu tidak kan? 

Aturan 2 menit ini akan melatih diri untuk terbiasa melakukan suatu hal sehingga menjadi kebiasaan. Kalau sudah menjadi kebiasaan, melakukan sesuatu akan menjadi mudah dan tanpa perlu berpikir lama lagi. Kuncinya adalah membiasakan diri pada aktivitas sederhana yang berujung pada tujuan. 

5 Minute Rule

Secara umum, ada satu permasalahan yang sulit setiap kali melakukan suatu aktivitas. Masalahnya adalah memulai. Kesulitan memulai ini yang bisa membentuk kebiasaan menunda-nunda. 

Terlalu memikirkan tugas yang sulit, pekerjaan menumpuk, hal yang belum pernah dikerjakan sebelumnya, dan lain sebagainya, membuat diri menjadi kewalahan. Sehingga, diri cenderung mengalihkan fokus pada sesuatu yang menyenangkan untuk mengatasi rasa kewalahan tersebut.

Namun, pada akhirnya yang terjadi adalah semakin banyak hiburan yang dicari, diri menjadi semakin menghindari untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Tentu saja, semakin lama menunda pekerjaan, semakin besar rasa cemas dalam diri karena ada tanggungjawab yang belum dituntaskan. Pikiran pun menjadi kalut dan stres. Padahal kuncinya satu, memulainya.

Untuk mengatasinya, bisa menggunakan aturan 5 menit. Aturan ini menegaskan diri untuk coba lakukan aktivitas dalam waktu 5 menit saja. Iya, coba lakukan 5 menit terlebih dahulu.

Dengan men-set fokus pada waktu 5 menit, otak akan berpikir lebih sederhana. "Ah, cuma 5 menit aja ngerjainnya kok! Itu mah sebentar doang." Fokus pikiran yang overthink berubah menjadi lebih sederhana. Diri lebih termotivasi untuk segera mengerjakan.

Lantas, kalau hanya 5 menit saja kapan selesainya? Setelah memulai 5 menit ini, diri akan tenggelam dan larut dalam pekerjaan sehingga akan timbul perasaan "nanggung" jika tiba-tiba berhenti. 5 menit berlalu, 10 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, dan akhirnya pekerjaan selesai. Menjadi tidak terasa.

Kunci dalam aturan 5 menit ini adalah memulai. Ajak diri untuk mulai mengerjakan dalam waktu 5 menit saja. Jika terasa lelah, istirahat sejenak lalu lanjut 5 menit kembali. Begitu seterusnya. 

Nah, itulah penjelasan masing-masing metode untuk mengatasi kebiasaan menunda dan meningkatkan produktivitas. Silakan coba aplikasikan mana yang cocok agar tidak lagi menunda pekerjaan kantor, pekerjaan rumah, maupun tugas-tugas penting lainnya. 

Harapannya, diri menjadi pribadi yang lebih produktif dan pintar memanfaatkan waktu. Pandji Pragiwaksono dalam akun Twitternya pernah men-twit "Kata Stephen Covey: Disiplin tidak mengekang, sebaliknya justru membebaskan". 

Ikuti tulisan menarik Iqbal Wahyudi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler