Kolaborasi, Kunci Kesuksesan di Masa Depan

Jumat, 25 Februari 2022 18:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dunia anak muda semakin global. Dunia meta tidak hanya menjadi halaman-halaman pertemanan, tetapi bila digunakan secara bijaksana bisa membangun jejaring yang bernilai ekonomi juga. Tiktok, Instagram, dan YouTube menjadi etalase baik pribadi maupun institusi. Kolaborasi seringkali menjadi faktor utama di sana. Tampaknya kolaborasi adalah salah satu kunci kesuksesan di masa mendatang. Karena itu Atsanti Youth Festival II mengangkat tema “Temu, Kenali, dan Lestarikan Objek Pemajuan Kebudayaan Indonesia” agar bersama kaum muda bersiap berkolaborasi membawa nama dan budaya Indonesia ke hadapan warga dunia

Dunia anak muda semakin global. Dunia meta tidak hanya menjadi halaman-halaman pertemanan, tetapi bila digunakan secara bijaksana bisa membangun jejaring yang bernilai ekonomi juga. Tiktok, Instagram, dan YouTube menjadi etalase baik pribadi maupun institusi. Kolaborasi seringkali menjadi faktor utama di sana. Tampaknya kolaborasi adalah salah satu kunci kesuksesan di masa mendatang.

Kolaborasi ini juga yang ditekankan dalam kegiatan ATSANTI Youth Festival (AYF). Tahun ini AYF II dengan tema “Temu, Kenali, dan Lestarikan Objek Pemajuan Kebudayaan Indonesia”, sudah berlangsung dari tanggal 19 Februari hingga 20 Februari 2022 secara daring. AYF menjadi ajang untuk bersama berkegiatan budaya, saling mengenal, dan saling berbagi kisah budaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AYF adalah kegiatan dari dan untuk kaum muda yang didukung oleh Yayasan Atma Nusvantara Jati (ATSANTI). Panitia dan peserta AYF II kali ini berasal dari 37 Sekolah Menengah Atas (SMA) dari 25 daerah di Indonesia. Ada lebih dari 200 peserta yang bersedia ikut mengenali Objek Pemajuan Kebudayaan Indonesia.

Murid-murid SMA yang menjadi panitia belajar untuk berkoordinasi dengan sesama panitia yang berbeda sekolah dan secara geografis tinggal terpisah. Demikian pula peserta AYF yang tinggal berjauhan, dari ujung utara Sumatera hingga ke Papua. Mereka juga diharapkan untuk saling bekerja sama dalam Focus Group Discussion.

Peserta kali ini diperkenalkan pada beberapa Objek Pemajuan Kebudayaan Indonesia melalui perkenalan dengan tokoh-tokoh yang bergiat dalam bidang mereka masing-masing untuk mengangkat nama Indonesia di tataran dunia.

Role model merupakan hal yang penting dalam menarik perhatian dan minat anak-anak muda ini. Kekaguman yang timbul dari keikutsertaan mereka dalam acara ini, diharapkan bisa membantu mengarahkan minat mereka di masa depan.

Bangsa ini perlu penerus. “Jangan hanya menjadi follower,” pesan Yori Antar. Arsitek senior yang membuka acara dengan memperkenalkan wawasan Nusantara melalui Gerakan Revitalisasi Rumah Adat. Arsitektur Nusantara harus menjadi bagian dari masa depan bangsa. Bagaimana kaum muda akan menjaga dan mengembangkan rumah tradisional Indonesia bila tidak mengenalnya?

Memperkenalkan dan menginspirasi kaum muda ini melalui hal nyata yang sudah dikerjakan memang memberikan perkenalan dan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Endah Laras, seniman penari dan penyanyi keroncong yang juga menjelajah dunia seni peran lewat film, juga mengajarkan bagaimana perjalanannya hingga tiba di posisinya saat ini. Bagaimana jaringan pertemanan dan kemauan untuk belajar dan berkolaborasi memungkinkan ia membawa keroncong hingga ke tingkat dunia.

Pada acara hari kedua, peserta berkenalan dengan Lalu Suryadi Mulawarman, Jose Amadeus serta Gadisa Alya Widiasari. Lalu Suryadi Mulawarman, seniman tari yang sekaligus menjadi koreografer tari yang banyak mengangkat budaya NTB. Setelah belajar di Institut Kesenian Jakarta dan mengembangkan diri di beberapa sanggar dan penata tari ternama berkaliber internasional, sejak tahun 2000 Lalu Suryadi kembali ke NTB dan fokus membagikan ilmu tarinya pada kaum muda di NTB.

Sebagai Art Director, Lalu Suryadi membawa Gadisa Alya Widiasari beserta teman-temannya, siswa-siswi SMPN 2 Mataram, memenangkan juara I International Competition and Festival of Arts, Grand Online Eurofest 2021 kategori Dance Performance.

Pengenalan pada tarian tradisional sejak usia dini, ditambah pengarahan yang tepat dan membawa prestasi yang membanggakan, tentunya membuat Gadisa lebih tekun lagi meningkatkan ketrampilannya menari tradisional.

Jose Amadeus Khrisna, atau dikenal sebagai dalang Ki Jose Amadeus, membawa dirinya menciptakan tokoh wayang baru dalam karya kreatifnya Wayang Geger Pacinan. Sebagai pemuda peranakan Tionghoa, Ki Jose mantap memilih aktualisasi dirinya melalui dunia perwayangan.

Perkenalan kaum muda dengan berbagai aspek yang berhubungan dengan Objek Pemajuan Kebudayaan Indonesia ini kemudian dilanjutkan dengan Focus Group Discussion. Dalam diskusi bersama ini peserta berkelompok dengan sebaran daerah yang berbeda-beda.

Komunikasi antar peserta serta perkenalan antar kaum muda dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia ini tentunya akan menggali kekayaan budaya dari daerah masing-masing. Opini setiap peserta akan memperkaya wawasan peserta lainnya.

Persiapan panitia yang juga merupakan siswa-siswi SMA dari berbagai kota dan berbagai sekolah juga merupakan suatu prestasi yang membanggakan. Di tengah kenaikan serangan varian baru virus Covid-19, pelajar muda ini harus tetap menjaga stamina mereka sembari membagi waktu belajar dengan waktu koordinasi acara.

Kolaborasi di antara mereka yang sebelumnya tidak saling mengenal, berasal dari berbagai kota, memberikan harapan akan kesiapan generasi muda Indonesia untuk terus bersatu dan membangun Indonesia bersama-sama. Kemampuan kolaborasi ini juga yang diharapakan akan membawa mereka kelak ke kancah internasional, membawa bendera Indonesia ke tengah warga dunia.

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Retty

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Kolaborasi, Kunci Kesuksesan di Masa Depan

Jumat, 25 Februari 2022 18:17 WIB
img-content

Mari Mendongeng Lewat YouTube

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler