Dewasa ini, perkembangan teknologi memiliki dampak sangat besar bagi kehidupan manusia. Seperti diketahui bahwa perkembangan teknologi dengan internet semakin meningkat. Dari waktu ke waktu seseorang tidak dibatasi dalam menyampaikan maupun mendapatkan informasi. Internet membuat pribadi memiliki ruang di dunia maya. Setiap orang dapat mengakses internet tanpa ada batasan termasuk munculnya karya sastra di internet.
Perkembangan sastra di Indonesia dapat ditandai dengan perubahan pola publikasi. Peran publikasi menjadi sangat penting karena karya sastra untuk dinikmati dan diambil hikmahnya oleh orang lain. Peran dunia digital atau cyber memiliki cakupan yang luas sehingga muncul jenis cyber sastra. Kehadiran sastra cyber di Indonesia ini membutuhkan perhatian yang lebih bgi perkembangannya di dalam dunia kesusastraan. Keberadaannya dapat menjadi pendukung dalam perkembangan sastra yang mengikuti perkembangan teknologi internet. Akan tetapi, keberadaan sastra cyber tidak dapat diremehkan karena sastra cyber dapat menimbulkan polemik yang sangat kompleks bagi seluruh masyarakat. (Septriani, 2016).
Munculnya sastra cyber menjadi identitas dalam kesusasteraan di Indonesia. Sastra cyber menjadi ruang bagi siapapuin untuk menuangkan ide dan imajinasinya melalui tulisan-tulisan. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa sastra cyber dapat menjawab tantangan arus modernisasi (Nursalam, 2017). Dengan adanya sastra cyber, media sosial memiliki peran penting sebagai sarana dalam penyebaran atau publikasi hasil ide kreatif penulisnya. Jenis media sosial yang memiliki peran dalam sastra cyber yaitu, facebok, twitter, blog, instagram, dan wattpad (Noorfitriana, 2017).
Perkembangan sastra cyber sangat berpengaruh dalam dunia kepenulisan. Perkembangan tersebut harus menyesuaikan pergerakan masyarakat di era modern ini. Karya sastra cyber dapat menampung berbagai citraan pengarang dalam bentuk tulisan, gambar, dan lainnya yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Sastra cyber dapat membawa dinamika masyarakat dalam komunikasi sastra. Secara umum, karya sastra memiliki karakter yang berbeda dengan sastra konvensional. Hal tersebut dipengaruhi oleh proses dari karya sastra cyber. Karakter dan sosiologi penulis sangat berpengaruh bagi hasilnya. Selain itu, sastra cyber lebih memikirkan keuntungan finansial daripada hasilnya (Pratamanti, 2018). Sastra cyber yang hanya memikirkan keuntungan finansial pastinya berdampak pada dunia pendidikan karena pendidikan memiliki tujuan dengan adanya sastra dapat memberikan kontribusi positif di era digital ini.
Sastra cyber memiliki tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan. Salah satunya memlalui pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Tantangan tersebut dapat ditanggapi dengan kolaborasi antara peserta didik dan guru dengan mengembangkan keterampilan atau ide-ide kreativ (Flavin, 2017). Sastra cyber sangat menarik karena hampir semua peserta didik dalam satuan pendidikan sudah mengenalnya melalui internet, gawai, dan yang lainnya. Artinya, sudah tidak ada alasan yang ketinggalan informasi dalam penyebaran karya sastra. Akses internet menjadi kebutuhan bagi masyarakat, baik di bidang pendidikan, bisnis, seni budaya, bahasa, dan sastra. Melalui dunia digital atau cyber telah merubah dunia secara dramtis, cara cerita yang dibagikan, dan cara realita yang disajikan.
Peran sastra cyber dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yaitu dapat menerapakan penulisan yang baik dan benar dengan menerapkan kaidah bahasa Indonesia dan tata bahasa baku. Dengan hal tersebut, pastinya tidak terlepas dengan ilmu sastra, dalam hal ini individu dapat bebas memberikan luapan perasaan dan pikiran berupa karya maupun tanggapan secara digital. Berbagai penulisan sastra seperti puisi sering muncul di era milenial melalui media massa. Hal ini semua orang dapat menulis mengungkapkan isi hati, perasaan, dan pikirannnya serta dapat dengan mudah memublikasikannya. Peran sastra cyber dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di era digital dapat memberikan kemudahan dalam menuangkan ide-ide menciptakan sebuah karya sastra. Sastra cyber juga memudahkan untuk dijadikan materi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Memudahkan dalam hal mengakses atau mencari contoh karya sastra cyber. Akan tetapi, sastra cyber dalam pembelajaran bahasa dan sastra juga memiliki dampak negatif dan positif. Dampak negatif yaitu membebaskan adanya plagiasi karya sastra, sedangkan dampak positifnya yaitu memudahkan dalam mengakses sebuah karya sastra.
DAFTAR RUJUKAN
Flavin, M. (2017). Disruptive technology enhanced learning: The use and misuse of digital technologies in higher education. https://doi.org/10.1057/978-1-137-57284-4
Noorfitriana, Y. (2017). Membaca Fenomena-Fenomena Sastra Di Media Sosial. Konferensi Nasional Sastra, Bahasa Dan Budaya . Malang: Universitas Kanjuruan Malang, 205.
Nursalam. (2017). Eksistensi Sastra Online Dalam Kesusastraan Indonesia Dengan Tinjauan Sosiologi Sastra. In Konferensi Nasional Sastra, Bahasa & Budaya (Ks2b). Malang: Universitas Kanjuruan Malang, 116. Septriani, H. (2016). Fenomena Sastra Cyber: Sebuah Kemajuan Atau Kemunduran? Jakarta: Seminar Nasional Sosiologi Sastra Di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 3.
Pratamanti, E. D. (2018). Peran Reader dan Follower terhadap Struktur Novel: Kajian Sastra Cyber Wattpad. Seminar Nasional Struktural, 298–309.
Septriani, H. (2016). Fenomena Sastra Cyber: Sebuah Kemajuan Atau Kemunduran? Jakarta: Seminar Nasional Sosiologi Sastra Di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 3.
Ikuti tulisan menarik Oktavia Winda Lestari lainnya di sini.
