x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indrato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Juli 2021

Minggu, 1 Mei 2022 08:04 WIB

Apa Salah Aspal Buton?

Apa salah aspal Buton? Ini adalah sebuah pertanyaan yang selalu menghantui selama bertahun-tahun. Karena meskipun aspal Buton sudah siap sejak 76 tahun Indonesia merdeka untuk dapat dimanfaatkan, tetapi nyatanya sampai sekarang ini pemerintah Indonesia masih terus mengimpor aspal. Padahal harga aspal impor sekarang ini sedang meroket sangat tinggi sekali. Aspal Buton tidak pernah salah. Yang salah adalah orang-orang yang selalu menganggap bahwa potensi aspal Buton yang sangat luar biasa besarnya ini akan merupakan sebuah ancaman besar bagi masa depan aspal impor. Namun sejatinya yang menjadi ancaman sesungguhnya bagi aspal Buton adalah karena pemerintah Indonesia sendiri tidak memiliki dana untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program hilirisasi aspal Buton.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apa salah aspal Buton? Ini adalah pertanyaan rakyat Indonesia selama bertahun-tahun. Indonesia sudah 7 kali berganti Presiden, dan 76 tahun merdeka. Tetapi mirisnya, aspal Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal impor. Apa salah aspal Buton? Bagaimana nasib aspal Buton di tahun 2024 nanti? Tahun 2024 adalah tahun dimana kita akan memperingati 1 abad aspal Buton. Begitu bodohkah bangsa kita ini sehingga hampir 1 abad lamanya aspal Buton masih belum juga bisa kita manfaatkan untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia? Apa salah aspal Buton?

Harga aspal impor pada bulan Mei 2022 sekarang ini adalah sebesar US$ 707 per ton. Padahal harga aspal impor pada awal tahun 2021 yang lalu masih US$ 420 per ton. Meroketnya harga aspal impor ini dipicu oleh adanya konflik perang Rusia-Ukraina. Harga aspal impor di bulan Januari 2022 adalah sebesar US$ 541 per ton. Kemudian naik menjadi US$ 563 per ton di bulan Februari 2022, dan US$ 653 per ton di bulan Maret 2022. Trend kenaikan harga ini sangat signifikan. Apakah harga aspal impor akan terus naik dengan berkepanjangannya konflik perang Rusia-Ukraina yang sampai saat ini masih belum kelihatan ada tanda-tanda akan berakhir?.

Mengacu kepada sangat tingginya harga aspal impor sekarang ini seharusnya pemerintah Indonesia berpikir lebih cerdas dan logis lagi untuk segera beralih kepada aspal Buton. Aspal alam asli milik bangsa dan negara Indonesia sendiri. Aspal alam yang sudah hampir 1 abad lamanya terpendam sia-sia di dalam bumi pertiwi. Tetapi mengapa hal ini tidak dilakukan oleh pemerintah Indonesia? Apa yang salah dengan aspal Buton sehingga pemerintah Indonesia masih belum juga mau segera beralih kepada aspal Buton? Apakah karena kebijakan pemerintah lebih baik membeli aspal impor yang harganya sangat mahal, dari pada harus membeli aspal Buton produksi dalam negeri sendiri yang harganya jauh lebih murah? Dan mirisnya lagi, aspal impor yang dibeli dengan harga sangat mahal ini kenyataannya harus dibayar dengan uang hasil dari hutang negara. Dan ujung-ujungnya rakyat Indonesia juga yang harus menanggung beban berat membayar hutang-hutang tersebut. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertanyaan yang tidak berujung itu adalah apa salah aspal Buton, sehingga pemerintah Indonesia tidak mau sama sekali beralih ke aspal alam yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara itu? Pada saat ini harga aspal impor sedang meroket. Namun pemerintah Indonesia masih tetap tidak bergeming, dan terus membeli aspal impor yang harganya sekarang sangat mahal. Memang benar aspal Buton itu sekarang masih belum siap untuk menggantikan aspal impor. Tetapi itu salah siapa? Apakah salah aspal Buton? Aspal Buton sudah siap untuk dapat dimanfaatkan sejak 76 tahun yang lalu Indonesia merdeka. Tetapi apa arti kemerdekaan bagi aspal Buton dan rakyat Indonesia, kalau pemerintah Indonesia sendiri tetap tidak peduli dan tidak mau memanfaatkan aspal Buton?. Apa yang salah dengan aspal Buton, sehingga pemerintah Indonesia lebih suka mengimpor aspal sejak tahun 1980an?

Baru-baru ini Presiden Joko Widodo marah-marah dan jengkel, ketika memberi arahan dalam acara “Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia”. Karena sejumlah kementerian/lembaga masih mengimpor barang-barang yang sebenarnya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Ada 4 daftar barang-barang impor yang membuat Pak Jokowi geram. Yaitu Baju Seragam, Alat-alat Kesehatan, Alat-alat Pertanian, dan Alat-alat Tulis. Sangat disayangkan sekali bahwa Pak Jokowi tidak menyinggung masalah aspal impor. Kalau saja Pak Jokowi tahu bahwa dari semua-barang yang diimpor oleh Indonesia tersebut, barang yang paling tinggi nilainya adalah aspal impor. Apalagi dengan sedang meroketnya harga aspal impor yang sekarang sedang terjadi, maka nilai aspal impor sejatinya adalah sangat luar biasa sekali tingginya. Kalau saja Pak Jokowi tahu hal ini, pasti Pak Jokowi akan murka dan menjerit karena terkejut. Saking marahnya, Pak Jokowi sempat berkata bahwa kementerian, lembaga, dan instansi pemerintah memang bodoh, karena tidak mau memakai produk-produk dalam negeri. Jadi sebenarnya siapa yang salah?

Apakah dengan Pak Jokowi marah-marah lantas pemerintah Indonesia akan segera otomatis beralih kepada aspal Buton? Sayang sekali nyatanya tidak. Kasihan Pak Jokowi yang sudah capek-capek mengeluarkan banyak energi untuk marah-marah, tetapi hasilnya masih tetap saja nihil. Aspal Buton kelihatannya masih belum merupakan pilihan, fokus, dan prioritas bagi Pak Jokowi untuk menggantikan aspal impor. Mengapa? Karena Pak Jokowi sendiri tidak tahu bahwa nilai aspal impor tersebut adalah sangat luar biasa besar sekali. Apakah benar Pak Jokowi tidak tahu, atau memang tidak mau tahu? Apa salah aspal Buton, kalau Pak Jokowi tidak tahu atau tidak mau tahu?

Aspal Buton adalah aspal alam yang terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, dan merupakan “ikon” dari salah satu keajaiban dunia, dimana karunia aspal alam ini adalah hanya satu-satunya yang terdapat di Indonesia. Apa salah aspal Buton, sehingga aspal Buton masih belum bisa menjadi “Primadona” dari Pulau Buton untuk menyejahterakan seluruh rakyat Buton? Aspal Buton tidak pernah salah. Yang salah adalah manusia-manusia yang selalu melihat dari perspektif bahwa potensi aspal Buton yang sangat luar biasa besarnya itu akan merupakan sebuah ancaman besar bagi masa depan aspal impor. Importir aspal hanya selalu mementingkan dirinya sendiri. Mereka berupaya mencari keuntungan pribadi yang sebesar-besarnya tanpa mau peduli dan berbagi. Coba kita berpikir lebih jernih dan merenungkan kembali nilai-nilai UUD 45 Pasal 33. Bukankah bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat ?

Apa dasar hukumnya aspal impor, kalau fakta berbicara bahwa aspal Buton sejatinya sudah mampu menggantikan aspal impor? Indonesia adalah negara hukum yang bertujuan untuk menyejahterakan seluruh rakyatnya. Tetapi mengapa kita selama ini selalu bertanya:”Apa salah aspal Buton, sehingga pemerintah Indonesia tidak mau memanfaatkan aspal Buton untuk menggantikan aspal impor?”. Seharusnya mulai dari sekarang kita bertanya: “Apa salah pemerintah Indonesia, sehingga tidak mau memanfaatkan aspal Buton untuk menggantikan aspal impor?”. Yang jelas, salah pemerintah Indonesia adalah karena pemerintah Indonesia sendiri tidak memiliki cukup dana untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program hilirisasi aspal Buton. Sedangkan prioritas utama dana pemerintah sekarang ini adalah digunakan untuk tujuan membangun Ibu Kota Negara Nusantara dan membayar hutang negara. Jadi sekarang sudah jelas, sejelas-jelasnya bahwa yang salah adalah siapa. Dan kita sekarang tidak perlu bertanya-tanya lagi.

Di awal pemerintahan Pak Jokowi pada tahun 2015, seharusnya Pak Jokowi sudah membentuk Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang khusus menangani aspal Buton. PT Perana (Perusahaan Aspal Negara) yang “Core Business”nya adalah memproduksi aspal Buton. Tetapi sekarang ini keadaannya sudah sangat-sangat terlambat. Pemerintahan Pak Jokowi sebentar lagi akan segera berakhir. Harapan besar saat ini terletak di pundak Presiden Republik Indonesia ke 8 nanti di tahun 2024. Mudah-mudahan Presiden Republik Indonesia yang baru ini akan mampu mewujudkan PT Perana yang seharusnya sudah berdiri 7 tahun yang lalu. Yakinlah, bahwa aspal Buton tidak pernah salah, dan juga tidak pernah ingkar janji. 

Ikuti tulisan menarik Indrato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler