x

ilustr: PelangiQQ Lounge

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Senin, 9 Mei 2022 06:11 WIB

Obat Penawar Hati dan Sejenisnya

Sikap sombong dan riya, tergolong penyakit hati. Penyakit ini dapat dicegah. Obat penawarnya ada 5 perkara.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Usai khotib menyampaikan khotbah pada solat Jumat pertama pascaidulfitri, ada hal yang mengesankan. Itu mencakup: materi khotbah dan penyampaiannya yang sangkil- mangkus. Materi yang disampaikan: “Penyakit Hati.” Adapun tentang khotbahnya yang sangkil-mangkus, tak perlu dikomentari karena pengkhotbahnya memang piawai dalam tutur yang urut.

Disampaikan dalam khotbah tersebut, penyakit hati banyak bentuknya: dengki, sombong, tak jujur, dan riya. Lalu, adakah penawar atau obatnya?

Terngiang pula di telinga ini lantunan merdu Emha Ainun Nadjib dengan musik Kyai Kanjengnya. Teringat pula dengan alunan merdu mendayu Opick. Keduanya menembang lagu reliji bertajuk “Tombo Ati.” Perbedaannya, Emha mendendangkan sesuai dengan lirik aslinya yang berbahasa Jawa. Sedangkan Opick, menyanyikannya dengan lirik bahasa Indonesia.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lirik “Tombo Ati” dan “Obat Hati”

Ada dua versi liriklagu “Tombo Ati”. Keduanya dikutipkan secara lengkap. Berikut kutipan lirik “Tombo Ati” versi Emha Ainun Nadjib.

Tombo ati

iku ono limang perkoro

 

Kaping pisan moco Quran sakmaknane

Kaping pindo Sholat wengi lakonono

Kaping telu wong kang sholeh kumpulono

Kaping papat weteng iro engkang luwe

Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe

 

Salah sakwijine sopo biso ngelakoni

Insya Allah Gusti Pangeran ngijabahi

 

Berikut kutipan lirik “Obat Hati” versi Opick.

Obat hati

ada lima perkaranya

 

Yang pertama baca Quran dan maknanya

Yang kedua sholat malam dirikanlah

Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh

Yang keempat perbanyaklah berpuasa

Yang kelima dzikir malam perpanjanglah

 

Salah satunya siapa bisa menjalani

Moga-moga Gusti Allah mencukupi

 

Choironi  (2019)  menyatakan konsep  lagu “Tombo  Ati”  ini  telah  muncul  jauh sebelum  Sunan  Bonang  dan  Sunan Kalijaga  menyebarkan  ajaran  Islam  di Tanah  Jawa.  Konsep  “Tombo  Ati”  terlebih   dahulu   dimunculkan   oleh seorang ulama kenamaan pada abad ketiga Hijriah. Namanya:  Ibrahim  bin  Ahmad.Beliau  biasa  juga disapa:  Abu   Ishaq   Al-Khawwas.  

Ternyata, tembang tersebut dibuat bukan asal mengarang, melainkan senada dengan  perkataan  Syekh  Ibrahim  Al-Khawash   Radhiyallahuanhu   yang termaktub jelas dalam kitab “At Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran” karya Syaikh Abi Zakariya  Yahya  bin  Syarafuddin  An Nawawi As Syafi'i.

Dalam kitab tersebut tulis Robbichah (2020)  dijelaskan bahwa Tuan  mulia yang memiliki beberapa karunia dan ilmu kemakrifatan,  Ibrahim  Al  Khawash Radiyallahu  ta'ala  'anhu:  'Obat  hati  itu ada  lima:  mambaca  Quran  dengan bertadabbur (memikir-mikir) makananya, mengosongkan    perut    (puasa), menegakkan malam (dengan beribadah), berdzikir  khusuk  di  waktu  sahur,  dan bergaul  dengan  orang-orang  sholih.

 

5 Perkara

 Ada lima perkara sebagai obat penawar bagi siapapun yang terkena musibah penyakit hati. Dalam lirik "Tombo Ati" dan "Obat Hati" secara tegas dinyatakan kelima perkara tersebut.

Berikut penjelasannya.

Pertama, membaca Al Quran dan memahami maknanya

Al Quran  adalah  petunjuk  bagi orang-orang  yang  bertakwa.  Dengan sering  membaca  Al Quran,    dan  memahami  makna  yang terkandung di dalamnya   akan   membuat   kita   semakin memahami tujuan dari kehidupan kita ini. Dengan  menjadikan  Al-Quran  sebagai pedoman hidup,  maka setiap langkah kita dalam   kehidupan  ini  akan  selalu berada   di   bawah   naungan   dan bimbingan Allah Swt. 

Kedua, mendirikan salat malam

Sering melaksanakan sholat malam,  terutama  Tahajud akan semakin mendekatkan kita kepada Sang Khalik. Apalagi Allah juga telah menjanjikan akan memberikan “derajat yang tinggi” bagi  orang  yang  sering  bangun  malam untuk  beribadah  kepada-Nya.  Segala gundah gulana akan sirna jika sering  melaksanakan  “qiyamul  lail”. Berbagai musibah yang ada pada bangsa ini   harus   disikapi   dengan   penuh kesabaran  dan  tawakal  kepada-Nya. Karena  sesuai  janji-Nya,  bahwa  di  balik segala macam kesulitan pasti ada kemudahan yang akan diperoleh.

Ketiga, Berkumpul Dengan Orang Soleh

 Bergaul  ,  berteman, bahkan bisa memperoleh ilmu dari orang-orang  yang  soleh.  Orang-orang  yang soleh   sangat dianjurkan dalam adab pergaulan.   Orang soleh adalah orang-orang   yang senantiasa   menggunakan   hidupnya untuk  selalu  mendekatkan  diri  kepada Allah swt. Termasuk di dalamnya adalah para ulama  yang  takut  kepada  Allah  SWT. Dengan sering bergaul, berinteraksi, dan berdiskusi  dengan  mereka,  maka  selain menambah wawasan keislaman kita juga akan  semakin  membuat  kita  berusaha mengikuti jejak mereka untuk senantiasa bertaqarrub kepada-Nya. Di saat bencana menimpa  negeri  ini,  berkumpul  dengan orang-orang  soleh,  dan  memohon  doa mereka  supaya  kita  bisa  bersabar menghadapi  musibah  ini  adalah  sebuah tndakan  positif  yang  harus  segera  kita lakukan.  Apalagi  bagi  kita  yang  sudah begitu banyak berlumuran dengan dosa, doa  orang-orang  yang  soleh  ini  sangat kita butuhkan. 

Keempat, sering-seringlah berpuasa

 Puasa  adalah  sarana  yang  sangat baik bagi pengendalian diri kita. Dengan berpuasa  kita  akan  mampu  menahan gejolak nafsu yang senantiasa membujuk kita  melakukan  perbuatan-perbuatan yang  dilarang  oleh  Allah  SWT.  Syariat Islam  menganjurkan  kita  untuk  banyak melakukan   puasa,   karena   dengan berpuasa   kita   bisa   mengendalikan keinginan  nafsu  kita.  Dengan sering   berpuasa,   insya   Allah berbagai musibah yang ada dapat disikapi dengan penuh kesabaran.

 Kelima, seringlah berdzikir saat malam tiba 

Dzikir  adalah  upaya  untuk  selalu mengingat Allah Swt. Apalagi dzikir pada malam hari, di saat orang-orang terlelap dalam  mimpi-mimpi  yang  indah. Kita berdzikir kepada-Nya. Hal ini akan semakin mendekatkan batin dan hati kita kepada-Nya. 

Sebagaimana diketahui, malam  hari   adalah waktu  yang  paling  mustajab  untuk memohonkan  segala  keinginan  kita kepada  Allah  Swt.  Dzikir  yang dilantunkan  dengan  ikhlas,   akan  semakin membuat  hati  begitu  dekat dengan Allah Swt. Dengan hati dan batin yang tenang serta damai, kita akan pun  menyikapi segala musibah yang ada dengan tawakal dan ikhlas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler