Usai khotib menyampaikan khotbah pada solat Jumat pertama pascaidulfitri, ada hal yang mengesankan. Itu mencakup: materi khotbah dan penyampaiannya yang sangkil- mangkus. Materi yang disampaikan: “Penyakit Hati.” Adapun tentang khotbahnya yang sangkil-mangkus, tak perlu dikomentari karena pengkhotbahnya memang piawai dalam tutur yang urut.
Disampaikan dalam khotbah tersebut, penyakit hati banyak bentuknya: dengki, sombong, tak jujur, dan riya. Lalu, adakah penawar atau obatnya?
Terngiang pula di telinga ini lantunan merdu Emha Ainun Nadjib dengan musik Kyai Kanjengnya. Teringat pula dengan alunan merdu mendayu Opick. Keduanya menembang lagu reliji bertajuk “Tombo Ati.” Perbedaannya, Emha mendendangkan sesuai dengan lirik aslinya yang berbahasa Jawa. Sedangkan Opick, menyanyikannya dengan lirik bahasa Indonesia.
Lirik “Tombo Ati” dan “Obat Hati”
Ada dua versi liriklagu “Tombo Ati”. Keduanya dikutipkan secara lengkap. Berikut kutipan lirik “Tombo Ati” versi Emha Ainun Nadjib.
Tombo ati
iku ono limang perkoro
Kaping pisan moco Quran sakmaknane
Kaping pindo Sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat weteng iro engkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sakwijine sopo biso ngelakoni
Insya Allah Gusti Pangeran ngijabahi
Berikut kutipan lirik “Obat Hati” versi Opick.
Obat hati
ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi
Choironi (2019) menyatakan konsep lagu “Tombo Ati” ini telah muncul jauh sebelum Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran Islam di Tanah Jawa. Konsep “Tombo Ati” terlebih dahulu dimunculkan oleh seorang ulama kenamaan pada abad ketiga Hijriah. Namanya: Ibrahim bin Ahmad.Beliau biasa juga disapa: Abu Ishaq Al-Khawwas.
Ternyata, tembang tersebut dibuat bukan asal mengarang, melainkan senada dengan perkataan Syekh Ibrahim Al-Khawash Radhiyallahuanhu yang termaktub jelas dalam kitab “At Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran” karya Syaikh Abi Zakariya Yahya bin Syarafuddin An Nawawi As Syafi'i.
Dalam kitab tersebut tulis Robbichah (2020) dijelaskan bahwa Tuan mulia yang memiliki beberapa karunia dan ilmu kemakrifatan, Ibrahim Al Khawash Radiyallahu ta'ala 'anhu: 'Obat hati itu ada lima: mambaca Quran dengan bertadabbur (memikir-mikir) makananya, mengosongkan perut (puasa), menegakkan malam (dengan beribadah), berdzikir khusuk di waktu sahur, dan bergaul dengan orang-orang sholih.
5 Perkara
Ada lima perkara sebagai obat penawar bagi siapapun yang terkena musibah penyakit hati. Dalam lirik "Tombo Ati" dan "Obat Hati" secara tegas dinyatakan kelima perkara tersebut.
Berikut penjelasannya.
Pertama, membaca Al Quran dan memahami maknanya
Al Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Dengan sering membaca Al Quran, dan memahami makna yang terkandung di dalamnya akan membuat kita semakin memahami tujuan dari kehidupan kita ini. Dengan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup, maka setiap langkah kita dalam kehidupan ini akan selalu berada di bawah naungan dan bimbingan Allah Swt.
Kedua, mendirikan salat malam
Sering melaksanakan sholat malam, terutama Tahajud akan semakin mendekatkan kita kepada Sang Khalik. Apalagi Allah juga telah menjanjikan akan memberikan “derajat yang tinggi” bagi orang yang sering bangun malam untuk beribadah kepada-Nya. Segala gundah gulana akan sirna jika sering melaksanakan “qiyamul lail”. Berbagai musibah yang ada pada bangsa ini harus disikapi dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada-Nya. Karena sesuai janji-Nya, bahwa di balik segala macam kesulitan pasti ada kemudahan yang akan diperoleh.
Ketiga, Berkumpul Dengan Orang Soleh
Bergaul , berteman, bahkan bisa memperoleh ilmu dari orang-orang yang soleh. Orang-orang yang soleh sangat dianjurkan dalam adab pergaulan. Orang soleh adalah orang-orang yang senantiasa menggunakan hidupnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. Termasuk di dalamnya adalah para ulama yang takut kepada Allah SWT. Dengan sering bergaul, berinteraksi, dan berdiskusi dengan mereka, maka selain menambah wawasan keislaman kita juga akan semakin membuat kita berusaha mengikuti jejak mereka untuk senantiasa bertaqarrub kepada-Nya. Di saat bencana menimpa negeri ini, berkumpul dengan orang-orang soleh, dan memohon doa mereka supaya kita bisa bersabar menghadapi musibah ini adalah sebuah tndakan positif yang harus segera kita lakukan. Apalagi bagi kita yang sudah begitu banyak berlumuran dengan dosa, doa orang-orang yang soleh ini sangat kita butuhkan.
Keempat, sering-seringlah berpuasa
Puasa adalah sarana yang sangat baik bagi pengendalian diri kita. Dengan berpuasa kita akan mampu menahan gejolak nafsu yang senantiasa membujuk kita melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Syariat Islam menganjurkan kita untuk banyak melakukan puasa, karena dengan berpuasa kita bisa mengendalikan keinginan nafsu kita. Dengan sering berpuasa, insya Allah berbagai musibah yang ada dapat disikapi dengan penuh kesabaran.
Kelima, seringlah berdzikir saat malam tiba
Dzikir adalah upaya untuk selalu mengingat Allah Swt. Apalagi dzikir pada malam hari, di saat orang-orang terlelap dalam mimpi-mimpi yang indah. Kita berdzikir kepada-Nya. Hal ini akan semakin mendekatkan batin dan hati kita kepada-Nya.
Sebagaimana diketahui, malam hari adalah waktu yang paling mustajab untuk memohonkan segala keinginan kita kepada Allah Swt. Dzikir yang dilantunkan dengan ikhlas, akan semakin membuat hati begitu dekat dengan Allah Swt. Dengan hati dan batin yang tenang serta damai, kita akan pun menyikapi segala musibah yang ada dengan tawakal dan ikhlas.
Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.