x

Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang. Foto: Antara

Iklan

Ali Mufid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Maret 2022

Minggu, 19 Juni 2022 05:46 WIB

Wisata Religi, Bisa ke Pasar Global?

Ada banyak wisata religi di Jawa Tengah, mulai dari Masjid Agung Semarang, Klenteng Sam Po Kong, Gereja Blenduk, Makam Sunan Kalijaga, Makam Sunan Kudus, Pura Agung Giri Natha, Vihara Buddhagaya Watugong, dan Masjid Agung Demak. Nama-nama itu memiliki corak dan keindahan arsitektur sesuai zamannya. Bangunan itu sekaligus menandakan kejayaan otoritas tertentu di masa lalu. Alangkah baiknya promosi juga gencar dilakukan otoritas pusat sebagai payung lembaga di setiap daerah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lewat serangkaian kata, mari kita berwisata. Jangan jauh-jauh, mampir dulu ke pariwisata Jawa Tengah. Kali ini pariwisata yang berkaitan dengan perjalanan spiritual. Orang lebih gayeng menyebutnya wisata religi. Ya, selain berkunjung ke situs bersejarah, kita juga sekaligus mengasah nilai-nilai spiritual.

Ada banyak wisata religi di Jawa Tengah, mulai dari Masjid Agung Semarang, Klenteng Sam Po Kong, Gereja Blenduk, Makam Sunan Kalijaga, Makam Sunan Kudus, Pura Agung Giri Natha, Vihara Buddhagaya Watugong, dan Masjid Agung Demak. Nama-nama itu memiliki corak dan keindahan arsitektur sesuai zamannya. Bangunan itu sekaligus menandakan kejayaan otoritas tertentu di masa lalu.

Masjid Agung Demak, salah satu dari sekian deretan obyek wisata religi. Rumah ibadah umat muslim itu kini telah mengalami transformasi tata kelola. Jika dulu bus-bus rombongan ziarah wali songo bisa parkir persis di halaman masjid, saat ini tidak diperbolehkan. Wajah baru itu membuat keelokan masjid kuno yang dibangun oleh Raden Patah dari kerajaan Demak semakin estetik. Di komplek masjid Agung Demak terdapat makam Raden Patah yang tidak pernah sepi diziarahi umat muslim dari seluruh penjuru negeri.

Lalu kita bergeser ke kelenteng Sam Poo Kong. Bangunan bersejarah nan indah ini merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama Islam yang bernama Zheng He/Cheng Ho. Saat ini bangunan estetik tersebut menjadi tempat peringatan dan pemujaan atau sembahyang sekaligus tempat untuk berziarah.

Era digitalisasi memudahkan promosi bidang apapun untuk menjangkau market global. Contoh obyek wisata religi di Jawa Tengah itu selain dikelola kelestarianya oleh otoritas setempat, juga dipelihara kesakralannya oleh masyarakat yang berkunjung. Keberadaan obyek wisata itu praktis sudah mendunia. Namun alangkah baiknya jika promosi juga gencar dilakukan oleh otoritas pusat sebagai payung lembaga di setiap daerah.

Kementrian Pariwisata RI seringkali memoromosikan pariwisata dengan pangsa pasar turis asing. Lokasi yang dipromosikannya pun adalah tempat-tempat yang berpotensi menyedot kunjungan wisatawan mancanegara. Sebetulnya tidak ada salahnya jika wisata religi juga ikut dipromosikan ke kancah global. Bukan dalam aspek spiritualnya melainkan pada aspek history dan kultur budayanya. Sehingga menjadi pemandangan yang unik jika bule masuk ke komplek Masjid Agung Demak atau Kelenteng Sam Poo Kong.

Ikuti tulisan menarik Ali Mufid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler