x

ilustr: ACR

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Kamis, 11 Agustus 2022 13:27 WIB

Memang Berat, Tapi Mengakui Keunggulan Liyan adalah Sikap yang Bagus

Kalau prestasi Anda kalah dengan, apakah panas hati? Ini wajar, asal perasaan itu tidak menguasai diri.  Artinya jangan sampai pikiran dan tindakan nantinya didikte oleh perasaan panas hati tadi. Sikap tidak mau diungguli itu ada bagusnya.  Itu bisa menjadi motivasi untuk maju. Tapi mengakui keunggulan liyan labih bagus lagi. Mengapa demikian?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

Kalau prestasi Anda kalah dengan liyan atau teman, bagaimana perasaan Anda?  Panas hati?     Sebenarnya wajar saja kalau hati kita panas.  Semua orang memiliki perasaan jadi ya wajar saja. Asal perasaan itu tidak menguasai diri kita.  Artinya pikiran dan tindakan kita tidak didikte oleh perasaan panas hati tadi.

Bagaimana kalau anak Anda yang kalah prestasinya dengan Anak orang lain?  Biasanya orang lebih sensitif kalau soal anak.  Jika Anda panas hati ya wajar saja. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sikap tidak mau diungguli itu sejatinya ada bagusnya.  Sikap mental seperti itu bisa menjadi motivasi untuk maju.  Sikap itu bisa menimbulkan enerji untuk berbuat sesuatu demi mengejar ketertinggalan.

Manata hati tetap positif

Meskipun demikian ada sesuatu hal yang harus diwaspadai.  Pikiran dan tindakan Anda sebaiknya tetap positif.  Agar dampak jangka menengah dan panjangnya tetap menguntungkan Anda dan keluarga.

 

Semuanya akan kembali kepada diri kita.  Demikian juga pikiran dan tindakan yang negatif nantinya bakal merugikan diri kita sendiri.  Negatif dan positif di sini rujukannya sudah jelas, yaitu nilai nilai Al Qur’an. Jadi sebaiknya Anda tetap berpegang pada itu.

 

Jangan sampai pikiran apalagi tindakan Anda berupa menebarkan kabar negatif tentang seseorang yang mengalahkan Anda.  Jangan sampai menjegal karirnya dengan menebar hoax. Jangan sampai menjegal perjalanan bisnisnya.

Akui, amati, modifikasi

 

Alih alih berbuat negatf lebih baik enerji, waktu dan sumber sumber Anda ditujukan untuk memperbaiki diri.  Upaya perbaikan diri bisa memakai prinsip akui, amati, modifikasi.

 

Kalau Anda tinggi hati mungkin sulit mengakui keunggulan seseorang. Jadi tata dulu hati anda.  Setelah keunggulan dia tampak nyata, amati dengan teliti. Kemudian modifikasi, sesuaikan dengan sikon anda.

 

Meskipun Anda tidak suka atau tidak cocok dengan seseorang namun kalau dua memiliki keunggulan akui saja keunggulannya.  Amati lalu modifikasi. Tidak jarang hadil modifikasi malah jauh lebih bagus dari aslinya.

 

Tapi Anda harus mampu menata hati dulu agar mampu mengakui keunggulan orang yang tidak menyenangkan hati.

 

Banyak contoh bahwa gagasan yang pertama itu bukan yang terbaik. Justru produk belakangan yang lebih unggul.  Dulu sepeda itu hanya dua roda besar dan kecil dan sadel saja.  Masih sangat simpel. Tapi sekarang sudah berkembang menjadi sepeda motor yang makin canggih.  Demikian juga produk jasa. Anda bisa menerapkan prinsip serupa. 

Ringkasan

 

Tiak mau kalah itu ada bagusnya. Asal dasarnya bukan karena tinggi hati. Apapun sebabnya, Anda mesti menata hati dulu agar mampu mengakui keunggulan orang lain.  Setelah itu amati dengan teliti. Temukan di mana keunggulannya. Lalu modifikasi. Kembangkan keunggulan itu. Di dunia bisnis dan teknologi banyak sekali terjadi hal serupa. Produk yang belakangan justru lebih bagus dan lebih laku daripada produk yang orisinal.  Jadi sikap tidak mau diungguli itu ada bagusnya, tapi mengakui keunggulan orang lain lebih bagus. Karena Anda bisa memperbaiki diri. Dengan demikian Anda bakal lebih unggul.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler