x

Iwan Fals. Dokumen: Tiga Rambu/Musica Studio

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 30 November 2022 07:10 WIB

Rambutnya juga Putih, Kita Capreskan, yuk, Iwan Fals!

Di tengah ketidakpastian atau kepura-puraan elite politik mau mengusung siapa untuk pilpres 2024, maka Iwan Fals bisa jadi alternatif di luar sosok pilihan elite. Ia konsisten mengekspresikan nasib rakyat bawah, tidak pernah korup, dan punya pendukung tak kalah banyak dibanding elite politik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jika memutihnya rambut seseorang merupakan pertanda ia memikirkan serius nasib rakyat, maka bukan nama Ganjar Pranowo saja yang bisa disebut. Iwan Fals pun masuk kriteria yang dikatakan Presiden Jokowi itu. Iwan, yang suaranya tidak lagi fals itu, memang pemusik dan penyanyi, tapi ia sekaligus pemikir serius nasib rakyat dan negeri ini.

Perhatikan saja syair-syair yang digubah oleh Iwan sejak ia masih muda dengan rambut gondrongnya dan kumis baplangnya itu. Sejak ‘Si Budi kecil kuyup menggigil...’ [Sore Tugu Pancoran, ditulis lebih dari 35 tahun yang silam] hingga Bento dan bahkan sampai kini, Iwan konsisten dengan ideologinya yang menyuarakan dan membela rakyat kecil. Iwan juga mengekspresikan keprihatinannya terhadap nasib negeri ini.

Iwan tidak berubah sikap walaupun sudah jadi orang besar dan tidak lagi ngamen di jalanan. Kritik sosialnya tetap tajam dengan sesekali diselingi lagu-lagu cinta yang membuat penggemarnya ikut merana dan galaw, seperti Kemesraan yang dinyanyikan Iwan bersama Rafika Duri. Ada juga yang agak ngegombal tapi disuka banyak orang seperti Mata Indah Bola Pimpong.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi, mayoritas lagu Iwan merupakan ekspresi keprihatinannya terhadap rakyat negeri ini. Bahkan, ia juga prihatin pada nasib rakyat Ethiopia—ekspresi kemanusiaan Iwan dan kepeduliannya terhadap urusan luar negeri. Horison kemanusiaan dan keprihatinan Iwan tidak dibatasi oleh geografi, sebab ia memandang segala macam manusia sebagai saudaranya yang nasibnya harus disuarakan.

Bila dibandingkan para wakil partai yang duduk di DPR, Iwan harus disebut sebagai wakil rakyat sejati—ia juga mengritik wakil rakyat yang sama sekali tidak merakyat. Iwan memikirkan nasib sarjana muda yang sukar memperoleh pekerjaan. Iwan juga sangat memprihatinkan nasib guru lewat sosok Oemar Bakri, yang ketika lagu itu ditulis nasib guru memang tidak sebaik sekarang. Jika kondisi guru semakin membaik, Iwan turut berkontribusi menyuarakan nasib mereka.

Jadi jelas kan, betapa Iwan layak untuk dicapreskan. Saya kira, dibandingkan dengan elite politik lain, Iwan juga punya massa yang luar biasa banyak yang siap jadi relawan bila dipanggil. Mereka akan dengan mudah bergerak untuk mengusung Iwan dengan loyalitas tinggi, bukan karena mereka memikirkan apa yang bakal diperoleh setela pilpres tapi karena memang karena melihat sosok Iwan sebagai representasi rakyat bawah.

Di tengah ketidakpastian atau kepura-puraan elite politik mau mengusung siapa capres-cawapres yang hendak mereka seleksi dan kemudian mereka meminta rakyat untuk memilih satu di antaranya, maka Iwan Fals bisa jadi alternatif di luar sosok pilihan elite. Saya kira, jika terpilih jadi presiden, Iwan akan tetap istiqamah dan konsisten untuk mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan rakyat banyak.

Jika Iwan kemudian tidak mampu menaklukkan godaan kekuasaan, katakanlah mulai menilep uang negara, mengajak konco-konconya jadi pejabat, menjadikan kerabatnya gubernur atau walikota/bupati/anggota DPR, dan mulai menangkapi pengritiknya, maka rakyat tinggal demo besar-besaran. Tak perlu ragu lagi mencopot Iwan dari kursi presiden bila ia kemudian mengingkari dan mengkianati amanah rakyat.

Bagaimana bung Iwan Fals, rambutmu sudah memutih, sekarang sekalian saja jadi presiden kita di 2024 nanti! Jangan hanya bernyanyi. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler