x

Pesepak bola Timnas Indonesia Pratama Arhan (kedua kanan) berusaha masuk ke pertahanan lawan dengan dibayangi pesepak bola Timnas Singapura Zulqarnaen Suzliman (kedua kiri) dalam pertandingan Semi Final Leg 2 Piala AFF 2020 di National Stadium, Singapura, Sabtu 25 Desember 2021. ANTARA FOTO/Humas PSSI/Handout

Iklan

sucahyo adi swasono

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474
Bergabung Sejak: 26 Maret 2022

Jumat, 30 Desember 2022 09:40 WIB

Imbang 1-1 Lawan Thailand di AFF 2022 adalah Fakta

Apakah dalam hal ini, timnas kita ada kaitannya dengan rumor-mitos "kutukan" di setiap kali mengikuti ajang Piala AFF, sehingga tak mendapatkan keberuntungan, meskipun sudah ada peluang dan potensi memenangkan pertandingan di ajang Piala AFF ini? Timnas kita 6 kali tercatat sebagai runner-up ..!!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Impian timnas Indonesia untuk bisa manjadi juara di ajang Piala AFF (ASEAN Football  Federation Championship; AFF Championship) 2022 kali ini, tentunya sebuah keniscayaan dan manusiawi. Sebab, sepanjang Piala AFF digelar, Timnas Garuda kita belum pernah ditasbihkan sebagai jawara. Dan, Piala AFF 2022 kali ini adalah edisi yang ke-14 sejak kali pertama digelar pada 1996 yang saat itu bernama Piala Tiger. Menjadi bernama Piala AFF secara resmi dimulai pada 2007 dengan sponsor Suzuki.

Nah, kenapa kita tak pernah menjadi jawara di ajang Piala AFF ini? Sebuah pertanyaan besar tentunya bagi siapapun di negeri ini, utamanya bagi pecinta, peminat, maupun pegiat bola tanah air. Dan, di edisi Piala AFF 2022 kali ini, akankah Timnas Garuda kita mampu menggapai impiannya untuk menjadi jawara di kejuaraan yang saat ini bertajuk "AFF Mitsubishi Electric Cup" ..? Ralistis saja!

Pelbagai upaya sudah ditempuh oleh federasi sepak bola tanah air, yakni PSSI dengan segala jurus manajemennya. Mulai dari upaya memarakkan liga sepak bolanya, pembibitan melalaui SSB-nya, melepas pemain kita untuk bermain di luar negeri agar memiliki pengalaman dan ilmu bola yang profesional, menaturalisasi pemain dari luar negeri, reformasi  kepengurusan federasi, dan mendatangkan pelatih kaliber kelas dunia, yang kali terakhir adalah sekaliber Shin Tae Yong (STY), dan sebagainya. Pelbagai upaya tersebut, jelas akan berbanding lurus dengan anggaran yang tidaklah sedikit demi nama Indonesia_Nusantara tercinta. Namun, apa yang telah dicapai dari pelbagai upaya dimaksud?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mari kita simak gambaran terkini dari pelbagai upaya dimaksud yang orientasinya adalah bagaimana bisa menjadi jawara atau yang terbaik di regional ASEAN saja, belum di tingkat Asia, apalagi level Dunia. Gambaran terkini yang dimaksud adalah hasil tanding di putaran grup melawan timnas Thailand yang paling banyak menyandang gelar jawara di ajang AFF, yakni tercatat sebanyak 6 kali. Selebihnya direnggut oleh Singapura, Vietnam, dan Malaysia.

Ada apa dengan Indonesia yang belum pernah mencicipi sama sekali sebagai jawara di ajang kejuaraan AFF ini yang saat ini sudah memasuki edisi ke-14 dengan siklus kejuaraan 2 tahunan ..? Bukankah Indonesia sangat memiliki potensi untuk menjadi yang terbaik, sekali saja dan tak usah berkali-kali menjadi yang terbaik di ranah sepak bola ASEAN ..?

Catatan saya sebagai penikmat bola tanah air, khususnya di kala pebola kita mengusung bendera nasional dalam betanding melawan timnas luar negeri, yakni hasil tanding terkini melawan Thailand, rajanya bola Asia Tenggara, adalah sebagai berikut:

  • Terhadap timnas Thailand, harus jujur kita akui sebagai tim yang masih pantas menyandang label terbaik di Asia Tenggara.
  • Cara bermain Thailand, passing mengoper bola dari kaki ke kaki sebagai langkah menyusun serangan, harus kita akui sebagai tim yang OK dan terbilang sudah piawai untuk sekelas Asia Tenggara.
  • Fakta membuktikan, sekalipun Thailand dengan 10 pemain yang karena 1 pemainnya diganjar kartu merah, pada tanding lawan timnas kita, toch, Thailand masih mampu melesakkan gol ke gawang timnas kita, dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1, dimana sebelum nya, Thailand tertingggal 0 - 1 dari timnas kita.
  • Apakah dalam hal ini, timnas kita ada kaitannya dengan rumor-mitos "kutukan" di setiap kali mengikuti ajang Piala AFF, sehingga tak mendapatkan keberuntungan, meskipun sudah ada peluang dan potensi memenangkan pertandingan di ajang Piala AFF ini? Timnas kita 6 kali tercatat sebagai runner-up ..!!
  • Ada apa dengan Timnas Garuda kita di ajang Piala AFF ini ..??

Sementara, terhadap Timnas Garuda kita dari hasil tanding lawan Thailand, adalah sebagai berikut:

  • Di babak pertama, adalah tak habis pikir pada seorang Witan Sulaiman yang memiliki jam tebang bermain di liga Eropa, tak kuasa melesakkan gol ke gawang Thailand, dimana saat itu sang kiper Thailand sudah mati langkah dan telah meninggalkan gawangnya ...
  • Di babak kedua, Thailand yang pada akhirnya hanya bermain dengan 10 pemain, ternyata Timnas Garuda kita belum mampu memanfaatkan kesempatan dan mengoptimalkan potensi untuk memenangkan pertandingan atas Thailand, sungguh ironis dan tragis. Justru sebaliknya, pasukan Thailand berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1 atas ketertinggalannya, setelah Timnas Garuda kita mendapatkan hadiah pinalti yang diselesaikan dengan baik oleh seorang Marc Klok, sang naturalisasi.
  • Gambaran terakhir atas Timnas Garuda kita dalam betanding melawan Thailand, di kandang sendiri dengan dukungan penonton super total, bahkan disaksikan oleh RI-1, dengan hasil imbang 1 - 1 atas Thailand yang hanya 10 pemain pada babak kedua tersebut, akankah impian kita, Timnas Garuda kita, bisa melenggang menjadi jawara di ajang Piala AFF 2022 kali ini, dan berujung sebagai kenyataan ..??
  • Mampukah STY, sang pelatih kaliber kelas Dunia ini, mengawal Timnas Garuda kita melenggang menjadi jawara di ajang Piala AFF 2022 pada kesempatan edisi ke-14 ini ..??
  • Yang jelas, Timnas Garuda kita masih lemah dan belum piawai dalam hal akurasi passing, operan dari kaki ke kaki antar pemain dalam tim.

Sebagai penikmat bola tanah air, saya tak berpretensi apa-apa atas Timnas Garuda kita di semua level, dari U-16 hingga yang evel seniornya, positive thinking saja, saat saya harus menuangkan pemikiran tentang bola tanah air di artikel ini.  Yakni, betapa saya terdorong oleh karena "sudah terlanjur cinta pada bangsa dan negeri ini", tak terkecuali pada Timnas Garuda Indonesia kita ...

Sekian dan terima kasih, salam seimbang Indonesia_Nusantara ... 

*****

Kota Malang, Desember di hari kedua puluh sembilan, Dua Ribu Dua Puluh Dua. 

Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler