x

ilustr: Calabasas Child \x26 Adolescent Psychology

Iklan

Nabilah Rima Melati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2022

Jumat, 13 Januari 2023 06:22 WIB

Mengantisipasi Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja

Antisipasi terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengantisipasi Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja

Nabilah Rima Melati / Universitas Muhammadiyah Malang

Teknik Industri

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

nabilahrimamelati@gmail.com

PENDAHULUAN

            Setiap individu tentunya mengalami beberapa fase perkembangan. Fase perkembangan tersebut berproses secara bertahap. Dimulai dari kelahiran, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Fase penentuan seseorang agar menjadi pribadi yang baik adalah fase remaja. Pada fase remaja, setiap individu berjalan guna menemukan jati dirinya masing-masing. Maka dari itu, fase remaja ini dikenal dengan fase yang pnting, berharga, kritis, dan rentan. Namun, belum tentu setiap remaja siap menjalani perannya dengan baik. Hal ini dikarenakan sikap remaja yang terkesan labil.

            Remaja yang belum siap menjalankan perannya tentunya akan mengalami bebagai permasalahan. Permasalahan itu muncul ketika remaja bergaul dengan masyarakat hingga terpelosok kedalam lingkaran pergaulan yang mereka anggap benar. Padahal, apabila remaja bisa menjalankan dengan baik, maka masa remaja bisa dimanfaatkan untuk mendapat kesuksesan. Kesuksesan akan diraih dengan kegiatan yang lebih produktif dan berhasil dengan tujuan guna mempersiapkan diri menuju tahapan selanjutnya. Bisa dipastikan remaja akan dengan mudah meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam perjalanan hidupnya (Haq Azharul, 2019).

            Saat ini, kebanyakan remaja yang menhabiskan waktunya dengan bermain dengan teman sebayanya. Keingintahuan dan kemauan remaja yang terus-menerus untuk mengeksplorasi hal-hal baru yang mereka butuhkan sesuai dengan lingkungan sosial mereka. Dab hasrat untuk terus mengikuti gaya pertemanan yang menyebabkan remaja hilang kendali atas dirinya, sehingga membuatnya terlena dalam lingkaran pergaulan bebas.

            Di era teknologi yang telah maju ini, pergaulan bebas pada remaja menjadi suatu keresahan bagi masyarakat. Amsih Nur (2021) berpendapat bahwa pergaulan remaja belum sepenuhnya teranalisa dengan baik. Remaja belum bisa memilah mana pergaulan yang dikatakan baik atau tidak. Saat ini begoitu banyak penyimpangan norma yang dilakukan remaja. Oleh karenanya, dibutuhkan bimbingan orang tua dalam membentuk kepribadian anak remajanya. Remaja membutuhkan bimbingan dari orang dewasa disekitarnya. Hal ini ditujukan agar remaja dapat tumbuh dengan matang dan terhindar dari pergaulan bebas

PEMBAHASAN

             Pergaulan termasuk salah satu kebutuhan sosial manusia, yang mana setiap manusai pasti membutuhkan hubungan antara yang satu dengan yang lain. Pergaulan manusia dipilih secara bebas, akan tetapi harus tetap memperhatikan konvensi sosial dan hukum yang berlaku. Akan tetapi, di era globalisasi ini pergaulan terjadi secara bebas tanpa memandang norma yang berlaku khususnya bagi para remaja. Kenakalan remaja semakin memprihatinkan dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun terakhir akibat pergaulan bebas (Andika, D. F., Sumarna, C., & Nasehudin, N. 2022) . Apa lagi seiring perkembangan teknologi, pergaulan bebas dikalangan remaja semakin meningkat.

             Berbagai jenis pergaulan bebas sangat marak di kalangan remaja. Tari Ezra, Tafonao (2019) berpendapat bahwasannya di era globalisasi ini, pergaulan remaja seringkali berupa kehamilan di luar nikah, penggunaan narkoba dan alkohol, menonton pornografi, dan kekerasan antar kelompok.Pergaulan bebas sangat bertentangan dengan norma yang berlaku. Besar kemungkinan dampak yang dihasilkan dari pergaulan bebas berimbas pada masa depan seorang remaja. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan pergaulan bebas. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan pergaulan bebas :

  1. Rendahnya Taraf Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam kehidupan remaja. Oleh karenanya, diharapkan remaja dapat dengan benar mengejar pendidikan agar memiliki ilmu mengenai norma-norma yang berlaku. Pendidikan menjadi wadah pertama bagi remaja kuntuk belajar bagaimana mencari pergaulan yang baik.

  1. Hubungan Keluarga yang Kurang Harmonis

Hubungan keluarga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku remaja. Contohnya kondisi keluarga yang kurang harmonis yang membuat psikis remaja menjadi terguncang. Oleh karenanya, kebanyakan remaja cenderung memilih mencari kesenangan atau kebebasan di luar kendalinya.

  1. Kurangnya Perhatian Orangtua

Perhatian orangtua yang kurang sering membuat remaja merasa diabaikan. Sehingga remaja lebih banyak mencari perhatian di luar yang belum tentu membawa pengaruh baik bagi pola pikirnya. Tanpa adanya pengawasan orangtua, remaja lebih mudah terjerumus kedalam lingkaran pergaulan bebas.

 

  1. Kurang Selektif dalam Memilih Pergaulan

Seseorang dapat memasuki ranah positif atau negatif melalui hubungan pertemanan. Remaja sering melakukan pergaulan bebas karena mereka kurang selektif dalam memilih teman. Pasalnya (Hurlock, 2003:213) berpendapat bahwa dibandingkan dengan keluarganya sendiri, teman sebaya seseorang memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap sikap, ucapan, hobi, penampilan, dan perilakunya (dalam Widyanti, Y. E., & Jatiningsih, O. 2023) .

  1. Rendahnya Ekonomi Keluarga

Keluarga berpenghasilan rendah seringkali memiliki berbagai masalah dengan biaya hidup, termasuk putus sekolah (Mirsanti Nining, 2018). sehingga remaja memiliki banyak kesempatan untuk terlibat dalam pergaulan bebas. 

            Dibalik faktor yang mempengaruhi pergaulan bebas, pasti ada dampak yang senantiasa mengiringinya. Dampak yang muncul karena pergaulan bebas berupa seks bebas, tingkat kriminalitas yang tinggi, menurunnya prestasi, dan renggangnya hubungan dengan keluarga. Tentunya dampak tersebut berpengaruh terhadap mental dan pemikiran remaja. Oleh karenya, remaja tidak bisa berkembang dan cenderung memilih terkurung dalam lingkaran pergaulan bebas.

            Tentunya pergaulan bebas bisa diatasi. Setiap permasalahan pasti ada solusi. Upaya pencegahan pergaulan bebas harus dilakukan dengan niat kuat dari diri sediri, sehingga remaja mampu menciptakan sebuah karakter yang patuh akan norma yang berlaku. Hal ini ditujukan agar remaja bisa menciptakan prbadi dengan pemahaman proteksi diri yang mampu menjadi filter terhadap pengaruh yang muncul disekitar kita. Menurut (Budi, F. S., Awaru, A. O. T., & Irwansyah, I. 2021) Ada dua jenis strategi pencegahan yakni strategi internal dan strategi eksternal.

Menanamkan pendidikan agama adalah upaya pencegahan internal pertama, karena sangat penting untuk menyaring hal negatif. Yang kedua, adalah dengan memperkuat karakter yang positif. Dengan membangun karakter yang positif remaja mampu melangkah menuju hal yang tidak menyimpang. Yang ketiga, membatasi pergaulan dan selektif dalam memilih pergaulan. Langkah ini menjadi awal bagi remaja untuk meminimalisir pola pergaulan yang tidak sehat dan cenderung menuntun remaja menuju ranah pergaulan yang positif. Upaya eksternal antara lain adalah peran orang tua, peran keluarga, dan peran sekolah yang mampu membentuk karakter remaja.

PENUTUP

            Hubungan jangka panjang antara dua orang atau lebih disebut dengan pergaulan, yang mana memungkinkan mereka untuk saling mempengaruhi. Manusia tidak luput dari namanya pergaulan. Begitu juga remaja dengan tingkat keingintahuan yang tinggi. Pergaulan senantiasa membawa dampak negatif dan positif. Remaja harus bisa menyaring pergaulan yang marak di era globalisasi ini. Maka dari itu diharapkan remaja mampu menghindari pergaulan bebas dan menggantinya dengan pergaulan sehat yang bermanfaat bagi masa depan.

Ikuti tulisan menarik Nabilah Rima Melati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler