x

Iklan

muhammad rizal

Pemula dan terus belajar
Bergabung Sejak: 27 Maret 2022

Jumat, 3 Maret 2023 23:02 WIB

Regenerasi Pelatih Kepala Indonesia

Indonesia, negara yang sangat menyukai sepakbola. Dibawah kepimpinan pelatih Shin Tae-yong yang memegang Tinmnas senior, tim kelompok usia 22/23, dan tim kelompok usia 19/20 Indonesia berusaha bangkit sepakbolanya. Terbukti tim kelompok usia 19 dan senior Indonesia mampu lolos ke Piala Asia, namun menjadi pertanyaan bagaimana kesempatan pelatih-pelatih lokal Indonesia bila Shin Tae-yong saja memegang tiga tim?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PSSI dibawah pimpinan Erick Thohir terus berbenah, dari konsolidasi pengurus baru setelah kongres luar biasa, kerjasama dengan kepolisian untuk memberantas mafia bola serta keinginan melakukan sarasehan nasional dengan semua pemangku kepentingan yang berkaitan dengan sepakbola. Masih sangat banyak tugas yang harus dibenahi dari PSSI, dari profesionalitas, legalitas, pembinaan pemain dan wasit, serta aspek lain yang berkaitan dengan sepakbola, begitu regenerasi pelatih kepala Indonesia pun harus ditingkatkan. Secara usaha, federasi sebenarnya sudah melakukan pelatihan-pelatihan kepada para calon pelatih dari lisensi D PSSI yang terendah hingga tertinggi setingkat AFC Pro.

Namun, rasanya secara jumlah pelatih berlisensi dan pelatihan yang dilakukan oleh PSSI rasanya masih kurang dari kebutuhan nasional untuk mampu menaungi sepakbola Indonesia secara menyeluruh, dari Sabang hingga Merauke yang terdiri dari 37 provinsi sekarang ini. Dalam akhir pekan ini, Erick Thohir menjanjikan akan mengadakan acara Sarasehan Nasional dengan berbagai elemen pendukung sepakbola nasional seperti pemilik klub, suporter, wasit, pemain, pelatih serta elemen lain yang dirasa memiliki ide dan saran bagaimana memajukan bersama sepakbola Indonesia menjadi lebih maju. Dalam acara ini, tentunya akan dibahas berbagai macam isu nasional yang selama ini hanya mengemuka dipermukaan tanpa eksekusi yang maksimal dari PSSI sendiri, selaku federasi tertinggi sepakbola nasional. 

Tentunya, harapan tentang jalannya kembali Liga 2 dan adanya degradasi dari Liga 1 ke Liga 2 pun menjadi pembahasan utama, entah bagaimana nasib Liga 3 nasional rasanya juga masih abu-abu. Dalam Sarasehan Nasional ini, rasanya diperlukan pembahasan lain yang berkaitan dengan para pelatih nasional. Karena suka atau tidak, para pelatih nasional inilah yang menjadi ujung tombak dalam membentuk pemain-pemain ke depan ini akan seperti apa. Maka, diperlukan pembahasan yang komprehensif agar siklus regenerasi pelatih nasional pun dapat berjalan sehingga beban kerja pelatih Shin Tae-yong ke depannya mampu dibagi kepada pelatih lokal Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena dari awal, Shin Tae-yong sebenarnya hanya dikontrak untuk memegang dua tim saja, yaitu Timnas Indonesia dan tim kelompok usia 18/19 tahun Indonesia. Namun, saat pembicaraan kontrak lebih lanjut dirinya bersikeras dan berkeinginan untuk menambah memegang satu tim lagi, tim kelompok usia 22/23 Indonesia. Sebagai strategi jangka pendek, rasanya keinginan Shin Tae-yong masuk akal untuk mempersiapkan Timnas Indonesia terbaik versinya dari gabungan pemain senior, U22/U23 dan U18/19, tapi sebagai prospek jangka panjang hal ini merugikan regenerasi pelatih kepala Indonesia serta menghambat transfer pengetahuan dari Shin Tae-yong ke pelatih lain.

Itu untuk tim putra, sedangkan untuk tim putri lebih gila lagi. Pelatih lokal Indonesia, Rudy Eka Priyambada bahkan memegang semua level tim nasional Indonesia, tim U15/U16, tim U18/U19, tim U22/U23 serta Timnas senior putri Indonesia, sungguh di luar nalar. Apalagi sekarang, pelatih Rudy Eka sedang mempersiapkan tim kelompok usia 20 tahun putri untuk Kualifikasi Piala Asia U20 pekan depan. Apalagi tim sepakbola putri Indonesia masih dalam tahap pengembangan setelah Liga 1 Putri berjalan terakhir pada tahun 2019 dan diisukan akan jalan lagi setelah Piala Dunia U20 2023 yang tentu menyulitkan pencarian pemain untuk sektor putri Indonesia. Maka rasanya PSSI harus mulai berani berinvestasi lebih di sepakbola putri dan membenahi sepakbola putra sekaligus. Untuk itu, melihat sepak terjang Erick Thohir yang "cukup rapi" dalam mengelola tim olahraga dan BUMN selaku menteri BUMN, rasanya Erick Thohir tahu masalah ini serta harus membantu pembagian tugas pelatih kepala yang lebih baik. Entah bagaimana untuk futsal Indonesia, karena pembagian tugas pelatihnya pun sama gilanya seperti sepakbola.

Melihat sekarang ini bahwa Indonesia baru memiliki sekitar 25 pelatih berlisensi AFC Pro dan sedang proses pelatihan untuk sekitar 24 pelatih baru untuk lisensi AFC Pro, rasanya sudah saatnya Shin Tae-yong dan Rudy Eka naik tingkat serta membagi porsi kepelatihan tim nasional Indonesia, baik senior atau kelompok usia. Jika naik tingkat dan tentu diberi kontrak baru, jelas bahwa mereka berdua harus dijadikan manager sekaligus pelatih kepala untuk tim senior serta U23 dan membutuhkan setidaknya satu atau dua pelatih kepala baru dikelompok usia tertentu. Contoh seperti pelatih kepala senior dan kelompok usia 22/23 dipegang oleh Shin Tae-yong, lalu kelompok usia U18/U19 oleh Bima Sakti Tukiman yang naik kelas setelah memegang kelompok usia U15/U16 dan Nova Arianto yang sebelum menjadi asisten pelatih Shin Tae-yong mulai memegang kelompok usia U15/U16. Dengan begitu PSSI dan Shin Tae-yong bisa mendiskusikan untuk merekrut asisten pelatih lokal baru untuk melatih bersamanya dikelompok usia U22/U23 dan Timnas Indonesia.

Begitupun Rudy Eka Priyambada, selayaknya juga hanya memegang dua kelompok saja, senior dan U23, lalu U18/U19 bisa dipasrahkan kepada Eko Purjianto (Persis Solo) dan U15/U16 putri bisa diserahkan kepada Kurniawan Dwi Yulianto (Como FC). Kenapa dua nama ini muncul dibenak penulis? Karena melihat komposisi pelatih tim kelompok usia 22 tahun Indonesia saat ini dibawah Indra Sjafri yang dipersiapkan untuk Sea Games 2023 Kamboja, rasanya dua nama tersebut layak untuk menjadi pelatih kepala tim kelompok usia putri Indonesia melihat sepak terjang dan kebutuhan kita sekarang. Apapun itu, regenerasi pelatih adalah salah satu hal krusial yang sewajarnya juga menjadi prioritas PSSI, jangan terus menerus bergantung kepada pelatih asing. Mungkin rasanya untuk posisi Direktur Teknik kita masih membutuhkan tangan pelatih asing, agar pembaharuan dan perkembangan kepelatihan tingkat dunia para pelatih lokal kita tidak ketinggalan.

 

Ikuti tulisan menarik muhammad rizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler