Komunikasi massa adalah komunikasi ke sekelompok besar atau sekelompok orang yang sebagian besar tidak diketahui oleh pengirim pesan (Pavlik & McIntosh, 2017). Film merupakan salah satu bentuk linier komunikasi massa. Film memiliki tujuan penting dalam segi penyebaran informasi aktual atau fiktif belaka.
Selain itu film bisa dikatakan sebagai gambaran hiperbola kehidupan duniawi, terkadang melebih-lebihkan suatu keadaan agar menarik penonton. Bukan cuma sekadar gambaran realita hidup salah satu tujuannya bisa berfokus dengan transmisi budaya dan pesan.
Ada beberapa film yang diangkat dari mitologi atau kepercayaan tentang hal mistis di suatu tempat seperti Tulah 6/13. Film ini adalah bentuk komunikasi massa karena secara tidak langsung mentransmisikan sebuah budaya dan pesan.
Tulah 6/13 merupakan film horor ciptaan anak bangsa yang mendunia. Film tersebut satu dari sekian banyak film di dunia ini yang terpilih masuk nominasi kategori film pilihan di acara Switzerland International Film Festival 2022. Tentunya sebagai warga Indonesia harus bangga dengan capaian ini.
Tulah 6/13 adalah film perdana yang diproduksi oleh rumah produksi Hers. Keberhasilan dan pencapaian film tersebut tidak akan terjadi atas kerjasama semua pihak dan secara khusus sangat berkaitan dengan kinerja 3 orang hebat dibelakangnya. Chiska Dorppert selaku sutradara, Fadi Iskandar selaku produser dan Umar Setyadi sebagai DOP (Director of Photography) dari film Tulah 6/13.
Ada beberapa faktor yang membuat sebuah film yang melekat di hati para penontonnya, salah satu alsannya adalah visualisasi adegan serta ceritanya. Hal yang dimaksud dengan visualisasi adegan sangat bergantung dengan aktor dan akting yang dilakukan.
Cerita dari film Tulah 6/13 diangkat dari cerita mistis yang berkembang di area Alas Baluran bahwa tidak boleh mendahului seseorang. Cerita yang menarik membuat penonton tertarik, apalagi ditambah dengan marketing promosi yang dilakukan seperti menjadi narasumber mengisi seminar. Selain itu bagi-bagi sourvenir adalah salah satu media promosi yang dilakukan. Cuplikan film yang disebar di sosial media membuat rasa penasaran penonton.
Film memiliki fungsi untuk membagikan pesan yang diberikan penulisnya. Berdasarkan seminar tersebut Fadi Iskandar selaku produser Tulah 6/13, beliau menjelaskan untuk menghasilkan film tersebut semua adegan dalam film itu harus dioptimalkan dari segi pengambilan adegan dan wajib dibicarakan antara penulis, direktor, produser, sutradara, dan segala tim produksi.
Film lokal akan selalu kekal diingat karena besarnya pembicaraan di masyarakat. Film yang dibuat dengan hati akan kekal di hati. Tentunya film yang bagus harus didukung dengan promosi dan tahu pangsa pasarnya. Oleh karena itu sebagai penonton mari hargai karyanya dengan tidak menonton film bajakan.
Ikuti tulisan menarik Fidelia Simamora lainnya di sini.