Berprestasi sering kali dikaitkan dengan banyaknya piala yang didapat atau dikumpulkan. Beberapa ibu-ibu mendaftarkan anaknya untuk mengikuti perlombaan. Namun beberapa ibu sangat berharap dan mendorong anaknya selalu mengikuti lomba dan menang. Hal itu sangat berpotensi menimbulkan persepsi pada anak bahwa mengikuti lomba merupakan tuntutan orang tua dan mereka tidak boleh mengecewakannya. 

“Pendidikan adalah kemampuan untuk mendengarkan segala sesuatu tanpa membuatmu kehilangan temperamen atau rasa percaya dirimu” Robert Frost. 
 
Tuntutan untuk berprestasi pada anak usia enam sampai 12 tahun bisa membuat anak stres dan merasa terbebani. Perbedaan antara harapan dan kenyataan yang dihadapi dapat menimbulkan situasi menekan, hal ini dapat mengatasi stres pada anak. 

Setiap hal pastinya memiliki dampak lainnya, seperti pedang bermata dua pasti akan ada baik dan buruknya. Dampak lain dari orang tua yang sering mendaftarkan anaknya lomba adalah ada semangat berkompetisi. Ketika anak merasa nyaman dan bahagia mengikuti suatu perlombaan maka timbul pandangan bahwa lomba merupakan hal yang menyenangkan. Hal menyenangkan dirasakan anak bisa saja saat dirinya dinyatakan menang lomba yang diikuti. 

Apakah kalian masih ingat piala yang kalian dapat terkait lomba apa? Sesuatu yang pertama kali itu mungkin lebih berkesan, selain cinta pertama sepertinya semua piala memiliki kenangan tersendiri.

Hayo, siapa yang ingin sekali punya piala tinggi dengan pegangan marmer? Apakah sudah terwujud? Semoga tahun ini dilancarkan semua perlombaannya supaya bisa nambah koleksi piala deh, amin. 

Daftar Referensi : 

Ibung, D. (2008). Stres Pada Anak (usia 6-12 Tahun). Elex Media Komputindo.

Ikuti tulisan menarik Fidelia Simamora lainnya di sini.