Perlombaan Lupa dan Ingatan

Senin, 3 April 2023 10:05 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kabar silih berganti bersama iklan aneka produk dan diskon menjelang lebaran berebut perhatian kita. Ya, betapa tumpukan informasi justru dapat dengan mudah membuat kita lupa, terlebih kini kita berada di era ketika tajuk rencana media diganti Google Trends dan trending topic Twitter.

Memasuki awal tahun 2023 ini, masyarakat disuguhi kejutan mengenai kabar penundaan pemilihan umum yang diputuskan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Belum reda keterkejutan masyarakat mengenai kabar tersebut, Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan kejutan lain mengenai dugaan tindak pidana pencucian uang dengan nilai mencapai Rp 349 triliun yang melibatkan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rp349 triliun? Ya, jauh lebih besar dari anggaran pembiayaan pendidikan (Rp 69,5 triliun), bahkan masih lebih besar juga dibanding anggaran subsidi dan kompensasi sektor energi (Rp 341,3 triliun).

Sebagai gambaran, uang sebanyak itu jika kita tumpuk tingginya bisa mencapai 349 kilometer, dan kalau kita jejerkan dari Jakarta bisa sampai ke Pekalongan. Intinya banyak lah.

Tapi belakangan ini perhatian masyarakat kembali teralihkan dengan ramainya pemberitaan mengenai pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA.

Belum lagi kabar mengenai perseteruan komika Kiky Saputri dengan fans Blackpink yang juga sempat mewarnai laman berita.

Kabar silih berganti bersama iklan aneka produk dan diskon menjelang lebaran berebut perhatian kita, mengingatkan saya akan satu paragraf dari “Kitab Lupa dan Gelak Tawa” karya Milan Kundera.

 “Pembantaian berdarah di Bangladesh dengan cepat menutupi ingatan akan invasi Rusia ke Cekoslovakia, pembunuhan Allende menenggelamkan erangan Bangladesh, perang di Gurun Sinai membuat orang melupakan Allende, pembantaian Kamboja membuat orang melupakan Sinai, dan begitu seterusnya, sampai akhirnya semua orang membiarkan semuanya terlupakan.”

Ya, betapa tumpukan informasi justru dapat dengan mudah membuat kita lupa, terlebih kini kita berada di era ketika tajuk rencana media diganti Google Trends dan trending topic Twitter.

Pengalihan isu? Mungkin saja, tapi apa yang menjadi isu (masalah) bagi sebagian orang, belum tentu masalah juga buat sebagian lainnya, kan?

Sebagian orang bahkan menyambut era media digital—yang seakan memaksa jurnalisme untuk tunduk pada klik—ini sebagai gejala demokratisasi informasi, meski ada juga yang memandangnya sekedar gejala disrupsi informasi, dengan segala kebaikan dan keburukannya.

Mungkin perhatian kita saja yang teralihkan, dan secara perlahan banyak peristiwa juga mulai luput dari ingatan. Tapi, apa memang setiap hal mesti kita ingat?

Suatu kali almarhum Bapak pernah berkata, “Lupa itu sebetulnya anugerah Tuhan juga. Coba bayangkan kalau kita masih terus ingat sakitnya putus sama pacar meski sudah berlalu sekian lama?”

Ya, mungkin tidak semua hal juga mesti kita ingat; ada hal-hal yang memang sebaiknya terlupakan, tapi ada juga ingatan yang mesti tetap kita jaga, sebagai bangsa, sebagai manusia.

Ah, entah kenapa tiba-tiba sepenggal lirik lagu Rocket Rockers melintas, “Letih ... di sini. Ku ingin hilang ingatan.”

Bagikan Artikel Ini
img-content
Iman Haris

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Para Wirausahawan yang Tidak-tidak

Selasa, 7 November 2023 11:40 WIB
img-content

Politik Positif Toksik

Jumat, 3 November 2023 12:52 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler