x

Iklan

Alfon Sina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Mei 2023

Kamis, 4 Mei 2023 07:15 WIB

Lingkungan yang Melahirkan Permainan Tradisional

Artikel ini bercerita tentang bagaimana lahirnya suatu permainan tradisional yang sesungguhnya tercipta karena dukungan lingkungan sekitar dan bagaimana masyarakat menanggapinya sebagai suatu hal baik

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya hobi bermain sejak kecil, dan mencintai semua permainan tradisional yang saya mainkan dengan teman-teman. Saya percaya bahwa permainan tradisional adalah permainan yang lahir dari kreativitas anak-anak dan masyarakat yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar.

Kebetulan karena kami tinggal di desa pesisir, saya akan menceritakan bagaimana hubungan saya, teman-teman saya, yang erat dengan lingkungan pantai. Di desa saya kami punya banyak sekali permainan tradisional, yang selalu menjadi wadah bagi kami, anak-anak desa untuk menghabiskan waktu bersama. Namun, dari sekian banyak permainan tradisional yang ada, terdapat satu permainan tradisional yang sampai sekarangpun saya sendiri tidak pernah tau nama spesifiknya apa. Permainan ini selalu menjadi salah-satu permainan yang selalu saya nantikan.

Kami biasanya setelah selesai sekolah dan melakukan semua kegiatan rumah seperti makan, bantuin orang tua dan lain-lain di rumah. Kami akan menunggu air laut surut, setelah itu kami bisa bermain di pantai dengan membuat rumah-rumahan dan menyusun semua pernak-pernik rumah seakan-akan kami akan tinggal di rumah pasir yang buat dalam waktu lama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Permainan tradisional rumah pasir ini tidak seperti istana pasir yang dibuat anak-anak kota ketika berlibur ke pantai. Mereka membuat istana pasir dengan cetakan yang sudah ada. Well, kami tidak demikian. Di sini kami memiliki kebebasan dalam berekspresi, kami menjadi arsitektur dalam merancang rumah kami sendiri, kami menentukan jenis rumah apa yang akan kami bangun, bertingkat atau tidak, rapih atau berantakan penuh seni. Kami juga yang menentukan apa saja pernak-pernik yang akan kami gunakan sebagai desain interior "rumah kami".

Salah-satu pernak-pernik yang kami gunakan adalah plastik-plastik yang berujung di pantai kami. Kami tidak mengerti plastik-plastik ini sebenarnya dari mana datangnya. Kreativitas kami sangat dibangun dalam permainan tradisional yang satu ini. Bagaimana kami mengimajinasikan tutup botol aqua sebagai piring, tutup pasta gigi sebagai gelas, tutup botol yang kami belah dua sebagai kursi, korek api sebagai televisi dan tempat tidur, dan lain sebagainya. Seru sekali, bukan? Saya sangat menikamti proses bermain ini, menyenangkan, membangun kebersamaan, imajinasi, dan kreativitas dalam waktu yang bersamaan.

Selesai membuat rumah dan menyusun semua hal yang perlu ada di dalamnya. Kami akan mengambil peran masing-masing, memberi nama panggilan untuk semua miniatur, kayu dan batu yang kami gunakan untuk merepresentasikan orang-orang yang kami ingin tinggal bersasma dalam rumah yang kami buat dan mulai memainkan perannya.

Kegiatan ini kedengarannya sangat sederhana namun merupakan permainan tradisional yang sangat membekas bagi saya. Saya sangat ingin agar permainan ini tidak hilang sampai pada generasi seterus dan seterusnya.

Ikuti tulisan menarik Alfon Sina lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu