x

Iklan

Bayu Lukmana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Februari 2022

Kamis, 4 Mei 2023 13:28 WIB

Filosofi Seni Reog dalam Lagu Dancelion Karya Anthesianz

Ada satu lagu baru yang menarik untuk didengar yang diciptakan oleh Anthesianz, penyanyi yang memiliki suara yang khas dan tampilan kain tenun etnik atau wastra Nusantara. Judul lagu tersebut adalah Dancelion yang terinspirasi dari filososfi seni tari reog.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lagu baru yang menarik untuk didengar yang diciptakan oleh Anthesianz, penyanyi yang memiliki suara yang khas dan tampilan kain tenun etnik atau wastra nusantara. Judul lagu tersebut adalah Dancelion yang terinspirasi dari filososfi seni tari reog yang memiliki spirit kebersamaan, kemegahan, dan keberanian. Tujuan lagu ini diciptakan adalah untuk kembali mengangkat seni taru reog ponorogo yang nyaris punah, sehingga generasi muda dapat melestarikannya dengan konsep seni kekinian.

Cerita Reog Ponorogo berawal dari Raja Kelana Suwandana yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri. Nama putri tersebut adalah Dewi Ragil Kuning atau Putri Sanggalangit. Ketika melakukan perjalanan untuk melamar sang putri, sang raja dicegah oleh Raja Kediri bernama Singabarong. Kehadiran Raja Kediri ini disertai pasukan tentara, yang terdiri dari hewan singa dan burung merak.

Sementara, Raja Kelana berpergian bersama wakilnya, Bujanganom dan pengawal raja yang disebut warok. Para pengawal raja ini memiliki kekuatan ilmu hitam yang mematikan lawan. Penampilan para warok memakai celana dan baju hitam. Warok membawa senjata cemeti dan pecut. Kedua kubu kerajaan kemudian saling bertarung mengeluarkan kesaktian. Selama berhari-hari pertarungan, akhirnya Raja Kediri dan Bantarangin saling berdamai. Raja Bantarangin kemudian meminang putrinya Dewi Ragil Kuning

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perang yang terjadi antara merak dan singa melawan warok ini kemudian menjadi pertunjukan seni. Bisa dikatakan, Reog Ponorogo merupakan kesenian yang menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin. Reog Ponorogo modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara, seperti pernikahan, khitanan, dan hari-hari besar Nasional. Pementasannya terdiri dari beberapa rangkaian, yakni dua sampai tiga tarian pembuka.

 Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6–8 pria dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6–8 gadis yang menaiki kuda. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.

Seni Reog Ponorogo merupakan cipta kreasi Indonesia, yang kaya akan budaya. Kesenian ini terbentuk karena adanya aliran kepercayaan secara turun temurun. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya, tanpa adanya garis keturunan yang jelas. 

Ayo, kita lestarikan karya seni reog!

Ikuti tulisan menarik Bayu Lukmana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler