Perupa Giovanni Susanto menggelar kembali pameran tunggal lukisan. Pada kali ketiga pameran tunggalnya pelukis yang karib disapa Gio ini mengusung tajuk Aleination. Sekira 20 karya lukisan terbarunya ditaja di TAN Artspace, Papandayan 11, Gajahmungkur, Semarang. Pameran Gio ini berlangsung dari 28 Mei 2023 - 9 Juni 2023.
Gio melangkah pasti di dunia seni rupa (lukis) yang menjadi pilihan profesinya. Gio sudah menjalani banyak profesi, tetapi kini merasa sreg dengan dunia lukis yang kini menjadi laku hidupnya. Setidaknya tiga tahun kurun terakhir ini dilakoninya dengan menggantungkan kehidupannya pada jagad seni rupa.
Gio menyadari setiap pilihan ada konsekuesinya, maka ketika dia memilih sebagai pelukis (seniman) tanggungjawab moralnya pada masyarakat menyajikan karya-karyanya dalam bentuk medan apresiasi alias pameran.
“Kalau punya pilihan dan dilakoninya dengan ikhlas pasti ada jalannya. Melangkah jangan setengah-setengah. Langkah yang diayunkan adalah awal kita menuju tujuan yang kita impikan. Persoalan rejeki sudah ada yang mengatur, ’ ujar Gio setengah berfilosofi.
Giovanni mengatakan pameran tunggalnya kali ini merupakan bagian dari sebuah cerminan visual penanda etape perjalanan proses kreatifnya di panggung seni rupa. Gio sendiri mengaku melukis secara serius sejak tahun 2015. Pelukis yang juga dikenal sebagai mural artis ini semangat melukisnya makin berkobar ketika bergabung dalam wadah Kelompok 5 Rupa yang basis aktivitasnya di Kota Semarang.
Mendominasi Hari
Gio sebagai pelukis memiliki idiom bahasa visual alam fantasi ini mengugemi surealisme. Gio melukis dalam langgam surealisme, tetapi aliran yang diusungnya agak beda dari pelukis penekun aliran yang sama.
Idiom Gio cenderung ”misterius”, “gelap”, “mistis” dan “kelam”, tetapi merujuk ke surealisme. Gio menawarkan bahasa visual yang lain. Orang juga banyak yang menyebut ragam karyanya dekoratif. Gio sendiri tak pernah mempersoalkannya, karena baginya dunia lukis merupakan jalan dan media tempatnya mengekspresikan diri.
Pekarya yang banyak menuangkan ekspresi dan imajinasinya ke media acriyc on canvas (AOC) ini mengaku tak pernah pusing dengan isme-isme yang ada. Itu juga yang menjadi salah satu konsepnya. Meskipun Gio berproses bersama di Kelompok 5 Rupa dan komunitas-komunitas yang diikutinya dia ingin bebas dan merdeka dalam berkarya.
Menurut Gio secara individual setiap seniman punya karakter tinggal mau atau tidak senimannya mengeskplorasinya. Hal itu termasuk ketidaksempurnaan yang dimilikinya bisa menjadi sumber kekuatan estetis karya-karya lukisannya.
Gio mengambil tajuk pameran tunggalnya; “Alienation” atawa “Alienasi” yang punya makna “Pengasingan Diri” . Istilah alienasi diidentikkan dengan suatu kondisi keterasingan.
“Alienation” diangkat Gio jadi judul pameran ide gagasannya muncul dari pengalaman pribadinya. Gio dalam panggung kehidupan dihadapkan banyak persoalan yang membuat suasana batinnya terasing alias merasa sendiri. Gio terus belajar menerima ketidaksempurnaannya dan menjadikan pembeda.
Gio menyadari penolakan atas dirinya karena ketidaksempurnaan yang dimilikinya. Suatu kali Gio mendedah dirinya tidak pernah berpikir muluk-muluk ingin mengubah dunia. Tetapi Gio ingin mengubah dirinya dengan langkah-langkah pastinya di jalan sunyi keterasingan. Padahal menurut Gio dari sisi lain ketidaksempurnaan bisa menjadi keindahan tersendiri. Jika kita dapat menerima dari sudut pandang yang berbeda. Karya-karyaku banyak yang lahir dari keikhlasan dalam menerima ketidaksempurnaan yang akan menjadi pembeda, karena seakan-akan terlihat aneh dan tidak lazim.
Menariknya kondisi keterasingan bagi Gio tak membuatnya frustrasi dan terpuruk. Tetapi keterasingan justru menjadi spiritnya untuk terus berkarya. Keterasingan semakin membuat laku estetik Gio bertumbuhkembang tentu muaranya diharapkan “menjadi”.
Melukis bagi Gio adalah jalan samurai. Melukis baginya sebagai keseimbangan. Gio dari awal melangkah menandaskan dirinya ingin memilih jalan beda. Banyak obyek yang dibidik pelukis alam nyata yang indah. Tetapi menurut Gio hal ini tidak adil jika semua orang hanya menyukai keindahan.
Sementara yang dianggap “tidak indah” tak “dilihat”. Yang tidak sempurna cenderung dijauhi. Dalam kehidupan ini manusia cenderung hanya mendekat, melihat, mengapresiasi yang bagus, indah, megah, kaya, ganteng dan cantik.
“Nah, lewat bahasa visual di atas kanvas aku bisa menyampaikan pemikiran-pemikiranku tentang berbagai sendi kehidupan seperti; politik, lingkungan, perekonomian, kemanusian dan cinta,” ujar Gio suatu kali.
Gio menegaskan “Aleination” sebuah langkah pasti bahwa dirinya tidak takut melangkah sendiri. Ketidakstabilan, kemarahan, kegilaan, kesedihan sekaligus harapan dan semangat membuat Gio tetap bertahan atas nama cinta dan haknya.
Oleh karena ketika ada yang sudah memilih putih, ku pilih hitam, agar permainan berjalan. “Aku unik, Aku beda, maka aku meng”Ada” dengan karya-karya baru. Aku ingin terus mengolah ketidaksempurnaanku dengan rasa, imaji, meski akan menciptakan keterasingan, “ tandas Gio.
Coba simak karya Gio yang bertajuk : “Forbidden Desire”, Acrylic On Canvas (AOC) , 100 X 100 . Berkisah tentang manusia sering didorong oleh ego dan nafsu untuk memuaskan dorongan itu dengan memacu gairah untuk mencapai tujuan. Gio menyimbolkan dengan obyek figure serupa udang. Ini menyiratkan sebuah tindakan pikir panjang. Seperti diketahui otak udang tidak di kepala tapi di perut. Maknanya yang dipikirkan hanya memuaskan perutnya saja. Sedangkan mahluk berhidung panjang menyiratkan arti kebohongan dengan menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan. Warna yang dominan pink menyimbolkan cinta dan gairah.
Sedang lukisan “Let it Be (e)”, Acrylic On Canvas (AOC) , 100 X 100 menggambarkan kepasrahan diri akan hidup ini supaya menjadi kehendak yang kuasa. Terjadilah kehendakMu. Kehendak terjadi bila ada sinergi dari upaya kita. Selebihnya Tuhan yang mengatur. Figur mahluk berbadanlebah(bee) sebagai simbol kerja keras. Sedangkan sayap kupu-kupu simbol metamorfosis yangg menyiratkan hasil usaha kita yang akan merubah nasib kita tentu sesuai kehendakNya.
Gelaran pameran tunggal “Aleination” ini sebagai penanda kiprah dan jejak Gio sebagai perupa. Pameran “Aleination” penanda komitmen, konsistensi dan keseriusan Gio dengan pilihannya. Selamat berpameran, terus berkiprah dan menginspirasi.
Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.