x

Ketua Anak Desa Sungai Pinang, David Hidayat (Foto: Irwanda/Langkan.id), Sumber: https://kumparan.com/langkanid/hasil-tangkap-ikan-berkurang-nelayan-keluhkan-banyaknya-ubur-ubur-1rdGex2U2gG/full

Iklan

Cak Daus

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 Juli 2021

Jumat, 26 Mei 2023 14:59 WIB

David Hidayat, Menyelamatkan Pesisir dengan Pemberdayaan Masyarakat

Sebagai sebuah negara dengan sejuta lautan, kelestarian wilayah pesisir adalah kunci. Upaya David menyelamatkan pesisir dari kerusakan alam perlu mendapat apresiasi. Tak heran kemudian SATU Indonesia Awards 2022 memberikan apresiasi kepadanya. Tahun ini SATU Indonesia Awards 2023 juga akan kembali hadir untuk menjaring sosok-sosok di masyarakat yang menjadi pelopor bagi sebuah perubahan nyata di masyarakatnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Laut yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia memiliki kekayaan hayati yang melimpah. Sebuah karunia Tuhan yang Maha Esa kepada penduduk Indonesia. Sayangnya, sebagian dari kita belum sepenuhnya mensyukuri karunia Tuhan yang besar bagi negeri ini. Kerusakan alam justru sering terjadi di laut dan pantai di Indonesia.

Kerusakan pesisir itu juga terjadi di Sumatera Barat, khususnya di pesisir Laut Sungai Pinang, Sumatera Barat. Kerusakan alam di kawasan itu membuat resah David Hidayat, seorang Sarjana Perikanan dan Kalautan Universitas Bung Hatta.

“Saya melihat adanya kerusakan di wilayah pesisir akibat perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan banyaknya potensi alam yang tidak dimaksimalkan,” ungkapnya kepada tim SATU Indonesia Awards 2022, “Penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, wisatawan yang sengaja atau tidak menginjak, mengambil dan membunuh biota laut yang hidup di sekitar terumbu karang semakin memperparah kerusakan wilayah pesisir Laut Sungai Pinang.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, jika dibiarkan tentu akan berdampak pada kelestarian alam dan kondisi ekonomi masyarakatnya. “Masyarakat pesisir cepat atau lambat akan kehilangan mata pencariannya bila alam telah rusak,” jelasnya.

Keresahan itu membuat David, begitu ia akrab dipanggil, untuk menggagas berdirinya sebuah komunitas bernama Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) pada 2014 silam. Pada awalnya komunitas ini hanya berfokus pada kegiatan konservasi ekosistem pesisir seperti penanaman terumbu karang dan mangrove. “Namun, seiring berjalannya waktu, Andespin kini juga secara aktif melakukan kegiatan pembinaan anak-anak usia dinidan program peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui batik dan kopi mangrove,” jelasnya, “Program ini dapat mengisi hari-hari generasi muda dan masyarakat Sungai Pinang dengan kegiatan positif, produktif, dan dapat menjadi bekal menghadapi tantangan di masa depan.”

Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan Andespin yang positif menarik perhatian banyak kalangan untuk turut berpartisipasi, mulai dari masyarakat, pengunjung, mahasiswa, Universitas, hingga Pemerintah Desa dan intansi lainnya. “Meningkatnya partisipasi masyarakat juga mengundang datangnya bantuan d dengan berbagai macam bentuk, misalnya fasilitas belajar mengajar seperti bantuan buku bacaan dari pengunjung, papan tulis dari penginapan sekitar, spidol dan bola kaki dari dosen dan mahasiswa yang melakukan penelitian di Sungai Pinang, papan surfing dari kawan-kawan komunitas dan masih banyak lagi,” jelansya.

Saat awal berdiri, lanjut Davis, bahkan Andespin mendapatkan bantuan berupa alat selam dari pemerintah Nagari Sungai Pinang. “Bantuan itu yang kemudian digunakan untuk menunjang program ini,” ungkapnya, “Selanjutnya pada tahun 2019 bantuan diterima dari Dinas Pariwisata berupa kapal patroli untuk melakukan pengawasan rutin. Banyaknya dukungan dan bantuan ini adalah bukti kalau kegiatan Andespin memiliki nilai kebaikan dan layak untuk didukung kembangkan.”

Pada tahun 2021, tutur David, Andespin juga menjalin kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui BPSPL Padang dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat yakni Batik dan Kopi Mangrove. “Selain memberikan pelatihan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional kepada ibu-ibu di sekitar Desa Sungai Pinang, bantuan lain seperti alat perlengkapan membatik dan membuat kopi serta peralatan selam juga diberikan untuk membantu menunjang program yang dilakukan,” tuturnya, “Tahun 2022, salah satu instansi Angkatan Udara juga mengajak Andespin untuk merealisasikan pembuatan museum bawah air yang sudah dicita-citakan sejak lama.”

Sebagai sebuah negara dengan sejuta lautan, kelestarian wilayah pesisir adalah kunci. Upaya David menyelamatkan pesisir dari kerusakan alam perlu mendapat apresiasi. Tak heran kemudian SATU Indonesia Awards 2022 memberikan apresiasi kepadanya. Tahun ini SATU Indonesia Awards 2023 juga akan kembali hadir untuk menjaring sosok-sosok di masyarakat yang menjadi pelopor bagi sebuah perubahan nyata di masyarakatnya.

 

 

Ikuti tulisan menarik Cak Daus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu