Ironi Swasembada Energi dan Solusi Palsu ala Prabowo

Kamis, 24 Oktober 2024 17:34 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Presiden Prabowo Subianto
Iklan

Swasembada energi yang bersumber dari sumberdaya alam dalam pidato Prabowo di adalah solusi palsu dari persoalan energi di Indonesia.

Dalam pidato pelantikannya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan gagasannya tentang swasembada energi. Dalam pidatonya, Prabowo mengungkapkan gagasan swasembada energinya didasarkan pada sumber-sumber daya yang melimpah di Indonesia, seperti sawit, geothermal dan batubara. Dari sinilah kemudian cerita tentang ironi swasembada energi ala Prabowo.

Ironi swasembada energi ala Prabowo itu muncul karena semua sumber-sumber energi yang jadi tumpuan gagasannya itu adalah sumber-sumber masalah bagi warga sekitar, baik dari sisi lingkungan hidup maupun agraria.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Batubara misalnya, jelas merupakan energi kotor yang menyebabkan krisis iklim. Bukan hanya itu, penambangan batubara juga banyak menimbulkan kerusakan alam di tingkat lokal. Proses penambangan batubara tidak bisa dilepaskan dari pencemaran air, tanah dan udara. Bahkan tak jarang, penambangan batubara menimbulkan konflik agraria dengan masyarakat sekitar.

Swasembada energi berbasiskan batubara jelas mengabaikan persoalan-persoalan lingkungan hidup dan sosial di masyarakat. Publik hanya akan menjadi korban dari gagasan swasembada energi Prabowo yang berbasis batubara.

Energi berbasis sawit, tebu dan singkong misalnya, juga akan mendorong ekspansi besar-besaran perkebunan skala besar di komoditi-komoditi itu. Ekspansi perkebunan skala besar sawit, tebu dan singkong seringkali menyebabkan deforestasi dan juga konflik agraria. Seringkali konflik agraria itu memicu terjadinya kekerasan negara terhadap masyarakat.

Energi berbasis geothermal misalnya, juga mendapatkan penolakan di berbagai daerah. Warga di berbagai daerah itu pada umumnya merasa terancam disingkirkan dari sumber-sumber kehidupannya akibat geothermal. Di Poco Leok, Nusa Tenggara Timur (NTT), perlawanan masyarakat terhadap perluasan geothermal telah menimbulkan beberapa tindakan kriminalisasi dan kekerasan aparat negara. Bahkan pada awal Oktober, salah satu jurnalis media lokal menjadi korban.

Singkat kata, gagasan swasembada energi Prabowo Subianto, yang bertumpu pada biofuel (sawit, tebu dan singkong), batubara dan geothermal, adalah sinyal tanda bahaya bagi warga sekitar. Prabowo Subianto telah keliru mendifinisikan persoalan energi.

Kesalahan itu berlanjut dengan kesalahan Prabowo dalam merumuskan solusi. Swasembada energi yang bersumber dari sumberdaya alam dalam pidato Prabowo di pidato pelantikannya itu adalah sebuah solusi palsu dari persoalan energi di Indonesia.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Cak Daus

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler